sepertinya begitu

3.5K 538 91
                                    

"Ini serem banget, anjir, banyak pepohonan─ eH SINYALNYA ILANG! GAWAT DARURAT SINYALNYA ILAAANG!" Eita berteriak.

"Jurig, lu bisa gak sih sehari aja gak heboh?!?" balas Daichi kesal, "Coba siniin zenly-nya!"

Laki-laki bersurai keabuan itu menyodorkan ponselnya, "ILANG BENERAN CHI! Gua inget banget awalnya ada di sini, tapi sekarang ilang!!"

Benar saja. Titik merah penanda lokasi ponsel Kenjirou sudah tidak ada.


Mobil terpaksa berhenti. Mesin dimatikan, jendela dibuka. Daichi dan Eita keluar, bertukar pikiran dengan mengomel dan ngebacot. Sedangkan Yui ketar-ketir, Morisuke ngotak-atik ponsel Eita.


Setengah jam berlalu. Sepertinya guardian dan blacksmith sudah lelah adu pendapat.


Daichi menghela napas dan mengusap wajah, "Terus gimana? Kita balik?" tanyanya.

"Tadi lo bilang di sini, kan?" Morisuke melongokkan kepalanya menghadap Eita, "Bajingan, lo mau nyebat? Di saat seperti ini??" hardiknya langsung ketika melihat pemantik di tangan temannya.

"DIH SUUZON??? Ini gua mau bakar mobil," sahut Eita tidak tahu malu.

"Goblok lu ah,"

"Balik, orang goblok. Tadi lo liat tandanya di sini?" tanya Morisuke yang disambut anggukan Eita, "Ya udah. Melihat posisi kita sekarang, harusnya udah deket."

Daichi menoleh.

"Lanjut, Chi. Jalan aja ngikutin jalanan. Kalo ketemu villa, kita samperin aja. Mungkin itu villa mereka."


Daichi dan Eita diam sebentar. Lalu mengangguk dan kembali ke tempat duduk masing-masing. Morisuke meneguk air, Yui memasang sabuk pengaman.

Baru mesin dinyalakan, tiba-tiba ada mobil dengan percepatan penuh lewat dari arah berlawanan. Jendelanya dibuka. Tanpa sengaja terdengar teriakan heboh dari dalamnya.

Baru mereka lewat, tiba-tiba ada mobil lain dengan percepatan serupa menyusul.

"Dasar anak muda. Ngebut-ngebutan di hutan, mana tengah malem juga. Tinggal telepon pasukan peti joget, beres urusan." Eita Semi sedang dalam mode orang tua rupanya.

Hening.










































Tangan Morisuke bergetar.

"Gue ... ngeliat werewolf barusan."








































"Terus, itu ... ada─"





























































END






























































BENERAN END WKWKWKW

Iya, emang ngegantung. MAAF MAAF MAAF.

Yang masih rahasia, yang belum terungkap, biarin aja tetep kayak gitu.

Ending-nya boleh kalian pikir sendiri. Terserah, bebas. Boleh Daichi dan yang lain gak ketemu 'werewolf' yang lewat, atau mereka mati dimakan 'werewolf' yang lewat. Terserah, hehehe.


Makasih banyak udah baca, ya!!

Ini buku pertamaku di dunia oren, 🥺. Jadi emo. Hnggg.

Ngomong-ngomong, yang kalian baca sekarang ini versi revisi. Ending-nya beda sama pas aku buat pertama kali. Buat pembaca awalan, semoga gak kecewa sama ending ini, ya.

Dan bagian after the game hingga sepertinya begitu sebenarnya diambil dari buku hide and play, sekuel werewolf games yang udah di-unpub.

hide and play itu aslinya dari POV anak-anak kelas dua, korban moderator selanjutnya.

Aku pikir kalo bikin sekuel kayaknya enggak banget, jadi dikemas dalam bentuk bonus werewolf games dan POV Daichi, Mori, Eita, dan Yui. Semoga gak mengecewakan, ya. ☹























Terima kasih banyak!!




















WEREWOLF GAMES

original, end : NOVEMBER 2018
revision, end : JUNE 2020

werewolf games. [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang