5. Penghinaan

14.7K 1.2K 11
                                    

Sebab hidupku bukan untuk memuaskan semua orang.

Xeryn memberikan tatapan datar kepada cowok yang kini berdiri di sampingnya sambil tersenyum lebar.

Dia, Zoey.

Salah satu pangerannya Altarik yang menurut Xeryn nggak ada spesialnya sama sekali hingga bisa membuat Zoey masuk kategori "pangeran", selain modal tampan dan uang doang.

"Hey, kayaknya gue baru lihat lo deh." Zoey berujar sebelum kemudian mengulurkan tangannya.
"Gue Fransisco Zoey Williams, panggil aja Zoey. Bisa gue tahu nama lo?" Zoey mengakhiri itu dengan senyum menggodanya yang kemudian disambut teriakan khas anak-anak cewek.

Xeryn mengangkat satu alisnya dengan pandangan tak minat.
"Gaje lo."

Zoey memberikan pandangan tak percaya akan respon gadis itu. Dan makin tak percaya ketika gadis itu bangkit sambil berlalu menginggalkannya yang diikuti oleh Dara dan Amel sambil memberikan tatapan menghina, seolah lewat tatapannya mereka mengatakan poor-you-Zoey

●●●
Para pangeran melihat bagaimana proses perkenalan yang dilakukan Zoey dan mereka juga tahu Zoey jika tanpa basa-basi, pria itu di tolak oleh si murid baru.

"Gila! Dia nolak Zoey, guys." Suara Leo terdengar heboh.

Pria itu geleng-geleng tak percaya melihat bagaimana dengan percaya dirinya cewek itu bangkit dan meninggalkan Zoey yang mematung.

"Sudah gue duga." Ujar Daniel menimbulkan tanda tanya dari sahabat-sahabatnya.

"Lo kenal ama dia?" Tanya Juna menyadari ada yang tidak mereka ketahui disini.

"Hm."

"Siapa dia?" Tanya Sean.
"Mantan lo? Atau..."

"Dia Xeryn. Axerynda Lenanta Atmandja." Jawab Daniel memperkenalkan gadis itu
"Dia bukan pacar gue atau mantan gue." Sambung Daniel memperjelas.

Zoey datang dengan wajah datarnya. Tidak ada ekspresi berarti yang ditampilkan lelaki itu dan yang lain hanya diam. Mereka tahu siapa Zoey. Dan dalam sejarahnya, nggak ada yang bisa menolak pria itu, karena dia Zoey. Si penakluk wanita.

●●●
"Gila Xer, lo nolak kenalan ama Zoey." Amel berujar heboh sambil bertepuk tangan.

"Apa kerennya coba?" Tanya Xeryn tak mengerti.
"Gue nggak suka, makanya gue perlihatkan ketidaksukaan gue ke dia. Lebih tepatnya ke mereka. Dan gue nggak mau munafik dengan pura-pura tertarik sama para pangeran itu." Dengan jelas Xeryn menekan kata para pangeran dalam kalimatnya.

"Gue setuju ama lo!" Timpal Dara sambil merangkul Xeryn dan memberikan senyum miringnya.

●●●
Ini istirahat kedua maka jangan heran mengapa banyak siswa-siswi yang terlihat berkeliaran di luar kelas. Begitu pula dengan para pangeran. Mereka terlihat sedang berjalan menyusuri koridor kelas XI IPS yang nantinya di ujung koridor itu adalah taman terluas di Altarik. Selain banyak bunga-bunga yang khas, di taman itu juga ada kolam ikannya.

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang