8. Awal Perang

12.9K 1.1K 19
                                    

Mobil milik Xeryn melaju, keluar halaman rumah keluarga Wiranto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil milik Xeryn melaju, keluar halaman rumah keluarga Wiranto. Daniel duduk di depan kemudi, sedangkan Xeryn duduk di kursi penumpang dengan wajah datar khas ketika ia sedang kesal.

"Xer..."

Xeryn tidak menyahut, ia malah mengalihkan atensi keluar jendela. Tampak jelas ia tidak tertarik berbicara dengan Daniel.

"Gue pengen ngomong ama lo, Xer."

"Emang sekarang lo lagi baca puisi?" Tanya Xeryn penuh dengan nada sinis.

Tapi rupanya Daniel sudah kebal dengan segala tingkah dingin Xeryn. Buktinya kini ia malah menanggapi omongan Xeryn dengan tawa kecilnya.

Xeryn memutar bola matanya bosan. Kadang ia berpikir kenapa Daniel begitu menyebalkan? Maksudnya, berulang kali ia memperlihatkan ketidaksukaannya kepada Daniel, tapi pria itu tidak habis akal untuk bisa dekat dengannya.

"Xer.."

"Ck. Lo kalau mau ngomong, ya ngomong. Demen banget lo manggil nama gue!" Xeryn berujar dengan nada kesal.

Daniel tidak tersinggung, bahkan lelaki itu malah tersenyum lembut. Pria itu mulai berbicara.
"Sejak awal lo masuk ke hidup gue sebagai seorang adik, gue seneng banget. Tapi nyatanya lo nggak suka dengan kehadiran gue." Daniel memberi jeda.
"Gue suka mikir, gimana caranya agar lo mau ngomong ama gue, becanda bareng, main bareng, lo ngadu ke gue hal-hal kecil, atau gue ngejahilin lo hingga buat lo kesal. Hal kecil kayak gitu pengen banget gue ukir bareng lo." Daniel menarik napasnya dalam.
"Tapi sampai detik ini, kita nggak pernah ngelakuin itu."

Xeryn terdiam mendengar apa yang tengah Daniel katakan. Pria itu menghentikan mobilnya kemudian berujar.

"Xer, gue tulus sayang ama lo. Gue pengen banget lo panggil abang atau kakak. Gue nunggu kapan lo ngadu ke gue tentang anak kelas yang ngejahilin lo. Gue pengen ngelindungi lo bahkan dari hal-hal kecil kayak gitu."

Daniel memegang puncak kepala Xeryn sambil tersenyum. Tanpa sadar satu tetes air mata jatuh dari pelupuk mata pria itu.
"Karena lo adik gue, Xer."

Daniel menatap Xeryn sesaat, sebelum akhirnya dia pergi keluar dari mobil gadis itu dan meninggalkan sang pemilik mobil yang terdiam. Terpaku dengan apa yang Daniel katakan.

●●●

Xeryn itu orangnya cuek dan nggak peduli sama omongan orang lain walau yang dibicarain itu adalah dirinya sendiri. Tapi entah mengapa, ucapan dari Daniel berhasil memengaruhinya sepanjang hari ini.

"Xeryn!"

Dara dan Amel melihat Xeryn dengan pandangan bingung, ini sudah panggilan yang entah sudah keberapa kali mereka suarakan. Namun, gadis berambut blonde dengan sorot mata yang selalu tajam itu hanya terdiam dengan pandangan kosong.

Kesal akibat tingkah bengong Xeryn, Amel menepuk cukup keras pundak gadis itu hingga membuat Xeryn tersentak.

"Damn!" Umpat Xeryn spontan karena kaget.
"Kalian kenapa sih?"

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang