4

5.4K 676 10
                                    

"Jadi....kau akan kembali sekarang?"

Seorang pria bertanya sambil meletakan sepiring roti panggang di meja makan. Memotong kecil-kecil satu roti dengan selai coklat dan di letakan di depan seorang anak yang berdiri di kursi agar tubuhnya bisa mencapai meja.

"Cepat sekali. Kukira kau akan membantuku lebih lama"

Lanjut Yoongi. Si pria pembawa roti yang kini ikut menduduki salah satu kursi di meja makan bersama satu pria lainnya yang kini tengah menuangkan kopi di dua cangkir.

"Iya hyung, hehehe maafkan aku. Aku harus mengurus beberapa hal di sana."

Taehyung. Pria itu menjawab sambil sedikit tertawa canggung dan menyodorkan secangkir kopi panas kepada Yoongi. Melirik sebentar ke arah sang putra yang tengah menusuk roti dengan jari telunjuknya dan melahapnya dengan riang.

"Aku hanya bercanda."

Hari ini Taehyung akan kembali ke perancis. Memang Yoongi sedikit berat karena selama ini Taehyung benar-benar membantunya mengurus si kembar.

Tapi mau bagaimana lagi, Taehyung masih punya pekerjaan di sana. Sebenarnya dia juga memikirkan bagaimana anaknya nanti jika dia harus kerja di luar.
.
.
.

"Sayang.. ayo ucap salam dulu sama Yoongi Ajusshi."

Kata Taehyung yang sedang merapikan ranselnya di ruang tengah bersama putranya yang terlihat mengoceh sambil menyusun mobil kecil yang di belikan kakeknya di meja ruang tengah.

Anak itu hanya menolehkan kepalanya dan tersenyum lebar ke arah Yoongi yang baru saja dari arah dapur dengan botol-botol susu bersih di tangannya.

"Juchi....dadaaaa~" katanya sambil menggerak-gerakan tangannya keudara.

"Hei...masa seperti itu. Daehan gak mau lihat adek?" Yoongi menimpali di dalam kamarnya.

Anak kecil itu segera berlari kearahnya dan memeluk kakinya. Yoongi berjongkok dan menggendong Daehan.

"Kamu mau pulang ya?"

"Eung!!! Au uwang. Dede dadaaa" jawabnya ceria dan melambaikan tangan kearah dua bayi yang tengah tidur itu.

"Hyung. Kita pergi yah."

Taehyung datang dengan menggendong tas ransel hitam di punggungnya. Sudah siap pergi. Daehan langsung merentangkan tangannya dan meminta pindah gendongan Taehyung.

"Sekarang?"

"Iya, penerbangannya jam 3 sore. Jaga-jaga kalau mungkin macet." Katanya sambil memakaikan sebuah topi kepada anaknya.

"Apa perlu ku antar?"

"Tidak perlu hyung, nanti twins tidak ada yang jaga. Kita sudah pesan taksi kok."

"Ah benarkah? Kalau gitu, berhati-hatilah." Yoongi berkata sambil mengusap gemas kepala Daehan.

"Bye-bye babies. Kita pergi yah. Jangan kangen daddy Tae" kata Taehyung tertawa sambil memandang dua box bayi itu.

"Babai ebiiiii au egi angan akay" ucap anak itu menirukan.

Yoongi dan Taehyung tersenyum walaupun tidak tau apa yang anak kecil itu katakan.

"Hyung apa boleh aku menghubungimu sewaktu-waktu?"

"Eung...tentu."

Yoongi mengantar mereka di depan rumah hingga taxi mereka datang. Dan mereka pun pergi.

"Huft...."

●●●

Taehyung sudah tiba di Perancis 1 Jam yang lalu. Sungguh dadanya seperti terhimpit batu yang sangat berat ketika memasuki apartemennya. Tempat ini seperti masih belum mempercayai semua yang terjadi di Korea.

Setelah menutup pintu dengan nafas berat, Taehyung mengedarkan pandangan lantas tersenyum teduh. Biasanya setiap pulang, istrinya akan selalu menyambutnya dengan hangat.

"Jadi benar-benar pergi ya?" Katanya sambil berjalan menuju kamar.

Meletakan putranya yang tertidur pulas di tempat tidur dan mengecup keningnya singkat. Sepanjang perjalanan Daehan selalu mengoceh dan sangat senang saat tahu akan pulang.

Putra kecilnya itu masih berfikir ibunya ada di rumah dan akan kembali memeluknya saat dia pulang.  Taehyung bersyukur dia terridur karena kelelahan.

Sudah lebih dari 10 kali Taehyung menghela nafas berat sejak sampai di sini. Jika mitos menghela nafas akan mengurangi umur seseorang itu benar, mungkin dia sudah kehilangan separuh umurnya sekarang.

Kini, dia tengah duduk di ruang tv. Tanpa minat menontonnya. Entah kenapa kembali ke sini membuat perasaannya kembali buruk. Dia jadi berpikir apakah Yoongi juga sama seperti ini saat di rumah.

"Mommy?~"

Suara Daehan mengembalikannya fokusnya. Dia menolehkan badannya dan menemukan anaknya tengah berjalan sambil mengucek matanya.

"Daddy? Mommy ana?" Tanyanya dengan suara kecilnya yang serak.

"Sudah bangun? Sini sama daddy?" Kata Taehyung mencoba mengalihkan topik.

Anak itu mendekat dan menguselkan wajahnya ke paha Taehyung.

"Mommy ana, daddy?" Tanyanya kembali sambil merengek.

"Hei. Kan sudah daddy bilang kalo Daehan harus belajar tanpa mommy. Yah?"

"Daddy juga akan belajar sama Daehan juga." Lanjut Taehyung sambil mengangkat dan memeluk anaknya yang entah mengerti atau tidak apa yang dia ucapkan.

"Mommy egi?"

"Iya.. mommy pergi jaaaauhhh sekali. Mommy bilang, Daehan gak boleh nakal dan harus nurut sama Daddy."

"Mommy uwang apan daddy?"

"Emmmm....Daddy gak tau. Memangnya Daehan gak suka yah kalo cuma sama daddy?"

"Cuka daddy. Cuka ama mommy ama daddy. Cuka cuka cukaa" anak itu memeluk leher Taehyung erat.

Taehyung tersenyum sambil mengusap air matanya di balik punggung anaknya. Dia bangga putra kecilnya setidaknya mengerti perasaannya dan tidak lagi menuntut mencari ibunya lagi.

"Daehanie lapar ga?"

Taehyung melepas pelukan itu dan menatap wajah polos anaknya. Daehan menggeleng.

"Ndak."

"Daddy...dedek ana?" Lanjut Daehan turun dari pangkuan Taehyung dan memeluk kaki pria itu gemas.

Taehyung menaikan satu alisnya.

"Dae kangen dedek?"

Anak itu mengangguk dan meloncat-loncat dengan wajah gembira.

"Eung!!!! Daddy....juchi yungie ana? Dae angen dedek angen juchi.."

"Mau telpon tidak?"

"Eung!!! Eung!!!"

"Hahaha Okiii.... Ayo telpon Yoongi ajusshi.." Kata Taehyung ikut tertawa saat sang anak terlihat menggemaskan meloncat dengan rambutnya yang ikut bergerak saat mengangguk.

"Eh? Apa di sana sudah malam yah?"





-TBC-

Husbands [Taegi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang