DOR !
Shinsuke melihat jatuhnya Hajime setelah ditembak. Ia terdiam sejenak—ia terkejut, tidak menyangka kalau laki-laki galak itu mendapat peran hantu. Entah apa yang Shinsuke pikirkan ketika melihat Hajime yang sudah tak bergerak di tengah lapangan.
Seolah tersadar akan sesuatu, Shinsuke mempercepat langkahnya. Pergi dari koridor yang berada diantara toilet dan gedung kelas.
🐺
Morisuke mendapat karakter yang membebani. Ia tidak suka dengan kartu karakter yang ia dapat, dan merasa tidak nyaman ketika memainkan peran itu.
Ia bersembunyi di bawah meja kelas C. Untungnya Morisuke cukup kecil untuk muat masuk ke dalam meja.
🐺
Yui tidak bersembunyi bersama Yukie lagi. Sebelum moderator mengumumkan bahwa malam telah tiba dan menyuruh mereka sembunyi, keberadaan Yukie tidak dapat ia temukan. Entahlah, sepertinya Yukie sudah lebih dulu berlari.Ini mungkin juga yang terbaik. Sebaiknya mereka bersembunyi sendiri-sendiri, supaya tidak salah memilih rekan sembunyi.
Yui memilih bersembunyi lagi di toilet wanita atau sekitarnga. Ia merasa itu tempat yang aman.
Setelah menutup dan mengunci pintu, Yui bersembunyi di ruangan penyimpan alat bebersih. Ia berjongkok dan menutupi kepalanya dengan kedua tangan sambil berharap werewolf tidak datang menghampirinya.
🐺
Sama seperti Morisuke, Satori juga mendapat peran yang membebani. Tapi, yah, ia tidak keberatan dan merasa tidak nyaman. Toh, ini hanya permainan semata.
Satori santai sekali. Saking santainya, ia bahkan hanya bersembunyi di balik pendopo yang berada tidak jauh dari lapangan. Dengan hanya duduk di kursinya, werewolf bisa dengan mudah menemukan Satori.
"Heh, bego, ngapain sembunyi disitu?!" tanya Eita sambil berbisik.
Satori menggelengkan kepalanya, "Gapapa kali. Kalo werewolfnya ga milih gue sebagai target, dia gabakal nyerang walaupun ngeliat gue."
"Maksudnya, werewolf gabakal makan selain orang yang dia targetin sejak malam dimulai. Jadi, ya, kalo dia ngeliat gue tapi targetnya bukan gue, gue selamat." ujar Satori sekali lago.
Eita membentuk ekspresi jelek di mukanya. "Sumpah lo nyari mati banget," ujarnya sambil berlari pergi dari pendopo.
Satori tidak menjawab. Matanya menatap datar Hajime yang sudah tidak bernyawa 13 meter di depannya.
🐺
Sudah 20 menit sejak malam datang—Yui menghitungnya dengan stopwatch di jam tangannya. Sedari tadi ia tidak mendengar auman serigala, sepertinya werewolf tidak menyerang ke daerah sini.
Yui membuka pintu, beranjak keluar. Baru lima langkah, tiba-tiba ia mencium bau busuk yang menyengat. Sontak, Yui kembali mengumpat di balik dinding.
Ia menjepit hidungnya dengan tiga jari, gemetar saat mendengar langkah sesuatu yang besar di belakangnya. Yui tidak berani melihat ke belakang, yang sudah dapat dipastikan mayat target yang dimakan werewolf.
Setelah berdiam ketakutan di balik dinding, akhirnya makhluk itu pergi. Yui bernapas lega ketika langkah suara di belakangnya semakin lama semakin kecil. Ia memberanikan diri, melongokkan kepala ke belakang.
Betapa terkejutnya ia ketika melihat Asahi berdiri di depan mayat. Sepertinya itu mayat Takahiro Hanamaki.