|2.8|

97 16 76
                                    

Ada yang nungguin g?











Playnow - Little Things • One Direction
****

"Ma, eyum."

"Ma, en tu."

"Ah lucunya, anak siapa sih kamu. Hm, nih mainannya."

"Cup cup, ngantuk ya? Ayo bobo yuk sama Mama."

Anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun itu memandangi sang mama dan adiknya dalam diam. Ia rasa, sang Mama hanya menyayangi adik kecilnya saja. Karena sebagaimana yang Raffa perhatikan, hanya bocah berusia satu tahun lebih 2 bulan itu yang di temani Mama.

Raffa kan juga mau.

"Mama, kakak juga pengen ditemenin bobo."Anak itu merajuk sambil menggoyangkan lengan ibunya. Tak digubris sama sekali, Venya justru sibuk mengurusi si bungsu yang begitu rewel digendongan.

Raffa mendengus kecil. "Mama ihh."

"Sebentar Raffa, tunggu dulu."Venya menoleh sejenak. "Mamanya boboin dede kecil dulu, nanti Mama temenin Raffa. Udah bisa bobo sendiri kan? Atau minta temenin papa dulu."

Anak tk itu memalingkan wajah, berjalan keluar dari kamar ibunya dengan kaki terhentak. "Gatau ah, Mama sayangnya sama Ayel doang."

Wanita 26 tahun itu meringis kecil. Bingung, kenapa anak-anak sering kali berpikir jika tak menemani berarti tak sayang. Haish, sedangkal itu. Ia memaklumi, anak sulungnya itu baru berusia 5 tahun beberapa hari lalu.

Tak perlu dipusingkan, ia hanya perlu meminta Ramon membelikan mobilan baru untuk Raffa. Anak itu pasti tidak merajuk lagi. Venya menoleh, memperhatikan wajah bayi polos didekapannya.

Ah, rasanya benar-benar menenangkan.

Ia tak tahu harus merasa apa. Terkadang lelah dan jengkel, ternyata mengurus anak bukanlah hal yang mudah, apalagi tukang ngambek kayak Raffa atau cengeng seperti si bungsu, tapi ada kalanya perilaku mereka membuat hati rasanya begitu bahagia. Hanya dengan melihat gurat wajahnya saja, terasa begitu menenangkan.

Raffa menyipitkan mata, mengintip dari celah lubang kunci. "Tuh kan benerl mama sayang sama ayel doang. Gamau nemenin Rlaffa bobo. Huu."ucapnya setengah menggerutu.

"Kamu ngapain ngintip disitu?"

Raffa terperanjat kaget, mengelus dada. "Papa ngagetin mulu."

"Haha, habisnya ngapain ngintip ngintip begitu. Diintip balik sama wewe gombal eh gombel baru tau rasa lho."Pria itu meletakan tas kerjanya dilantai, lantas berjongkok menyetarakan tinggi tubuhnya dengan sang anak.

Just a Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang