Kehidupan dua orang pria itu mulai berubah setelah berpisah. Taehyung memutuskan untuk tinggal di rumah mertua mereka. Walau bagaimanapun dia harus tetap menetap di sekitaran Seoul karena Daehan masih perlu pergi ke sekolah.
Awalnya sang mertua cukup kaget dengan kedatangan Taehyung yang tak biasa datang sendiri, tapi mereka juga tak begitu ambil pusing saat Taehyung bilang Yoongi dan anak-anaknya tak bisa ikut karena ada urusan kantor.
Beberapa kali Taehyung harus sembunyi-sembunyi ketika menjemput sang putra di sekolah agar tidak terlihat oleh si kembar. Dia sungguh tak tega jika nantinya si kembar akan memohon untuk ikut bersamanya juga.
Yoongi pun sama. Dia mulai belajar menjalani kehidupannya sendiri. Mengurus anak-anaknya tanpa bantuan siapapun (lagi). Walaupun jujur dia merasa sedikit kesepian tinggal sendiri, tapi dia benar-benar belum bisa untuk menerima semuanya.
Kedua putranya masih sering bertanya di mana daddy dan sang kakak. Hampir setiap hari. Terlebih Yoonhee yang memang dekat dengan Taehyung. Jika menjemput sang putra pun Yoongi juga sebisa mungkin lebih cepat sebelum Daehan keluar. Karena dia juga tak sampai hati jika menolak anak manis itu untuk ikut dengannya dan adik-adiknya.
Semuanya menjadi semakin rumit sejak Taehyung pergi. Yoongi selalu merutuk setiap saat karena perasaan bodoh yang tumbuh antara Taehyung dan dirinya. Perasaan yang menurut Yoongi tidak berguna.
"Bedebah"
Yoongi membanting tubuhnya di kursi kerjanya. Menghela nafas lelah tanpa minat. Dia menjadi lesu akhir-akhir ini. Seperti tekanan berat bersarang di tengkuknya.
"Sajangnim, apa anda baik-baik saja?"
Seorang wanita bertanya dengan sopan. Membawa secangkir kopi yang baru di bawanya dari luar ruangan kerja di kantor miliknya.
"Emm..aku sedang banyak pikiran. Bisa buatkan aku segelas kopi juga?" Katanya sambil mengurut keningnya.
"Ne."
Tak lama wanita tersebut datang lagi dengan secangkir kopi yang terlihat masih mengepul di tangannya. Setelah meletakan kopinya di meja Yoongi, dia berjalan ke mejanya di sisi lain ruangan dan kembali dengan sebuah buku.
"Hari ini ada meeting dengan pihak Deffent Crop pukul sepuluh, dan setelah itu Sajangnim ada jadwal untuk pengecekan mall kita di daerah Incheon"
"Bisa kita pergi ke Incheon setelah menjemput anak-anak?"
"Tentu Sajangnim. Saya rasa waktunya juga pas dengan jam sekolah pulang."
"Bagus."
●●●
"Lalu bagaimana? Kau menyerah?"
Jimin bertanya sambil menyangga dagunya di meja ruang makan di rumahnya. Pagi tadi sepulang mengantar Daehan, Taehyung ikut Jungkook berkunjung ke rumah mereka.
"Entahlah Jim, aku tidak yakin lagi. Kau tau, dia seperti benar-benar menolaknya. Tidak ada celah."
"Hei kau bilang dia berkata sedikit nyaman juga denganmu."
Kata seorang pria lainnya yang bicara sambil mengunyah keripik yang ada di tangannya. Dia meletakan sekantung keripik rumput laut itu di tengah meja dan ikut mendudukan dirinya di antara mereka berdua.
"Iya. Tapi yang dia miliki hanya rasa nyaman yang seperti dirasakan sebuah keluarga. Tidak lebih."
"Yakin sekali. Dia itu hanya mencoba menyangkal. Seseorang dulu juga seperti itu." Kata Jungkook sambil melirik ke arah pria yang tengah menyangga dagunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Husbands [Taegi]
Diversos[Complete] kehidupan baru dua orang pria yang harus tinggal bersama dengan anak-anak mereka. -Taegi- Taehyung/Yoongi BXB