21. Ajakan dan Hadiah

10.1K 871 22
                                    

Kalian jelas tahu jika Xeryn orangnya tidak mau ribet, terlebih jika harus berurusan dengan hal-hal merepotkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian jelas tahu jika Xeryn orangnya tidak mau ribet, terlebih jika harus berurusan dengan hal-hal merepotkan. Maka, ketika Juna mendatanginya di kelas dan mengatakan bahwa ia harus ikut rapat nanti pulang sekolah di aula pertemuan, Xeryn menolak tegas.

"Gue nggak mau!"

Yang membuat Xeryn kesal setengah mati, bukan hanya Juna yang memaksanya ikut rapat, tapi Leo dan Zoey juga.

Astaga!

Apakah mereka lupa sedang berurusan dengan siapa?

Dia Xeryn, dan tidak ada sejarahnya ia bakal "iya-iya" aja dengan ajakan seseorang.

"Ayolah Xer, lo itu belum ada partisipasi sama sekali di sekolah ini." Bujuk Leo membuat Xeryn menatapnya datar.

"Nggak!" Tolak Xeryn tak bergeming.

"Gue aduin sama Daniel lo!" Zoey mengancam walau nyatanya percuma.

"Bodoh."

Xeryn mendengus kemudian pergi meninggalkan mereka yang mengerang kesal karena tidak berhasil membujuk Xeryn.

●●●
"Xeryn nggak mau ikut." Ujar Zoey sambil mendudukkan dirinya.

Leo dan Juna menghela napas ketika mendengar ucapan Zoey.

"Tuh anak keras kepala banget." Sean berujar kesal.

"Adik gue noh!" Seru Daniel yang baru saja memasuki ruangan.

Mata Juna seketika berbinar.
"Niel, lo yang ajak sana. Barang kali dia mau."

Daniel mendengus.
"Walau gue abangnya, dia nggak bakal iya-iya aja."

"Coba elah." Desak Leo

"Jangan berharap ketinggian. Dia orangnya memang nggak suka dipaksa." Daniel mengingatkan.

"Coba aja dulu." Desak Leo lagi membuat Daniel mendengus.

"Kan lo juga belum coba." Kini Zoey yang membujuk.

Akhirnya Daniel mengangguk.
"Nanti bakal gue coba deh."

●●●

Daniel mendatangi kelas Xeryn yang memang kebetulan sedang jam kosong. Ia bisa melihat gadis itu sedang tidur dengan wajah yang ia sembunyikan di lipatan tangannya.

Amel dan Dara sudah tidak ada di tempat, pasti bolos dan Daniel tidak peduli akan hal itu.

"Dek."

Daniel menekan-nekan pundak Xeryn, bermaksud membangunkan tapi juga takut jika gadis itu bangun dan mengamuk padanya.

"Xer.." Panggil Daniel lagi, masih tetap dengan mode was-was.

"Ck." Xeryn berdecak, perlahan ia menguap dan mulai membuka mata.
"Ngapain lo?"

Unexpected✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang