Tiga

1K 100 28
                                    

Semalam papaku baru saja pulang dinas dari luar kota jadi berniat mengajak mama, papa dan adik-adikku untuk pergi jalan-jalan. Selain itu aku juga sudah mulai kuliah di hari senin nanti. Aku berjalan keluar dari kamar ku dan menghampiri mama yang sedang duduk di ruang tamu dengan semua kertas yang ada di pangkuannya. Aku nggak ngeliat papa atau adikku ada di ruangan ini, artinya mereka bisa jadi ada di halaman depan atau bisa juga ada di halaman belakang. 

"Ma, Akira kan tiga hari lagi udah masuk kuliah, kita jalan-jalan ke Danau Toba, ya ma." Seperti bocah aku merengek minta jalan-jalan pada mamaku.

"Kalau jalan-jalan sekarang apa kamu nggak capek nanti waktu PKKMB?" Mama menjawab ucapan ku tanpa menoleh padaku karena ia masih sibuk dengan lembaran-lembaran kertas yang menumpuk di hadapannya.

"Enggak ma. Akira pengen banget lihat yang biru-biru sama yang hijau-hijau ma." Aku menggoyang-goyangkan kaki mamaku agar ia mengalihkan pandangannya kepada ku.

"Eh Ra, jangan di goyang kaki mama ini nanti kertas nya jatuh semua makin berantakan loh." Mamaku memperingati tindakan ku dengan nada yang sedikit meninggi.

"Iya jalan-jalan ya ma." Kembali aku merengek agar mama menyetujui ajakanku.

"Ra, kamu kalau mau liat yang biru-biru itu di belakang ada kolam airnya biru, kalau mau liat yang hijau-hijau itu di depan ada taman kan hijau nak." Jawaban mama membuat ku hilang akal.

Aku menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan kasar lalu beranjak meninggalkan mama yang terlalu sibuk dengan kertas-kertas nya tanpa melihat aku yang meminta dengan wajah memelas dari tadi. Tiba-tiba di tengah kekesalanku, aku mendengar suara papa dan adik-adikku dari halaman depan rumah kami.

Mama nggak asik. Minta jalan-jalan sekali doang nggak bisa. Batinku.

Aku melangkahkan kaki ku menuju halaman depan rumah kami tempat papaku sedang bermain dengan gitar kesayangannya di temani anjing Siberian Husky yang baru kemarin di beli adik perempuan ku. Tampaknya anjing itu sangat menyukai permainan musik dari papaku. Dia sampai mengguling-gulingkan tubuhnya di depan kaki papa.

"Pa ... Kita ke Danau Toba yuk. Akira pengen jalan-jalan pa." Aku memegang pundak papa ku sambil mengambil posisi duduk di sebelahnya.

"Bukannya kamu hari senin udah masuk kuliah ya?" Papaku bertanya sambil menghentikan petikan tangannya pada senar gitar.

Suasana di halaman depan rumah kami cukup sejuk, selain karena hari ini matahari tidak terlalu terik, pohon di depan rumah juga menambah sejuk udara di teras. Di halaman rumahku juga ada sebuah kolam ikan dan gazebo yang biasa di pakai mama dan papa bersantai di malam hari. Gazebo itu terletak tepat di sebelah kolam ikan yang memanjang dari ujung tembok rumah sampai dekat gerbang masuk, dengan sebuah air mancur yang menempel di tembok rumah dan jatuh ke kolam. Halaman rumah kami di tutupi dengan rumput Jepang yang cukup bagus karena di rawat oleh papa, kecuali jalan masuk ke garasi mobil dan ke rumah itudi buat dengan keramik. 

"Iya, kan dua hari di Danau Toba cukup pa." Aku membujuk dengan segala alasan agar papaku mau jalan-jalan.

"Kamu udah tanya mama? Apa kata mama?" Papa ku meletakkan gitarnya lalu menyuruhku duduk di sebelahnya.

"Udah pa. Tapi mama sibuk dengan kertas-kertasnya Akira ngomong nggak di dengerin sama mama." Aku menjelaskan kesibukan mamaku dengan kertasnya pada papa sambil mengambil posisi duduk di sebelah papa.

"Iya pa, kita jalan-jalan ya aku bosan juga di rumah terus selama liburan kemarin." Tiba-tiba adik perempuan ku datang dari arah gerbang rumah kami.

"Iya pa Miko juga setuju. Masa di rumah terus pa." Putra tunggal di rumah kami tiba-tiba menyusul adik perempuannya yang tak lain adik ku juga.

"Kalian ini kenapa kompakan semua minta jalan-jalan?" Papa ku sedikit tertawa melihat kami semua yang ingin pergi jalan-jalan.

Halo Dante (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang