[BAGIAN PERTAMA DARI UNEX-SERIES]
[TELAH TERBIT DAN PART MASIH LENGKAP]
Xeryn bukanlah gadis yang selalu menomorsatukan penampilan, wajah, ataupun tingkah laku.
Tidak!
Dia, Xeryn.
Gadis yang akan membantah jika dilarang.
Gadis yang akan melanggar ji...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gue pulang."
Sapaan dengan suara datar khas adik tiri Daniel itu terdengar bersamaan dengan derap langkah mendekat ke arah ruang makan sesuai pesan Daniel. Hal ini jelas mengundang perhatian dari orang-orang yang berada di ruangan itu. Termasuk Sean dan Juna yang seketika terbelalak kaget, tak jauh berbeda dengan Zoey dan Leo.
"Xeryn?"
Dara dan Amel yang berada di belakang Xeryn saling pandang. Memang sudah mereka duga jika hal ini akan terjadi. Xeryn yang namanya disebut memasang wajah datar khasnya. Tatapan kaget dari sahabat-sahabatnya Daniel membuatnya mendadak kaku. Terlebih Sean dan Juna. Namun tentu saja, dia adalah Xeryn yang pandai memainkan ekspresinya.
"Loh kok—?" Pertanyaan Leo terpotong dengan ucapan Xeryn.
"Sorry, gue telat."
Wajah binar Rita dan Andi membuat perasaan Xeryn menghangat.
"Nggak papa, Sayang. Ayo duduk. Kita akan mulai makan malam." Rita segera bangkit dan menghampiri Xeryn.
"Happy Anniversary." Ucap Xeryn dengan sorot mata yang menghangat.
Rita tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Segera saja wanita itu memeluk Xeryn.
Andi bangkit dan menepuk pundak Rita pelan, hal itu membuat Rita melerai pelukannya. Xeryn menatap Andi lembut, tatapan rindunya kepada sosok ayah yang membuat perasaan Andi tergerak. Tangan kanannya yang bebas terangkat menepuk lembut puncak kepala Xeryn yang membuat satu tetes air mata jatuh dari pelupuk mata Xeryn. Pertahanannya runtuh akibat rasa rindu kepada sang Ayah yang begitu besar.
Semua itu tidak lepas dari pandangan sahabat-sahabat Daniel, Amel, Dara, juga anak tertua keluarga Wiranto, Daniel.
●●● Semuanya sudah duduk melingkari meja makan, Xeryn duduk di samping Daniel, sedangkan Sean dan Juna sedari tadi tidak bisa mengalihkan pandangan mereka kepada Xeryn. Begitu banyak tanda tanya yang menghantui pikiran mereka.
