─ mengheningkan cipta

4.7K 850 320
                                    

Nama; Matsukawa Issei. Status, meninggal. Karakter, villager.

Takahiro yang sembunyi di kelas A-1 terbelalak. Issei Matsukawa? Teman merecehnya itu, kan?

Dia ... ?

Sebelum terdengar pengumuman dari Moderator mereka, Takahiro bergegas keluar dari tempat persembunyiannya. Berlari ke lapangan tempat mereka berkumpul sebelumnya. Di tengah perjalanannya menuju lapangan, ia berpapasan dengan Hajime.

"Tadi gue liat pada ke gedung B," ujar Hajime. Tanpa berbicara lagi, keduanya berlari ke tempat teman-teman mereka berkumpul.

🐺

Benar, Issei ada disana.

Tepatnya, mayat Issei.

Dari pundak sampai perutnya terdapat bekas cakaran besar. Darah menggenang di sekitar tubuh yang kaku.

Kiyoko datang membawa kain. Ia menutupi tubuh Issei dengan kain itu. Tidak tertutup semua, kainnya tidak cukup panjang. Menyisakan bagian kaki.

Sambil menyatukan kedua tangan, Kiyoko berkata, "Ayo berdoa."

Semua serempak menoleh, memperhatikan Kiyoko yang menutup matanya, mulai berdoa. Daichi mengangguk lemah, ikut berdoa. Disusul yang lain, juga ikut berdoa.




Rasanya baru beberapa menit yang lalu mereka mengerjakan berbagai proposal dan laporan, kelelahan, beralih bermain kartu, kemudian suara aneh datang dari speaker. Sekarang dua teman mereka sudah meninggal saja.

🐺

Huh, dasar penuh drama. Asal kalian tahu ya, orang yang makan Matsukawa itu ada diantara kalian.

Diantara kalian, ada yang mendapat kartu werewolf. Merekalah yang menerkam dan memakan Matsukawa.

"Itu siapa, sih? Kenapa tiba-tiba jadi gini?" tanya Yukie sambil terus mendesis tidak suka.

Cukup! 10 menit diskusi, selesai. Kalian mau gantung orang hari ini?

"KITA BAHKAN BELOM DISKUSI SAMA SEKALI!"

"Gantung orang? Maksudnya lynch?" bisik Asahi. Koushi mengangguk.

"Eh gamau lah! Yakali..," ujar Tooru.

Ya sudah. Hari pertama, tidak ada warga yang digantung. Tapi hari kedua, kalian harus menyiapkan mental untuk menggantung salah satu teman kalian.

Pastikan kalian menggantung orang yang benar.

Malam telah tiba. NGUMPET SANA LO PADA!

🐺

Tooru menarik Hajime, mengajak sembunyi bersama. Hajime menolak, lebih memilih untuk pergi sendiri.

"Jangan bacot, Hajime! Jangan sok-sokan bisa jaga diri sendiri!" ujar Tooru dengan kurang ajarnya.

"GUE EMANG BISA JAGA DIRI SENDIRI!" kan.

"Yaudah sih, apa salahnya sembunyi bareng temen sendiri?" Tooru bersungut-sungut, "Jangan-jangan, lo curiga gue werewolf nya ya?!"

Hajime menghela napas kesal, "Iya lah. Gaada yang bisa dipercaya di permainan ini, Oikawa."

Tooru berseru tidak terima. Mulai berpidato panjang lebar mengenai dirinya dan Hajime yang sudah berteman sejak jaman menyusun lego—maksudnya taman kanak-kanak—dan Hajime tidak mendengarkan sama sekali, tapi ia membiarkan Tooru mengikutinya.

❝ Seer, pikirkan orang yang ingin kau terawang!

Guardian, tunjuk orang yang akan kau lindungi!

Blacksmith, kau mau menebar serbuk besi? Acungkan jempol untuk Ya, dan kebalikannya untuk Tidak.











Ghost, cepat ke lapangan! Waktumu sudah habis!

Tooru mengangkat kepalanya. Pidatonya terhenti.

Sesuai peraturan, ghost pasti akan mati di malam kedua. Ia akan memberikan clue siapa werewolfnya untuk kalian besok pagi,






"Gue baru inget kalo Suga masukin ghost." Tooru bergumam pelan, "Kasian banget, ya. Berarti dari awal si ghost udah tau kalo dia bakal mati, walaupun ga dimakan werewolf."

Hajime mengangguk. Ia berdiri.







"Gue hantunya." jawab Hajime.

Tooru menatap tidak mengerti.







"Tenang aja, gue bakal kasih clue paling gampang supaya kalian cepet nemu werewolfnya." lanjutnya mantap.

"Eh? Tunggu, Hajime—"



Hajime sudah lebih dulu berjalan, meninggalkan teman masa kecilnya di belakang. Sesampainya di tengah lapangan, ia mengangkat kepalanya.















DOR!

Cepat sekali, secepat angin.

Darah mengalir dari kepalanya. Hajime Iwaizumi roboh.

werewolf games. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang