11. (Tidak) Menyebalkan

12.6K 1.1K 23
                                    

"Mastiin kalau adik gue nggak papa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mastiin kalau adik gue nggak papa. Karena abangnya khawatir."

Suara bariton milik Daniel membuat perasaan hangat seketika Xeryn rasakan. Ini diluar kendali dan ini tidak biasa. Interaksinya dengan Daniel tidak pernah sejauh ini, karena baginya Daniel tidak lebih dari orang asing yang masuk ke dalam kehidupannya.

Namun, sejak di mobil tadi, entah apa yang membuat Xeryn melemah pada pria itu. Semuanya seketika berubah. Dan faktanya, Xeryn tidak terganggu akan hal itu. Seketika semuanya menghangat, seketika pula jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Sebelum rasa ini bertindak lebih jauh, Xeryn segera membuang pandangannya dan berujar.

"Ngaco lo!"

Setelah mengambil kunci mobil dari tangan Daniel, Xeryn segera berjalan keluar kelas. Sedangkan Daniel, lelaki itu hanya tersenyum kecil sambil bergumam.

"Adik gue manis ya."

●●●

Sean menatap ke luar jendela kelas, pandangannya kosong tapi jelas pikirannya tengah menjelajah. Sean tidak pernah berpikir akan ada hal yang mengusiknya lebih dari sahabat-sahabatnya. Tidak dengan orang tuanya, atau keluarganya.

Bagi Sean, sahabat-sahabatnya lebih utama dibanding apapun. Dan itu pula yang membuat hati Sean beku akan hal-hal yang berhubungan dengan cinta, wanita, atau hal lain tentang romantisme.

Itu menjijikan.

Namun, kali ini. Si murid baru itu berhasil membuat pengecualian akan hal ini dan Sean benci fakta tersebut.

Bagaimana bisa Si murid baru yang bahkan penampilannya tidak cantik sama sekali, terlebih tidak mencerminkan keanggunan dan sisi feminim yang biasa menjadi ciri khas seorang wanita bisa menjadi pengecualian akan hal yang selama ini Sean tutup rapat-rapat.

Tidak, maksud Sean, yeah memang ini belum jauh hingga masuk kategori falling in love atau sesuatu yang seperti itu. Hanya saja, jelas Sean tidak pernah memikirkan tentang seorang wanita lebih dari sekarang.

Sejak insiden di kantin tadi hingga saat ini, bayang-bayang akan si murid baru itu terus terngiang-ngiang dalam benak Sean. Ah, fakta menyedihkannya lagi, si murid baru itu memang sudah menghantuinya tepat saat mereka berdebat kali pertama. Dan Sean benar-benar tidak ingin mengakui fakta itu.

"Aish! Sial!"

Leo dan Zoey yang sedari tadi hanya diam sambil memainkan ponsel mereka menoleh, menatap Sean yang kini mengacak rambut hitamnya sambil sesekali berdecak kesal.

"Lo kenapa?" Tanya Zoey karena bingung dengan tingkah sahabatnya itu.

Sean tersentak akibat suara Zoey, ia menoleh sambil memberi pandangan bingung.

"Lo kenapa?" Ulang Zoey melihat pandangan bingung yang Sean berikan.

"Ah? Nggak." Sean berdehem untuk menutupi apa yang sebenarnya ia pikirkan.

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang