Sebulan setelah permainan terjadi, Daichi mengusulkan untuk menyewa slot apartemen bersama. Tujuannya untuk mempermudah tugas Daichi yang mengharuskannya terjaga semalaman─ melindungi teman-temannya.
Awalnya terasa sulit, memang. Selain karena ia terserang depresi ringan, Daichi juga kekurangan jam tidurnya.
Sebelumnya, Daichi sampai harus tidur di kamar yang berbeda-beda tiap malamnya. Ganti-gantian. Hari pertama Eita, hari kedua Morisuke, hari keempat Yui, hari kelima dirinya sendiri, dan hari keenam Satori.
Khusus untuk Yui dan Satori, Daichi tidak sampai masuk ke tempat tinggal mereka.
Misalnya untuk Yui, Daichi menunggu di luar asrama putri tempat perempuan itu tinggal.
Kalau Satori, biasanya Daichi hanya datang untuk membesuk selama sejam dan tidak menunggu semalaman.
Ngomong-ngomong, teman sejak SMP-nya itu masih belum pulih. Sebagai villager, Yui tidak menerima imbas apa-apa. Ia tetap manusia biasa.
Hanya saja, rasa bersalah terus menghantuinya.
Kata-kata moderator selalu menemani di setiap langkahnya.
Yui berubah. Ia bukan lagi perempuan berbakat dan rajin yang dikenal orang-orang. Daya belajarnya menurun, persen keinginan hidupnya juga mulai menghilang.
Tak jarang Daichi lihat perempuan itu mengunjungi pemakaman, menangis berjam-jam di pusara teman-temannya.
Sejauh ini, jarang sekali ada gangguan. Karena itu, Daichi mengisi jam-jam begadangnya untuk belajar.
Ia juga lebih sering mengambil jam malam untuk kampusnya. Karena pagi hari adalah waktu untuk istirahat.
🐺
"Daichi," panggil Morisuke.
Daichi bengong. "Suga and Asahi used to call me like that,"
"Of course. Because that's your name, goblok." sahut Eita kesal. Daichi menoleh, memberikan tatapan sengit.
"Gue dapet email," Morisuke melanjutkan perkataannya, "Dari moderator."
Mendengar itu, Eita sontak menegakkan tubuh.
"Moderator? Gue kira kita udah selesai?" tanya Daichi sambil menghampiri Morisuke. Morisuke menunjuk ke arah layar laptopnya. Daichi membacanya seksama.
Eita ikut berdiri menghampiri, "Apaan? Dia bilang apa?"
"Sawamura, Yaku, Semi, Michimiya, Tendou.
Kalian tidak sendiri."