29. Kamu Siapa?

9.3K 847 21
                                    

Maaf... karena terkadang melupakan semuanya itu sedikit menghilangkan rasa sakit. Dan mungkin saat ini, kamu memerlukannya, melupakan segalanya.

Gadis itu mengerjap perlahan, membiasakan bias cahaya menerpa manik hitamnya yang sudah lelah terlelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu mengerjap perlahan, membiasakan bias cahaya menerpa manik hitamnya yang sudah lelah terlelap. Dia menutup matanya kuat-kuat, kemudian ia membukanya lagi, sedikit menyipitkan mata ketika manik itu terkena sinar matahari.

"Aku melihatnya semalam," ujar seseorang ketika memasuki kamar itu.
"Kedua pria tampan itu berbicara serius."

"Apakah kekasihnya yang selalu membawakan bunga daisy itu?" tanya salah satunya.

"Bukan, tapi a--ASTAGAAA!!!!!" pekik orang itu yang ternyata adalah seorang perawat.

●●●
Rita dan Andi berlari ke arah ruangan Xeryn ketika mendengar kabar jika anak gadisnya itu sudah sadar. Daniel sudah di sana, bersama Sean, Leo, Zoey. Dara dan Amel baru saja datang tak lama ketika Rita dan Andi sudah tiba.

Gadis itu menatap mereka dengan datar, tak ada ekspresi berarti.

"Lo oke?" tanya Danial membuat Xeryn meliriknya sekilas.
"Ada yang sakit?"

Gadis itu diam ... lama sebelum kemudian ia bertanya, "Ka-kamu siapa?"

Hal yang berhasil membuat semuanya tersentak kaget. Rita bergetar hebat, dia mendekat dan menyentuh pelan tangan anak itu. Hal yang membuat Xeryn menatapnya bingung.

"Xeryn..."

Gadis itu menatapnya bingung dengan kedua alis yang bertaut.
"Siapa Xeryn?"

Daniel berdiri kaku, Rita memeluk Andi dan menangis hebat. Zoey dan Leo saling tatap. Amel dan Dara saling memegang. Sean mendekat, menatapnya dengan sorot mata datar tak bisa diartikan yang membuat Xeryn balas membalasnya tak mengerti.

"Lo pura-pura?" tanya Sean begitu saja.

Xeryn sedikit terusik. "Lo siapa?"

"Ini berapa?" tanya Sean mengangkat tangan dengan jari telunjuk dan jari tengah yang berdiri.

"Dua. Gue nggak bego," jawab Xeryn begitu saja.

Satu alis Sean terangkat, menatapnya meremehkan. "Oh ya? Siapa nama lo?" tanya Sean begitu saja.

"Nama gue---" Xeryn diam. Gadis itu bingung menjawabnya.
"Nama gue---" Kembali dia tidak bisa menemukan jawabannya. Kedua alisnya tertau kuat.
"Nama-ku.... siapa?" Suara gadis itu mengecil. Ia memikirkan dengan keras. Siapa namanya? Siapa? Kenapa dia tidak bisa menemukan jawabannya?

"Lo nggak tahu siapa nama lo? Atau lo pura-pura?" tanya Sean membuat Daniel memegangnya.

"Kok lo ngegas? Emangnya lo siapa?" tanya Xeryn terganggu. Seketika kepalanya terasa sakit. Hal yang membuat ia seketika memekik.

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang