─ ribut lagi

3.7K 776 314
                                    

Malam telah tiba, silakan bersembunyi.

Daichi dan yang lainnya sudah pergi, menyisakan Yui di tengah lapangan. Terduduk dengan tangan memeluk lengan Yukie. Matanya berair.


Sembunyi, sialan. Aku bisa membunuhmu sekarang juga karena tidak mematuhi aturan,












"Kenapa lo ngebunuh Yukie?" tanya Yui kemudian.


Tidak, aku tidak membunuh siapa pun.

❛❛ Kalian sendiri yang saling membunuh dan untuk Yukie, peluru yang membunuhnya. Peluru terbuat dari timah yang berasal dari tanah. Tanah itu bagian dari alam. Yukie mati secara alamiah, kasus selesai.

Tentu saja jawaban asal seperti itu tidak bisa diterima.






Daripada nangisin orang kayak gitu, mending kamu sembunyi. Tempat kamu duduk itu rawan banget dilihat werewolf.

❛❛ Kamu mau kalah? Mau mati? Jangan, dong. Enak aja. Kamu yang memulai permainan ini, jangan kabur.

Dada Yui semakin sesak.

🐺

Morisuke merasa seseorang mengikutinya. Ia berhenti sejenak. Lalu menoleh.

" ... Daichi,"

Suaranya melemah. Morisuke kembali membelakangi Daichi.

"Lo ngapain?"

"Ngikutin elo."

"Oh."







" ... Lo guardian, ya?"

"Tau darimana?"

"Karena cuma guardian yang harus mengikuti targetnya,"

Daichi mengangguk.

Morisuke ikut mengangguk, lalu berbalik sambil mengeluarkan beberapa lembar kertas. Kalau diperhatikan, itu kertas-kertas petunjuk dari Iwaizumi.

"Kita ngobrolin clue aja gimana?" ujar Morisuke, "Gue butuh pendapat lo tentang yang ini."

Daichi mengangguk lagi. Keduanya sibuk melontarkan pendapat.

🐺


Pagi telah tiba. Tidak ada korban, guardian melindungi orang dengan benar.

Berkumpul ke lapangan, sekarang.











Hening.

Ketika semua sudah berkumpul, tidak ada yang berniat untung membuka pembicaraan. Mungkin karena mereka sudah tinggal sedikit.

Hanya tujuh orang dari delapan belas, itu parah.

Keadaan menjadi canggung luar biasa.

Morisuke dan Yui yang diam saja sambil menatap tempat berdiri, Hayato dan Eita yang ikut diam sambil meletakkan tangan di saku celana, Satori yang sibuk memainkan ponsel, Tetsurou yang malah heboh menangkap nyamuk yang berdengung di telinganya, dan Daichi yang terganggu dengan kegiatan teman-temannya.

Jujur saja, keadaan hening nan canggung itu sangat dimusuhi Daichi.








"Ehm, guys?" panggil Daichi, berusaha mengumpulkan fokus teman-temannya.

Beberapa menoleh, beberapa tetap di aktifitasnya.

"Ayo diskusi ...?" perkataannya tergantung.

"Gak perlu diskusi," ujar Hayato. "Yui," lanjutnya, "Lo gak pantes hidup setelah ini."


Yui menoleh, terkejut.

"Lo yang mulai permainan ini. Lo yang harus mati."

Tubuhnya gemetar. Yui tidak bisa menatap mata teman SMP-nya.

"Nah, sekarang langsung gantung, aja, ya." Hayato meletakkan kedua tangan di pundak Yui, lalu menuntunnya ke tiang gantung.

Yui lantas memberontak, meskipun suaranya tidak yakin. "Kenapa?!"



"Lo bersalah!" bentak Hayato, "Bukan moderator yang bikin kita kesusahan, tapi elo!" lanjutnya. "Liat!"

Hayato menunjuk jasad teman-teman mereka yang sudah mati digantung.

"Secara gak langsung, lo yang bunuh mereka. Jadi, lo harus mati! Mata dibalas mata, nyawa dibalas nyawa!"

Yui menjerit kesakitan. Cengkraman Hayato di pundaknya sangat erat dan keras.

"Woi, Ikejiri!"

"Sabar, woi, sabar!"

"Gak bisa! Gue mau Yui digantung!"

"Kenapa? Atas dasar apa?"

Kepala Hayato memiring, "Atas dasar apa? Atas dasar dia yang bikin mereka mati! Dia yang ngajak kita main, dia yang salah, dong!" ujarnya. "Mungkin kalo kita gantung dia, permainan bakal selesai. Dia, kan, yang memulai."

Daichi menarik tangan Hayato dari pundak Yui, "Tapi gak bisa gitu. Yui juga temen kita."

"Tapi dia yang mulai, Chi! Dia yang mulai dan dia masih hidup sampe sekarang. Emang itu gak aneh?"

Perdebatan terjadi. Banyak yang tidak setuju dengan Ikejiri, tapi ada juga yang diam dan hanya memperhatikan.

Satori salah satunya.

Ayo berantem. Aku gak suka liat kalian rukun.

Anak wikihow emang gini, y.










"Daripada itu, kenapa kita gak diskusi biasa aja?" ujar Eita, berusaha menengahi.

Abaikan kalimat paling terakhir. Keadaan justru jadi lebih parah.

"Oh, lo ngebela dia? Eh, bacrit, ya, gue kira lo sepemikiran sama gue!"

"Sabar, woi, sabar! Gak usah pake urat, nanti jadi bakso!" teriak Tetsurou.

werewolf games. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang