Hong Kong, Soho di Central District
She's so cute!
The girl behind the lens. With black sweater and blue jeans.
Tubuh mungil, kulit putih, wajah oval yang manis berat, mata bulat dan rambut sebahu yang dikuncir kuda. Ah, dan juga bibir merahnya yang bikin gemas. Damn! She is so my type.
Kaget juga sewaktu melihat gadis itu di atas atap dak apartemenku. Ember berisi cucian basah di tanganku nyaris jatuh saking terkejutnya. Soalnya selain diriku, cuma Winwin yang kerap nongkrong di tempat ini. Dan, gadis kece itu sedang berdiri di bibir atap saat aku sampai, menghadapi langit pagi Hong Kong dengan sebuah kamera di tangan. Tapi, nggak memotret. Lebih tepat kalau kubilang, gadis itu sedang menunggu sesuatu sementara sepasang matanya nggak lepas menatap pemandangan daerah Soho yang padat.
Who is she? Penghuni apartemen ini juga? Aku gak tahu ada orang Seoul selain diriku di gedung ini. Kece pula! Mungkin sikapku norak, tapi aku benar-benar gak bisa melepaskan tatapanku dari gadis itu. Bahkan, sampai gadis itu sadar kalau aku sedang memperhatikan dia dengan tampang tolol.
"Do we know each other?"
Hah? "Do we?" Aku malah balik bertanya balik dengan gelagapan.
Gadis itu tertawa lepas. Pasti menertawakan reaksi canggungku. Membuat wajahku terasa panas. Tengsin berat!
"I'm Doyoung." Tawanya berganti senyum dan napasku berhenti. Shiiit! Manis! Did I tell you that she is my type?
"T-Taeyong," aku menjawab. "I'm Taeyong. Y-You're Korean, right? I mean, I'm Korean too. Do you live nearby?"
Dia tersenyum lagi. Kali ini, lebih lebar. "Pinjam atap ini sebentar, ya?"
Aku mengangguk. Cuma itu. Kulihat Doyoung mengembalikan perhatiannya pada pemandangan di kejauhan. Aku memperhatikan gadis itu sebentar. Lalu, aku mulai menjemur cucian di salah satu sudut. Tapi, tetap saja, aku nggak tahan untuk nggak memperhatikan Doyoung.
Setengah jam aku menjemur cucian, Doyoung tetap belum menggunakan kameranya. Saat aku mulai penasaran, gadis itu justru beranjak dari tempatnya berdiri. Dia mengambil tas yang tergeletak di dekat kaki, lalu menyimpan kamera yang dia pegang. Sambil menyampirkan tas tersebut di bahu, Doyoung melangkah menjauhi bibir atap.
"Bye, Taeyong!" katanya sebelum beranjak pergi. Tinggal aku yang cuma melongo dengan bingung.
Selalu seperti itu selama beberapa hari. Setiap pagi, di atap yang sama, sampai-sampai aku melarang Winwin menggantikanku menjemur cucian. Seharusnya, kami menjemur bergantian. Selang-seling setiap satu hari. Tapi, bisa berabe nanti kalau Winwin tahu ada gadis kece di atap apartemen kami. Cukup aku saja yang tahu. She's mine and I don't care if it sounds like I'm a maniac.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORANGE ; Jaedo
Fanfiction[COMPLETED] Originally by Windry Ramadhina _Bagian tersulit saat mencintaimu adalah melihatmu mencintai orang lain_