Malam ini malam yang terkesan begitu indah bagi Gigi, melihat keluarga kecilnya mulai membaik dan melihat keluarga Dilon yang sejak pertama kali Gigi mengenal keluarga itu selalu harmonis.
Gigi percaya, kunci kebahagiaan adalah keluarga. Dan sebentar lagi dia akan membuat sebuah keluarga baru, keluarga yang Gigi harapkan akan jauh lebih indah dari sebelumnya.
Keluarga kecil dan sederhana yang akan dia bangun dari nol dengan tangan dia dan tangan Dilon.
Keluarga yang Gigi impikan sejak kecil, akan dia pastikan bahwa keluarganya nanti akan terasa sangat nyaman, senyaman tangan Gigi yang di genggam Dilon saat ini. Gigi membalas genggaman tangan Dilon dan tersenyum kepadanya.
Gigi bersyukur bertemu dengan Dilon, laki-laki yang tidak pernah lelah mencairkan hatinya yang beku. Laki-laki yang dulu tidak disukai Gigi. Gigi tersenyum sendiri saat mengingat masa-masa SMA dia dengan Dilon dahulu.
Tentang bagaimana ia bertemu pertama kali, tentang modus Dilon untuk mendekati Gigi, tentang dia berboncengan dengan laki-laki lain selain Sergio. Gigi tidak pernah menyangka akan terjadi seperti ini.
Jika saja dulu Mama Dilon tidak memintanya untuk menjadi tutor belajar dan sikap untuk Dilon mungkin saat ini Gigi tidak pernah merasakan bagaimana hangatnya tangan dia saat digenggam oleh Dilon. Dan mungkin, Gigi tidak akan pernah membuka hati dan akan tetap menjadi cewek dengan hati yang beku.
Sekali lagi Gigi bersyukur, karena orang tua Dilon dan orang tua Gigi berteman akrab, bahkan Ayahnya dan Papa Dilon yang baru kenal langsung akrab. Gigi merasa bahagia sekali, ini semua karena Allah yang sayang padanya.
Apakah ini akhir dari semua kemalangan saat pelangi datang? Gigi sangat berharap bahwa itu memang terjadi.
Dilon tiba-tiba berdeham dan membuyarkan lamunan Gigi.
Dilon melihat kedua orang tuanya dan orang tuanya tersenyum sambil mengangguk "Om, Bunda saya ingin berbicara sesuatu" kata Dilon sambil menatap kedua orangtua Gigi.
"Saya menyukai anak gadis kalian, oh atau lebih tepatnya saya mencintai Pelangi"
Gigi terbelalak mendengar perkataan Dilon. Iya dia tau jika Dilon mencintainya dan Gigi juga tau orangtuanya pasti juga tau itu, hanya saja Gigi yakin bahwa Dilon ada maksud lain dari pembicaraannya itu.
"Saya meminta izin untuk membuat anak semata wayang kalian bahagia dengan tangan dan kemampuan saya sendiri" lanjut Dilon.
"Saya ingin menikahi Gigi" kata Dilon dengan mantap.
Gigi yang sedang menyedot minumannya langsung tersedak saat mendengar perkataan Dilon.
"Tapi tentunya bukan sekarang, saya akan menunggu Gigi sampai lulus kuliah tahun depan. Dan untuk sementara ini saya ingin bertunangan dengan Gigi"
Gigi sedikit lega mendengar kalau dia akan menikah jika sudah lulus kuliah.
Dilon berdiri dan menggeserkan kursinya kemudian dia berlutut dihadapan Gigi dengan sebuah cincin berlian. "So Gi, untuk waktu panjang telah kita jalanin ini, will you be my fiance? Dan hidup bahagia bersamaku, membangun keluarga kecil kita nanti?"
Gigi terdiam "Apakah ini yang terbaik untuk kedepannya? Hidup selamanya bersama Dilon? Kenapa aku sedikit ragu, kenapa hati kecilku merasa ada hal yang seharusnya aku selesaikan? Tapi apa lagi Tuhan, jelas-jelas aku lebih memilih Dilon daripada Sergio, lalu kenapa sekarang aku ragu, aku hanya takut jika suatu saat Dilon meninggalkanku" bicara Gigi dalam hati.
Dilon yang melihat Gigi melamun memegang tangan Gigi dan membuat Gigi menatap mata Dilon. "Will you be my fiance?" ulang Dilon.
Gigi menatap mata Dilon, tidak ada kebohongan di matanya. Gigi hanya khawatir jika Dilon akan melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya. Tetapi Gigi yakin, untuk memulai suatu hubungan dia harus percaya satu sama lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Gitaria [SELESAI]
रोमांसSiapa sangka Pelangi setelah hujan memisahkan aku dan ayahku? Siapa sangka Pelangi setelah hujan merenggut nyawa seseorang yang berarti untukku? Siapa sangka Pelangi setelah hujan membuat hidupku hancur? Namaku Pelangi Gitaria, just call me Gigi...