|2.1|

78 19 76
                                    

Dia memang bukan pacarku.
Tapi dia adalah milik ku.
Dan kepunyaan lebih tinggi kuasa di banding status belaka.
~Someoneinhere

Play now- Love Shot • Exo

***

Kainan berdecak, tangannya tetap memantulkan bola orange ke lantai lapangan. Sepi, semua sudah pulang, dan ia terbiasa dengan suasana ini. Berpacaran dengan bola basket...

Ya kali.

Shoot and...

Bola itu masuk ke dalam ring. Kainan tersenyum miring sambil berjalan kearah tribun penonton yang tentunya tidak ada orang juga. Sekarang sudah pukul 5 sore.

Ponselnya berdering tepat saat dirinya meminum sebotol air mineral. Kainan mengambil ponsel itu, lantas mendengus ketika mendapati nama matt(i) tertampang di layar.

Kenapa harus dia? Ck!

Sekali, Kainan me-reject. Kedua kali pun sama. Tiga kali Kainan mendelik malas, mengabaikan dan memilih meminum air minumnya lagi. Ia merenung sejenak, sudah beberapa hari mereka tak bersama lagi.

Naeyla-nya berubah, bahkan lebih dari pada dulu dengan Matt. Tak apa, Kainan justru senang bila gadis itu sudah mulai bereaksi dengan anak laki-laki lain. Ia tak mau dianggap sebagai pengukung lagi, biarkan saja.

Emang siapa dirinya? Sahabat kan? Yayaya, begitu.

Jangan pernah menyangka jika Kainan Aldeo Alazar menyukai seorang Naeyla Anne Elfano, tidak bukan begitu. Kainan menyayangi gadis itu, anggap saja sebagai pengganti Navya, adik perempuan nya yang sekarang sudah tenang di sana.

Kainan menundukan kepala, kenangan lama itu menyeruak memenuhi memori. Kainan tak ingin mengingat. Seharusnya itu sudah pudar, karena bagaimanapun itu terjadi saat ia masih sekitar 6-7 tahun, Kainan lupa lagi.

Hal yang mengharuskan keluarga Alazar pindah dari sana.

Mengeyahkan bayangan tentang Navya. Percuma, hanya menyakiti terutama Safia, ibunya.

Ponselnya berdering kembali. Matt sialan!! Kainan mengumpat dalam hati.

Matt(i)
Angkat, sial.

Kainan A

Gak berat.

Matt(i)
Jangan macam-macam, Kainan.
Kau harus ingat siapa aku.

Kainan A
ingat, kau adalah laki-laki tak tahu diri.
Jadi jangan banyak bacot.

Kainan mengetik dengan emosi penuh, tak peduli dengan Matt yang mungkin tak mengerti jika ia tengah mengumpat karena cowok bermanik ocean tajam itu baru sekali belajar, itu pun bahasa baku.

Jadi, itu keuntungan bagi Kainan bukan? Ia jadi bisa mengumpat sesuka hati pada Matthew tanpa cowok itu ketahui artinya. Bodo amat juga sih kalau tahu. Kainan tertawa jahat.

"Lo itu beneran dia bukan sih?"gumam Kainan lirih, merenggangkan otot-ototnya lalu mengacak rambut kecoklatan yang penuh dengan keringat. "Kalau iya, kalian harus saling tahu. Kalau bukan, dimana pun lo berada sekarang. Lo harus tahu, orang yang gue sayang rindu sama lo."

Just a Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang