Dua belas (FLASHBACK)

685 63 56
                                    

Pagi itu adalah pagi yang indah di kota Medan. Matahari bersinar cerah dengan pepohonan yang masih basah akibat guyuran hujan tadi malam. Terlihat ada aktifitas baru di sebuah kampus di kota Medan yang merupakan kampus yang cukup terkenal. Beberapa mahasiswa dengan almamater dari kampus itu berdiri di sebuah tangga di depan lapangan menanti kedatangan para mahasiswa baru.

"Weeeee... Sampe juga kita di hari terakhir PKKMB, besok udah sah jadi anak tertua kita."

Terlihat seorang pria dengan gaya khas anak mudanya merangkul sahabatnya yang juga lelaki. Mereka sedang berdiri di sebuah lapangan yang tidak terlalu luas seperti sedang menanti sesuatu. Benar saja mereka sedang menanti mahasiswa baru yang akan mengikuti kegiatan PKKMB di kampus mereka.

"Jadi anak tertua di FF aja bangga gengs?" seorang pria yang juga seumuran mereka dengan jas almamater yang sama dengan dua pria tadi datang dengan senyuman enteng di wajahnya.

"Eh Mar nanti kalau ada cewek cantik maba langsung aja kau gebet biar nggak jones terus kau." Salah satu diantara mereka memperingatkan sambil menertawakan pria yang baru saja datang itu.

"Alex, biar kau tau ya, kalau aku pacaran nanti banyak cewek yang patah hati. Terjadilah nanti perang dunia." Mendengar ucapan si pria yang baru datang itu serempak mereka semua tertawa.

"Mario ... Mario ... Pedemu ngeri kali. Tingkat dewa yah." Seorang diantara mereka berjalan mendekati Mario.

"Bukan pede lo Zan. Kenyataan kan aku ganteng. Liat lah senyuman manis ku. Cewek mana yang bisa nolak." Dengan pedenya Mario memperlihatkan senyuman nya pada ketiga sahabatnya itu.

"Eh Hafizan, pernah kau liat dulu maba yang takut waktu Mario ngajak kenalan?" Alex mengingatkan kejadian setahun silam.

"Kampret lah we nggak seru lah kalian. Itu emang dia aja yang nggak pernah di dekati laki-laki ganteng, jadi agak syok batinnya." Mario tertawa mengingat kejadian itu.

"Tenang Mar kalau semalam nggak ada kau liat cewek cantik, masih ada hari ini untuk mengamati." Hafizan memberi saran pada Mario.

"Kau kok diam-diam aja Yus? Nggak ada niat mu belain aku?" Terlihat Mario masih berusaha mencari pembelaan dari satu orang temannya yang sedari tadi diam.

"Nggak enak kali perasaan ku we. Bising kali pulak kalian ah." Terlihat ekspresi resah di wajah sahabat Mario itu.

"Ignasius .. Ignasius .. Ikhlaskanlah kemampuan meramal mu yang udah hilang itu." Hafizan merangkul sahabatnya yang dulu bisa melihat masa depan atau apa yang akan terjadi pada orang lain.

"Nah, aku setuju sama si Hafizan. Lupain aja, lagian kau bilang juga kan takut ngeliat masa depan orang yang mati mengenaskan." Mario melengkapi kata-kata di ucapkan oleh Hafizan.

"Bukan kek gitu we, tapi ini beda lo. Sedih kali aku dari semalam nggak enak x bawaannya." Ignasius kembali mengutarakan keresahan dalam hatinya.

"Hai cogan cogan kuuuu ...." Datanglah seorang wanita yang juga panitia PKKMB di kampus itu.

"Eh, hai cecan bohay ku .." Alex yang pertama membalas sapaan wanita itu.

"Ih kok kau Lex? Aku kan maunya babang Mario yang jawab." Terlihat wanita itu tersenyum manja pada Mario.

"Nggak selera ku kau dek ku." Mario menolak godaan wanita itu sambil tertawa dan di ikuti oleh tawa sahabat-sahabatnya.

"Iya lah, lseleramu kan cewek-cewek polos yang bisa kau pake." Wanita itu berlalu dari hadapan Mario dengan ketus.

Mario dan sahabat-sahabatnya hanya tertawa melihat wanita itu duduk di tangga yang tak jauh dari mereka. Sekitar jam delapan pagi kegiatan PKKMB hari kedua dimulai.

Halo Dante (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang