Other Rendezvous

1.8K 283 9
                                    

Seperti sebuah istilah yang pernah didengarnya, 'made to be acknowledged', foto-foto hasil jepretan Kim Doyoung menonjol dengan sendirinya di tengah puluhan hasil karya lain yang tergantung pada sejumlah bidang pameran. Entah sudah berapa lama Mark berdiri di tengah galeri, dalam studio Seo Johnny, memperhatikan baik-baik berbagai foto hasil karya Kim Doyoung. Dan, semakin lama, dia semakin kagum.

Dia datang ke studio Seo Johnny hari ini karena Jisoo menjanjikan pertemuan dengan Kim Doyoung. Sekitar setengah jam yang lalu dia tiba. Terlalu cepat, memang. Fotografer yang dia cari belum datang. Semoga saja dia tidak harus menunggu lebih lama lagi karena dia sudah tidak sabar ingin bertemu.

Dia bergelak perlahan mendekati sebuah foto hitam putih milik Doyoung yang tergantung di salah satu dinding. Foto seorang perempuan dengan postur tidak terlalu tinggi, mengenakan sweter hitam dan celana jeans; yang memiliki sepasang mata bulat, rambut hitam sebahu yang dibiarkan tergerai, serta senyum manis pada wajah cantik yang menatap ke arah kamera. Di bawah foto tanpa bingkai itu, tertulis judul karya tersebut: Self Potrait by Kim Doyoung.

Tanpa sadar, Mark tersenyum. Ya, perempuan dalam foto itu adalah perempuan yang menabraknya tempo hari di lobi studio. Kim Doyoung. Calon tunangan kakaknya.

"Ada yang menarik?"

Teguran itu membuat Mark terkejut. Dia menoleh, lalu mendapati model dalam foto yang sedang dia perhatikan sudah berdiri disampingnya. Kim Doyoung menengadah kepadanya sambil memperlihatkan segaris senyum lebar yang ramah, lalu perempuan itu mengulurkan tangan. "Hai. Kita bertemu lagi," kata perempuan itu. "Aku Doyoung. Kau Mark yang dimaksud oleh Jisoo, kan?"

Dengan antusias, Mark membalas, "Ya. Aku Mark." dia meraih tangan Doyoung.

"Maaf, ya. Waktu itu, aku sedang terburu-buru." Doyoung mengingatkan Mark pada pertemuan pertama mereka.

"It's okay. Jisoo sudah memberitahumu?"

"Sedikit," jawab perempuan itu. "Jisoo bilang, kau butuh fotografer untuk iklan yang sedang kau buat."

Mark mengangguk. "Ya. Aku tertarik saat melihat fotomu di lobi. Berapa lama waktu yang kita punya? Banyak yang ingin kusampaikan mengenai hal ini," katanya.

"Well, we have plenty of time," kata Doyoung, kemudian mereka beranjak keluar dari ruang galeri, lalu naik ke lantai dua.

***

"Tolong tanda tangani ini. Kontrak dengan Jay White." Ten meletakkan satu tumpuk berkas di atas meja.

Jaehyun mengalihkan perhatiannya dari layar laptop yang tengah dia hadapi. Dia melirik Ten sekilas. "Berikan saja kepada Mingyu," katanya.

"Tidak bisa, Jaehyun. Harus kau sendiri yang memeriksanya."

"Lalu, untuk apa kita membayar Mingyu?"

"Kau sendiri yang membatasi peranan Mingyu, jadi jangan mengeluh padaku." Ten menanggapi dengan tenang. Jaehyun mendesah sambil meraih tumpukan berkas di atas meja. Sementara Ten menunggu, Jaehyun membaca isi kontrak itu.

"Bagaimana kencanmu kemarin?" tanya sepupunya setelah hening beberapa saat. "Dengan Kim Doyoung."

Jaehyun tidak langsung menjawab. Perhatiannya masih tertuju ke isi kontrak. "Baik," jawabnya singkat.

"Dia bukan tipe perempuan yang bisa kau tangani, ya?"

Sindiran Ten dibalas Jaehyun sambil lalu. Suaranya datar. Dia mengembalikan kontrak yang baru saja diperiksanya kepada Ten. "Masih ada yang salah. Tolong kau perbaiki dulu."

ORANGE ; JaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang