13. Tanya tanpa Jawaban

11.8K 1K 11
                                    

Daniel memasuki rumah mewah milik keluarga Wiranto dengan langkah ringan dan sesekali bersiul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daniel memasuki rumah mewah milik keluarga Wiranto dengan langkah ringan dan sesekali bersiul. Entah apa yang telah terjadi, tapi sepertinya suasana hatinya sedang baik hari ini.

Seperti yang ia katakan siang tadi, Daniel memang pulang telat. Jam makan malam sudah selesai sekitar 47 menit yang lalu.

Langkah pria itu terhenti saat ia hendak menaiki tangga menuju kamarnya, ada hal yang sudah menarik perhatian pemuda itu. Di sofa besar yang berada di ruangan tamu, terlihat Xeryn duduk santai dengan kedua telinga yang tertutupi earphone dan tangan yang memegang ponsel. Daniel memutuskan untuk mendekati adik tirinya itu terlebih dahulu.

Merasa ada yang mengisi tempat duduk disampingnya, Xeryn menoleh dan mendapati wajah tampan abang tirinya yang melempar senyum lebarnya. Namun dengan cuek Xeryn tetap melanjutkan aktifitasnya, tak berniat untuk berinteraksi lebih jauh dengan pemuda itu.

Dan memang entah sejak kapan Daniel Si Tenang bisa berubah menjadi Daniel Si Jahil, lihatlah dia saat ini mencolek-colek lengan Xeryn, berniat menarik perhatian gadis itu.

Sekali, dua kali, Xeryn tetap bertingkah jika Daniel tidak melakukan apapun, bersikap tidak peduli. Namun ketika pria itu tetap melakukan hal yang sama berulang kali, tentu saja Xeryn terganggu dan akhirnya Xeryn berdecak kesal.

"Lo kenapa sih?"

Pertanyaan itu keluar bersamaan dengan Xeryn melepas earphone miliknya. Sedangkan Daniel malah melempar cengiran tak berdosa. Decakan kesal keduakalinya terdengar dari Xeryn.

"Lebih baik lo pergi sebelum ponsel ini melayang ke wajah jelek lo itu!" Ancaman Xeryn terdengar.

Daniel melotot tak terima dikatakan jelek. Tidakkah Xeryn bisa membedakan mana wajah tampan dan mana wajah jelek? Bagaimana bisa wajah tampannya yang membuat cewek-cewek Altarik mengantri hanya untuk melihat wajahnya bisa dikatakan jelek adik tirinya sendiri? Daniel sudah menduga memang ada yang bermasalah dalam otak adiknya itu.

"Lo punya masalah mata atau otak gitu?" Xeryn mengangkat satu alisnya tak mengerti.
"Lihat baik-baik!" Daniel menunjuk area wajahnya.
"Ini adalah definisi tampan. Jika yang lo katakan jelek itu adalah wajah gue, berarti memang benar jika otak lo dalam masalah. Haruskah gue bilang ke Papa buat bawa lo ke rumah sakit saat ini?"

Xeryn menatapnya malas.
"Lo lihat ini?" Tangan kanan Xeryn berbentuk kepalan dan ia memperlihatkan kepalan itu ke pria dihadapannya ini.
"Jika lo tetap ngoceh nggak jelas dalam 15 detik kedepan dihadapan gue, kepalan ini akan melayang ke wajah yang lo sebut tampan itu." Daniel mendengus tak percaya.
"15, 14, 13....."

"Oke, gue pergi."

"10, 9, 8..."

Daniel berdesis sebal sebelum bangkit dari duduknya sambil memberikan tatapan perdamaian ke arah Xeryn yang tetap menghitung, setelahnya pemuda itu pergi dan menuju kamarnya.

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang