"Kamu nyari aku?" Tiba-tiba aku mendengar suara dingin dan datar dari belakang ku, yang membuat kakiku beku tak bisa bergerak.
Ruangan ini kosong. Itu siapa? Aku membatin mengetahui ada orang di belakang ku padahal tadi jelas-jelas aku periksa setiap bilik kosong.
Perlahan aku membalikkan tubuhku untuk melihat siapa yang ada di belakang sana. Setelah aku berbalik 180° aku melihat Sela ada disana berdiri dengan tatapan dingin padaku.
"Se ... Sela, kamu ken ..."
"Kamu bingung aku ada di dalam?" Belum selesai aku bicara omonganku sudah di potong oleh Sela.
Aku tak lagi menjawab setelah melihat perlahan rambut Sela berubah jadi lepek, bibirnya pucat, tangan kanannya putus setengah persis hantu yang ku lihat di saat bicara dengan Dante di lobby tempo hari yang lalu.
"Kenapa Akira? Terkejut?" Dia kembali bertanya padaku.
Tak sepatah katapun mampu keluar dari bibirku, yang ada di hati dan pikiran ku saat ini hanyalah berharap pintu di belakang ku segera terbuka dan aku bisa pergi dari kamar mandi ini.
"Kenapa diam? Bukankah di barisan saat PKKMB kau tak suka ada yang bicara menantang padamu?" Sela kembali mengingatkan aku pada kejadian saat aku membentak senior.
"Apa maumu?" Dengan nafas tercekat ku beranikan diri bertanya padanya.
"Mauku? Mauku hanya satu." Sela tertawa menatap ke arah ku.
"Apa?"
"Memiliki sahabat sepemberani kau!" Nada penekanan pada kata kau yang di ucapkan oleh Sela sangat terasa.
"Aku tak pernah mau bersahabat dengan hantu penipu seperti kau." Aku membentak Sela dan merasa ditipu olehnya.
"Apa katamu?" Aura marah dari Sela sangat terasa di kamar mandi ini.
Auranya membuat tubuhku lemas dan tak bisa bergerak, bahkan beberapa pintu di bilik kamar mandi bergerak terbuka dan tertutup dengan sendirinya.
"Kau pikir aku takut? Aku sudah biasa berhadapan dengan setan sepertimu. Bahkan aku sudah berhadapan dengan yang lebih darimu." Aku tau setan tak suka di remehkan itu sebabnya aku meremehkan Sela.
"Kau bilang ...."
Sela mulai mengangkat tangannya secara bersamaan leher ku terasa panas dan sakit. Aku kesulitan bernafas.
"Kau tak mau bersahabat dengan ..."
Semakin naik Sela mengangkat tangannya semakin sakit leherku, dan saat ini aku merasa kakiku sudah tidak lagi menapak di bumi. Aku terangkat.
"Uukkhhh ..." Nafasku sesak.
Berulang kali aku menggoyangkan tubuhku agar bisa turun tapi yang kurasakan hanya rasa sakit yang semakin menjadi-jadi di leherku.."Hantu penipu seperti aku?" Wajah Sela semakin seram seiring bertambah besarnya amarah dari sela.
"Lalu kenapa kau mau berteman dengan ..."
Brakkkk..
Kata-kata Sela terhenti saat pintu kamar mandi terbuka dan menghantam tubuhku sampai aku terjatuh dan kepalaku membentur salah satu bilik di kamar mandi.
Aku menatap ke lantai keramik di hadapanku, tetesan-tetesan darah mulai menggenang di lantai itu. Aku memegang kepalaku dan benar saja itu adalah darah dari kepalaku karena membentur bilik kamar mandi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halo Dante (End)
УжасыNamaku Harumi Akira. Gadis keturunan Jepang yang lahir dan besar di Indonesia. Sejak kecil aku sudah terbiasa dengan yang namanya hantu. Ini adalah kisah ku saat memasuki bangku perkuliahan, aku berkenalan dengan seorang pria misterius dan perhatia...