Satu

2.8K 180 66
                                    

Agustus di tahun dua ribu enam belas tepatnya pada tanggal enam. Pagi yang cukup indah dengan embun yang masih bertebaran di udara menandakan semalam telah turun hujan. Saat ini sekitar pukul enam pagi, tapi matahari sudah cukup terang menyinari perumahan tempat ku tinggal.

Aku baru saja pulang dari lari pagi bersama adik-adikku. Kalau kalian mau tau, aku punya dua adik, satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka kembar.  Biar aku perkenalkan mereka pada kalian, adik laki-laki ku bernama Miko Altara, dan adik perempuan ku bernama Nika Altara. Saat ini mereka masih duduk di bangku sekolah menengah pertama lebih tepatnya masih kelas tiga SMP.

"Pagi sayang." Mama menyambut kami dengan suara merdunya.

"Pagi ma." Serentak aku dan kedua adikku menjawab salam dari mama.

"Papa mana ma?" Nika langsung menanyakan keberadaan papaku, itu sudah menjadi hal yang wajar di rumahku itu karena Nika sangat dekat dengan papa.

"Papa lagi siap-siap mau keluar kota." Mama menjawab sambil melangkah masuk ke halaman rumah.

"Baru juga pulang udah mau pergi lagi." Aku menjawab dengan sedikit nada ketus.

Papa ku orang yang sangat sibuk. Dia selalu berpergian keluar kota, bahkan hal itu sudah terjadi sejak aku kecil. Aku ataupun adik-adik ku sampai lupa apa kami pernah bermain bersama papa semasa kecil dulu. Mungkin waktu bersama papa bisa di hitung dengan jari karena dia selalu sibuk dengan urusannya. Mama ku seorang bidan, dia punya klinik kesehatan sendiri. Mama juga nggak jauh beda dengan papa. Mama selalu sibuk dengan pasiennya, kami lebih sering bertiga di rumah dengan hewan peliharaan kami tentunya.

Menjadi anak orang kaya memang menjadikan kami berkecukupan dari segi materi, tapi dari segi waktu bersama orangtua mungkin kami kekurangan sekali. Jadi jika melihat kami bisa liburan berlima mungkin sudah sangat aneh karena jarangnya orangtua kami bisa meluangkan waktu untuk kami.

"Ra, hari ini kamu ada tes kesehatan kan sayang?" Mama bertanya padaku setelah aku duduk di sofa yang ada di teras rumah.

"Iya ma." Aku menjawab singkat saja.

"Mau ke rumah sakit jam berapa kamu? Harus di rumah sakit yang di dekat kampus kamu ya?" Mama ikutan duduk di sebelahku sedangkan kedua adik ku masuk ke rumah mungkin mau bersiap-siap untuk berangkat sekolah.

"Jam sembilan nanti mungkin ma. Iya, di formulirnya sih memang harus di sana ma."

"Ya sudah kalau begitu nanti kamu yang kunci rumah ya, mama dan papa berangkat jam delapan." Mama memberitahuku sambil memegang tanganku.

"Memangnya mama ikut papa keluar kota?" Aku jadi berfikir mama ikut papa kali ini.

"Enggak kok, mama nebeng sama papa sampai klinik." Setelah menjawab begitu mama berlalu meninggalkanku sendiri di teras rumah.

Setelah aku selesai mandi dan menyusun berkas yang di butuhkan aku langsung mengunci rumah dan pergi dengan sepeda motor kesayanganku menuju rumah sakit yang sudah ditentukan oleh pihak kampus. Bahkan sampai jam sembilan pagi pun cuaca masih seperti mendung, membuat aku semakin bersemangat untuk melaju dengan motorku karena angin dingin yang mengenai tubuhku sangat menyejukkan.

Sekitar tiga bulan yang lalu kami sekeluarga pindah ke Medan itu karena papaku pindah tugas ke Medan. Saat di SMA aku mencoba mengambil jurusan farmasi di kampus ini lewat jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri atau biasa di singkat SNMPTN, tapi sayangnya aku nggak lulus. Mama nyuruh aku nyoba jalur tertulis ya aku coba saja dan hasilnya aku lulus di pilihan pertamaku. Di Fakultas Farmasi ini ada dua jurusan yaitu, Farmasi S1 dan Farmasi D3, kebetulan aku lulus di Farmasi S1 karena memang aku mengambil jurusan S1 Farmasi.

Halo Dante (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang