7. Tentang Xeryn

13.6K 1.2K 17
                                    

Jangan bertingkah layaknya malaikat dengan sejuta kasih sayang jika nyatanya kalian menyembunyikan pisau yang siap menikamku kapan saja.

Jangan bertingkah layaknya malaikat dengan sejuta kasih sayang jika nyatanya kalian menyembunyikan pisau yang siap menikamku kapan saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xeryn memasuki rumahnya ketika waktu sudah menunjukkan pukul 19.45. Salahkan Amel dan Dara yang sudah mengajaknya untuk berkumpul di markas mereka hingga akhirnya Xeryn lupa waktu untuk pulang.

"Xeryn, kamu melewatkan makan malam, Nak." Ucapan Rita hanya dibalas dengan tatapan singkat dari Xeryn.

Oh! Haruskah Xeryn ingatkan jika dia sudah bosan dengan segala tingkah memuakkan wanita itu?! Berhentilah berpura-pura peduli, itu terlihat menyedihkan.

"Mau Bunda siapkan makan malam untukmu?" Tawar Rita yang ditanggapi Xeryn dengan dengusan kesal.
"Tadi Bunda sudah memasak----"

"Ck. Diamlah! Gue bosan dengerin ocehan lo itu!" Suara dingin Xeryn membuat Rita terdiam.

Walau sudah berulang kali mendengar kalimat kasar dari Xeryn, tetap saja ia masih merasa sakit. Kadang ucapan Xeryn sedikit berlebihan. Namun walau bagaimana pun Rita tetap mencoba untuk memahaminya.

"Xeryn sayang, Bunda kan----"

"Tch. Gue udah bilang untuk diam. Nggak usah banyak tingkah!" Xeryn menatap Rita tajam hingga sekali lagi Rita terdiam.

"Lo udah keterlaluan!" Daniel datang sambil berujar tajam kepada Xeryn yang malah ditanggapi dengan dengusan kecil.
"Itu Bunda, Xer. Bukan temen atau musuh lo!"

Xeryn melempar tatapan meremehkan.
"Lo pikir gue peduli?"

Daniel menarik napas panjang.
"Xer, bisa nggak sih lo ngehargai Bunda? Jangan jadi pembangkang kayak gini." Daniel menasehati Xeryn yang mana hal itu membuat Xeryn berdecak remeh.

"Nggak usah sok nasehatin gue. Nggak ada gunanya! Lo pikir gue bakal patuh? Heh! Dalam mimpi lo aja itu nggak akan terjadi."

Xeryn membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar. Namun langkah kakinya terhenti oleh kalimat Daniel.

"Bisa nggak sih lo lihat orang-orang yang peduli ke elo? Jangan jadi batu, Xer. Jangan bersikap keras kayak gini. Gue peduli ke elo, Bunda sayang ama lo, Papa juga ingin jadi Ayah untuk lo. Jika lo tetap bersikap keras, gimana bisa lo lihat orang-orang yang tulus sayang dan peduli sama lo?"

Xeryn menatap Daniel dengan penuh tatapan tajam dan menusuk.
"Lo nggak tahu apa-apa, jadi berhenti bersikap menyebalkan kayak gini. Jangan nawarin surga ke gue, karena kalian yang udah dorong gue ke neraka dan buat gue jadi Iblis kayak gini."

"Xer..."

"Nggak usah sok peduli layaknya kalian benar-benar sayang, gue udah nggak percaya itu! Ngelukain gue dan buat gue jadi ancur kayak gini, kemudian bersikap peduli layaknya kalian adalah malaikat dengan sejuta kasih sayang. Hidup nggak sebodoh itu!"

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang