Daichi berhasil memisahkan Hayato dan Yui, "Jangan pake emosi sekarang. Kita tinggal bertujuh. Kita harus tau gimana caranya supaya selamat, at least."
Tetsurou memperhatikan Daichi sejenak. "Sawamura, lo anak Jaksel, ya? Ngomongnya nyampur gitu,"
Daichi buru-buru melayangkan tendangan ke kaki Tetsurou. Gak penting banget pernyataan makhluk itu.
"Oh, ya." Satori membuka mulut, kepalanya didongakkan, "Clue dari Iwaizumi ada dimana?"
"Itu dia yang daritadi gue cari," balas Morisuke sambil menunjuk bagian bawah tiang ring basket, "Biasanya ada disana, tapi sekarang gak ada."
"Sugawara yang biasanya nemu. Ya tapi anaknya aja udah gak ada sekarang." sambung Daichi.
Beberapa menghela napas gelisah. Bagaimana kertas petunjuknya bisa tidak ada?
Eita menggaruk tengkuknya, "Kok gak ada—"
"YA MANA KITA TAU,"
Dihadiahi teriakan. Blackmist yang malang.
Beberapa lama kemudian, Hayato masih ngotot mau gantung Yui.
"Aduh, gue serius ini!" ujar Hayato kesal, "Gue jujur, deh, supaya lo-lo pada percaya!"
Enam pasang mata menatap Hayato Ikejiri dalam-dalam.
Hayato menarik napas perlahan.
"Jadi gini. Gue pernah main werewolf juga, bareng temen-temen SMA, dan kejadiannya persis kayak gini," ujarnya lantang. "Persis banget. Kami main jam 9 malam di lapangan belakang sekolah, saat kegiatan motivasi menginap. Kami keluar dari barisan secara diam-diam, lalu bermain permainan ini."
"Wah, parah lu, main cabut aja pas kegiatan sekolah!" Tetsurou memotong perkataan Hayato.
Dihadiahi death glare, "Cot." ujarnya, "Tiba-tiba kartu moderator hilang, dan tubuh kita dikendalikan seseorang— bukan. Mana ada orang yang punya kekuatan untuk merubah manusia jadi serigala? Sinting."
Daichi melirik pergelangan Hayato sekilas. Ia bercerita dengan tangan tetap di pundak Yui, menjaga supaya perempuan itu tidak kabur.
"Lo inget Tamagawa?" Hayato menoleh ke Daichi, bertanya.
Daichi mengangguk.
"Dia meninggal di permainan itu. Karakternya gunner, gue masih inget banget. Dia nyaris nembak gue, yang waktu itu berperan sebagai guardian! Gak bener banget jadi gunner. Tapi itu gak penting. Yang pertama kali ngusulin buat main itu—siapa ya, anjir?"
"Lah, lupa dia."
"Niat cerita, gak, sih?"
"Aaah, itu lah pokoknya! Dia bule, anak baru yang nempel sama gue mulu sejak pindah.
"Di malam keempat, kami memutuskan untuk menggantung si bule tadi. Kata seer, dia itu werewolf," lanjut Hayato. "Ternyata, bukan. Justru dia seer-nya. Kami baru saja menggantung seer."
"BRO??? LU GOBLOK BANGET!"
"Iya emang."
"Tapi kami tidak menyesal. Permainan langsung selesai tepat setelah si bule sempurna tergantung," Hayato menutup kisahnya.
Hening sejenak.
Morisuke berdehem, "Kesimpulannya, lo beranggapan bahwa menggantung si pencetus permainan, akan menghentikan teror-nya?"