Orange

3.3K 301 42
                                    


Setelah sekian lama, Yuta masih rajin mengunjungi kafe kesayangannya di sudut Gare du Nord. Key kerap menemaninya. Seperti hari ini, mereka datang pagi-pagi sekali dan memilih meja di teras, di tengah udara bebas dan ramai suasana stasiun. Yuta membuka topi, lalu melepaskan sarung tangan yang dia kenakan. Dia merapikan rambutnya yang panjang dan bergelombang, lalu mengulurkan tangan untuk meraih cangkir yang baru disodorkan oleh Key.

"They change the barista," bisik Key. Lelaki itu duduk di hadapan Yuta.

"It's okay." Yuta menanggapi Key dengan tenang. "Dia barista yang lama sebelum digantikan dengan barista yang kau kenal." dia meminum kopinya, kemudian berkomentar, "The coffee's still good."

"Oh, sebelum aku lupa." Key mengeluarkan sebuah amplop putih dari balik jas. Amplop itu digoyang-goyangkan di udara. "Ish mengirim ini kemarin."

"Apa ini?" tanya Yuta. Dia meletakkan kembali cangkirnya, lalu berganti membuka amplop kiriman Ish. Key memperhatikannya melepaskan perekat di bagian belakang amplop tersebut dengan berhati-hati.

"Undangan, sepertinya." lelaki itu berkata.

"Ah." Yuta bergumam pelan begitu menemukan secarik kertas tebal hitam dari dalam amplop. Key benar.

Life in bittersweet ORANGE

PHOTO EXHIBITION by Kim Doyoung

Opening day

June 15th 2008 at 7pm

Place

G/F 12 Shelly Street 2nd floor – Central

Dia menatap Key penuh arti sambil menyodorkan kertas itu. "Jadi, dia di Hong Kong sekarang."

"Siapa?"

Yuta tidak menjawab. Dibiarkannya Key membaca sendiri isi undangan tersebut. Dia kembali pada kopi hitam miliknya. Didengarnya Key berkata, "I see. It's a photo exhibition. Kau harus memberi tahu Jaehyun." Yuta tertawa sinis mendengar itu.

"Maaf saja. Aku tidak sebaik itu," tolaknya mentah-mentah. "Let they fix their own problem. Why should I care?"

Kali ini, Key yang tertawa. "Oh, I love the cold side of you, Yuta."

***

Mark menerima undangan yang serupa. Doyoung sendiri yang mengirimkan undangan tersebut kepadanya bersama satu kotak jeruk mandarin. Dia memperlihatkan undangan itu kepada teman-temannya saat mereka berempat berkumpul.

Lucas berseru kagum, "Wow! Doyoung mengadakan pameran foto sendiri?" lelaki itu menatap lekat-lekat undangan dari Doyoung.

Reaksi Renjun lebih antusias lagi. "Mana? Mana? Aku mau lihat!" penuh rasa ingin tahu, Renjun merebut undangan di tangan Lucas, tetapi kemudian gadis itu mengerutkan alis karena kecewa. "Haaah? Ini di Hong Kong?"

Mark tertawa kecil. "Doyoung kan masih di sana, Renjun."

Renjun berkata dengan lesu, "Aku kangen Doyoung. Kapan, sih, dia pulang ke Seoul?"

Mendengar pertanyaan Renjun, Mark tersenyum tipis, sedikit pahit. Dia tidak tahu kapan Doyoung akan kembali. Kali terakhir dia menghubungi Doyoung satu bulan yang lalu, perempuan itu sedang sibuk menyiapkan pameran.

'Aku masih ingin lebih lama di sini, Mark,' jawab Doyoung saat Mark bertanya kapan perempuan itu akan kembali. 'Setidaknya, sampai pikiranku sudah lebih jernih.'

ORANGE ; JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang