^Jadi kepo sama dengan sayang^
***
Satu kata yang Gigi rasakan sekarang.
SHOCK!!! Gigi bingung mau pergi pakai apa? Bunda tidak ada dirumah, mau nelpon Sergio pasti saat ini dia sedang latihan. Alhasil Gigi berlari, benar-benar berlari keluar komplek dan mencari angkutan umum. Gigi sudah seperti orang gila, rambut berantakan, pakai baju tidur, dan cuma pakai sendal tidur unicorn kesayangannya.Gigi menunggu angkutan umum tapi tidak ada yang lewat satupun, untung saja ada ojek yang menghampiri Gigi.
"Tante" Gigi berteriak di koridor rumah sakit, dia tidak perduli jika semua orang melihatnya sekarang.
Rosi hanya ketawa melihat Gigi.
"Tante, kok tante ketawa? Dilon kenapa tan? Kakinya gapapa?" kali ini Gigi benar-benar khawatir. Sampai air matanya jatuh, Gigi sendiri bingung kenapa bisa seperti ini. Padahal ini kan Dilon, bukannya Sergio. Apa karena Gigi ada perasaan dengan Dilon? Atau karena dia telah terbiasa dengan Dilon? Entahla Gigi belum bisa menyimpulkannya.
"Masuk aja kedalam sayang, ayo tante temanin" Rosi mengusap bahu Gigi.
Dilon terbaring dirumah sakit, kaki kanannya di perban.
"Dil, lo gapapa kan Dil? Bangun kali Dil" Gigi menggoncangkan bahu Dilon sambil menangis.
Rosi mencubit perut anak semata wayangnya itu "Aduh aduh ma sakit ma" Dilon refleks memegang perutnya.
Gigi bengong " Lo ngerjain gue? Sumpah gue khawatir Dil, gak lucu tau gak!"
"Lo khawatirin gue? Kalo khawatir tandanya peduli. Berarti lo peduli dong dengan gue? Ah Gigi gue jadi terhura" Dilon menatap Gigi dengan mata berkaca-kaca.
"Semerdeka lo dah!" Gigi memukul kaki Dilon yang diperban.
"Aww..." Dilon meringis kesakitan "Kaki gue benar-benar sakit Gi, jahat lo ya!" Dilon memasang muka merajuk.
"Maaf.. Maaf. Habisnya lo sih! Tau gaksih perjuangan gue kesini gimana?"
Dilon tersenyum "Tenang aja! Gue juga bakal perjuangin elo kok"
"Gimana ceritanya lo sampai kayak gini?" Gigi mengganti topik karena omongan Dilon semakin ngawur.
"Lo kepo?"
"Iyalah gue kepo"
"Kepo tandanya sayang loh Gi" Dilon menaik turunkan alisnya.
"Maksud lo?" Gigi menatap Dilon bingung.
"Iya sayang, kepo kan peduli, nah peduli kan tandanya sayang. Jadi kepo sama dengan sayang"
"Filosopi darimana coba? Dasar bego. Yaudah sih cerita aja gapakek kepo deh gue"
"Hm tadikan gue buka Line terus kata Gaga, lo gamau pulang diantar dia, sampe lo naik angkot. Yaudah gue panik kan, terus gue tinggalin deh futsal gue, rencananya gue mau nyusul lo pakai motor terus gue ngeliat ke langit ada pelangi cantik banget sama kayak mata lo eh didepan ada ibu-ibu mau belok gak hidupin lampu sein terus ya jadinya gini" Dilon menghela napas " Gue panik, soalnya ibu-ibu itu marahin gue yaudah deh gue pura-pura pingsan aja" ucap Dilon dengan polos.
Gigi tidak menyangka Dilon menjadi seperti ini karena dia, Gigi tidak enak hati. "Lo sih lebay! Gue gakpapa kali pulang sendirian"
"Gue kan peduli sama lo!" kata Dilon
"Berarti lo sayang dong dengan gue?" Gigi bicara dengan apa yang ada di otaknya sedetik kemudian Gigi baru sadar apa yang dia katakan barusan.
"Jadi lo mau nih kalau gue sayang sama lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Gitaria [SELESAI]
RomanceSiapa sangka Pelangi setelah hujan memisahkan aku dan ayahku? Siapa sangka Pelangi setelah hujan merenggut nyawa seseorang yang berarti untukku? Siapa sangka Pelangi setelah hujan membuat hidupku hancur? Namaku Pelangi Gitaria, just call me Gigi...