─ ayah beranalisis

4.3K 815 255
                                    

Daichi pergi ke lantai empat, dan bersembunyi di kelas F. Ia duduk di lantai dengan menggeser meja ke hadapannya. Dengan begitu, Daichi tidak terlihat ketika ada yang membuka pintu.

Sebenarnya, dari tempatnya bersembunyi ini, Daichi bisa melihat seluruh keadaan area permainan.

Ia bisa melihat Eita yang bersembunyi di gedung D kelas A, Tporu yang melamun di meja kelas E, Shinsuke yang berjalan di lorong antar gedung, Asahi yang duduk di belakang pohon mangga- apa dia sedang bermimikri?

Daichi juga menangkap sosok Kiyoko yang berada di lorong perbatasan gedung A dan C. Ia menenteng sepatunya, berlari sedikit tergesa menuju gedung C.

Dan Satori, duduk di kursi yang berada di depan pendopo. Persis seperti yang Eita katakan sebelumnya.

Daichi menyipitkan matanya. Ia memperhatikan Satoru yang ternyata sedang menyambungkan headset ke handphonenya.

Tendou sedang mendengarkan musik..?

Selain Koushi, Tetsurou, Yukie, dan Hayato, Daichi sudah mengetahui tempat persembunyian teman-temannya. Ia juga sudah menemukan orang yang ia cari sejak tadi.

🐺

GREP!

Daichi tersentak, lantas kembali duduk. Seseorang baru saja membuka pintu kelas. Ia sampai menahan napas ketika mendengar langkah kaki semakin dekat.

"Chi?"

Ternyata Hayato, menghampiri dengan wajah penasaran.

"Eh, elo ternyata. Kaget." kata Daichi kemudian.

Hayato hehe-hehe aja. Kemudian menggeser sedikit meja yang menghalangi Daichi. "Gak ngumpet lu?"

"Lah, ini lagi ngumpet." jawab Daichi. Hayato mengangguk sekilas, kemudian duduk di seberang Daichi. Daichi melotot, meskipun Hayato tidak akan bisa melihatnya karena keadaan kelas sedikit gelap.

"Gue liat lo naik ke lantai atas. Yaa, gue ikutin aja. Siapa tau lo punya rencana." ujar Hayato kemudian.

Daichi menggeleng. Ia tidak punya rencana ataupun strategi apa-apa. Ia hanya sedang mencari seseorang.

"Lo ga curiga sama gue?" tanya Daichi.

"Enggak, sih. Feeling gue bilang lo ada di side yang baik." jawab Hayato. Daichi mengangguk, kemudian kembali diam.

"HOAAAAHM." Hayato menguap, "Gils ngantuk gue." ujarnya sambil mengusap kedua kelopak mata.

Daichi tidak menyahut.

"Gue jadi mikir. Air laut kan menguap terus, kan, ya. Dia ngantuk gak sih? Tidur gak sih?"

"PERTANYAAN MACAM APA, KAMPRET."

"Kok dingin sih. Eh, lo ngerasa dingin, gak?"

"Enggak." balas Daichi. "Ya elonya aja yang duduk deket jendela, udah tau angin malem makin kenceng."

"Pengen pipis."

"YAUDAH SANA PIPIS???"

Hayato menggeleng kencang, berkata bahwa ia tidak berani ke toilet laki-laki karena masih ada Hanamaki di lorong toilet.

Mereka sudah diperingatkan oleh moderator untuk tidak menyentuh ataupun membawanya ke lapangan, dikumpulkan di satu tempat.

Baunya saja tercium sampai lapangan, apalagi mendekat ke TKP? Hayato bisa muntah tiga minggu berturut-turut.

Daichi memberi saran untuk ke toilet di lantai tiga. Kebetulan mereka ada di lantai empat, tidak masalah kalau hanya turun sekali, kan?

Hayato diem. "Gak. Gak mau. Serem."

Daichi berdecak, "Makan noh, cerita horor dari kating. Jadi penakut, kan, lo. Udah sana, gaada apa-apa!"

"Ck iya iyaaa!"

Hayato mengangkat kakinya dari kelas F.

Karena Hayato sudah pergi, Daichi bisa bernapas lebih lega. Kenapa sih, teman SMP nya itu tiba-tiba datang? Udah gitu, langsung pergi lagi karena kebelet pipis?

Seolah hanya ingin memastikan dimana Daichi bersembunyi.

🐺

Daichi berdiri. Berjalan mendekati pintu, berjinjit, dan melihat keluar kelas. Hayato sudah tidak terlihat, sepertinya benar-benar ke toilet.

Syukurlah, dengan begini Daichi bisa menghampiri Koutaro. Ia harus mengikuti lelaki berisik yang tiba-tiba jadi pendiam itu malam ini.

Kalian tidak sadar?

Koutaro bahkan tidak ikut berbicara saat Oikawa berkata Sugawara-lah werewolfnya.


🐺

Daichi akhirnya bisa mengikuti Bokuto setelah kebingungan mencarinya. Saat meneliti dari lantai empat, Koutaro ternyata ada di rumah kaca. Sesampainya disana, Daichi malah tidak melihat jejak kaki di tanahnya.

Ternyata dia mampir ke gudang yang lebih kecil, berada di belakang rumah kaca. Gudang itu dibatasi dengan pagar, sehingga bisa dipastikan jika ia masuk ke gudangnya, he's dead.

Daichi bingung, kenapa Koutaro kesana?

Seingatnya, gudang itu berisi alat-alat perkebunan. Dan beberapa alat makan. Untuk apa?

Oh.






"Daichi?"

Itu suara Koutaro.

Daichi menelan ludah. Apa Koutaro sudah sadar kalau ia sedang diawasi?

"Hehe, gue tau lo ngintilin gue terus sejak hari pertama, kan?" ujar Koutaro sambil menaikkan alisnya.

Ah, ya. Dia udah sadar. Sial.

"Role lo apa? Guardian? Cursed? Oh, atau werewolf? Seer?" lanjutnya.

"Kalo udah ngintilin sampe dua malem, harusnya udah tau dong kalo gue gak berubah jadi apa-apa?"

Koutaro terus menyerang Daichi dengan pertanyaan.

Daichi kembali menelan ludah. Koutaro sedang menatap lurus ke arahnya, sambil memegang sebuah garpu.

werewolf games. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang