22. Lo Cari Masalah

9.6K 890 25
                                    

Sebangsat-bangsatnya gue, gue masih tahu batasan untuk tetap jaga kehormatan gue sebagai perempuan.
Axerynda Lenanta Atmadja—

Xeryn berjalan mantap ke arah kelas XII IPA 2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Xeryn berjalan mantap ke arah kelas XII IPA 2. Kelasnya si Monica Venesia. Ia bisa melihat gadis itu sedang mengecat kukunya dengan teman-temannya yang duduk mengelilingi gadis itu.

Xeryn berjalan terus dan ketika ia sampai, tanpa aba-aba langsung menendang kuat meja di depan mereka hingga terjatuh, dan tentu saja hal tersebut membuat gadis-gadis itu heboh.

"Aahh!!!"

Xeryn bersedekap dada, dalam hati ia mengumpati reaksi cewek-cewek itu. Cih, tipikal cewek manja yang alay.

"LO!" Tunjuk Monic ke arah Xeryn tak menyangka.
"LO GILA? LO NGGA TAHU SIAPA GUE, HAH?" Teriak Monic berlebihan.

Xeryn menatapnya datar, tak ada guratan penyesalan di wajahnya. Selanjutny Xeryn maju, menarik kerah kemeja Monic yang membuat gadis itu takut.

"Itu hadiah dari gue." Ujar Xeryn dengan nada rendah.
"Makasih lo atas hiburannya, gue sangat terhibur." Xeryn kemudian memainkan rambut Monic yang menambah kegugupan gadis itu.
"Lo mau rasain jambakan gue lagi?" Tawar Xeryn penuh arti.

Xeryn melepaskan Monic, kemudian memberikan tatapan intimidasi yang membuat orang-orang di kelas itu tak berani mendekat. Bahkan yang berada dalam jarak yang cukup dekat langsung menjauh. Tak ingin terlibat apapun dengan mereka.

"Lain kali kalau ngasih pelajaran ke gue yang menantang dong." Kata Xeryn membuat Monic mengulum bibirnya ke dalam, tak tahu harus menjawab apa.
"Tiga orang tadi nggak bisa menghibur gue lebih lama, cepat banget kalahnya." Xeryn berujar santai, kemudian ia bersedekap dada.
"Oh ya, yang satu tangan kanannya patah dan kakinya gue tebak masih bisa dipakai jalan. Satunya lagi mata kananya semoga aja nggak buta tapi kaki kirinya patah kayaknya. Dan yang satu nggak parah-parah amat, hadiah sih karena dia udah kasih tahu gue siapa si pengecut yang nggak bisa lawan gue langsung." Jelas Xeryn ringan membuat Monic terbelalak kaget.
"Jadi, lo mau patah tulang atau luka-luka kayak mereka?" Tanya Xeryn sambil menyeringai berbahaya

"LO SETAN!!" Teriak Monic membuat Xeryn makin mengeluarkan aura berbahaya.

"Lo yang datang dan buat panggung untuk gue, jadi gue hanya nikmatin aja pertunjukannya." Ujar Xeryn ringan.
"Harusnya lo ingat kalau gue udah pernah ngilangin nyawa orang, ngelayani lo yang bahkan nggak bisa nendang lawan adalah hal mudah bagi gue."

Xeryn kemudian menunduk, berujar dengan nada rendah tapi penuh ancaman.
"Lo mau ke UKS dulu atau langsung ke rumah sakit? Atau mau langsung gue kirim untuk ketemu langsung sama Tuhan? Mau yang mana?"

Monic bangkit, mendorong Xeryn dan siap melayangkan tamparan. Tapi Xeryn dengan mudah menghindar, ia bahkan hanya menggerakkan tubuhnya mundur, tak ada gerakam lebih.

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang