The Red Thread Of Soul
Vampire!Dominat!Draco Malfoy x ?!Fem Harry
A/N: Terinspirasi dari liat - liat baju lolita gothic di pin interest. Jadi kepikiran gimana kalo female Harry potter Fashionable dan Draco yang menjadi mahluk creature. Sebenernya ini fic veela draco thing. Thank for certainly someone yang ngasih tahu something Author ngubah ini.
Author bikin story ini khusus wattpad ya
Tahun keempat,Malfoy Manor
Draco Malfoy duduk di tempat tidur ruangan khusus. Ruangan ini telah di beri rune kuno. Disebelah tempat tidur tersebut,terdapat meja kecil dimana banyak botol ramuan disana. Sekele-Grow,Healing potion,Pain-killer potion dan sekantong darah. Narcissa menuangkan ramuan penahan sakit dan meminta Draco meminumnya.
"Kau sudah siap Draco?"tanya ayahnya, Lucius. Pemilik rambut pirang platina dan bola mata abu - abu itu mengangguk. "Harus aku ingat'kan,Penerimaan warisan darah berbeda bagi masing - masing individu. Tubuhku merasa seperti dibakar terus - menerus sedangkan ayahmu merasa seperti ditusuk ribuan pedang secara terus menerus"jelas ayah baptisnya, Severus Snape.
Draco menganggukan kepalanya. Narcissa mengecup kening putra semata wayangnya. "Tenang little dragon, setelah itu semua kau bisa menemukan belahan jiwamu"kata Ibunya sambil tersenyum. "Sudah waktunya,"kata Lucius. Severus,Lucius dan Narcissa pun meninggalkan Draco dikamar itu.
Begitu pintu tertutup, Draco merasakan tubuhnya mengigil luar biasa. Ia merasa kedinginan. Draco berusaha berjalan mendekati perapian tetapi sia - sia ia masih merasa kedinginan. Draco memposisikan dirinya seperti janin. Memeluk kedua kakinya,berharap bisa memberikan kehangatan. Masalahnya dingin yang dirasakan oleh Draco berasal dari dirinya sendiri. Jadi tak ada yang dapat dilakukan kecuali menunggu.
Setelah hampir satu jam berlalu, dingin di tubuh Draco perlahan - lahan memudar. Nafas Draco kembali tenang. Pemilik rambut pirang platina tersebut hanya merasa lelah dan membiarkan dirinta tertidur.
Dream
Sekali lagi Draco membuka matanya dan mendapati seseorang tertidur dihadapannya. Draco melihat sosok itu dengan lebih jelas. 'Mate'batin Draco. Ia segera mengenali sosok itu. "Potter"kata Draco pelan. Sepelan apa pun pewaris Malfoy berbicara sepertinya terdengar oleh gadis yang tengah tertidur terbukti dari kedua mata gadis itu yang terbuka menunjukkan warna hijau indah bagaikan batu jamrud. "Draco?"kata Harriet heran.
"Apa yang kau lakukan dikamarku?"lanjut Harriet. Draco terkekeh. "Secara teknis, ini alam mimpi Harriet"jawab Draco. Jari Draco menyusuri tulang pipi Harrieta sambil bersenandung. Harriet memperhatikan Draco baik - baik. Kulit Draco sepucat biasanya dan taring dibibirnya terlihat lebih jelas. "Draco kau vampire"kata Harriet.
Draco tersenyum. "10 point untuk Gryffindor dan kau mateku. Harrieta Dorea Potter"jawab Draco terkekeh. Mata Harrieta membulat. "Jangan bercanda. Selama tiga tahun kita perang mantra dan ejekan."Protest Harrieta.
"Aku tidak bercanda Love"balas Draco. Kata Love yang diucapkan Draco membuat Harriet merinding seketika. "Kau membenciku?"tanya Pangeran Slytherin itu. Harriet memandang rivalnya sejak kelas satu itu. "Benci bukanlah kata yang tepat,Malfoy. Untuk menjawab pertanyaanmu aku tidak membencimu"jawab Harrieta membuat Draco menarik nafas lega.
"Harriet, bisa beritahu kau ada dimana? Aku membutuhkan kau berada didekatmu"tanya Draco.
"Whoah Stop right there romeo. Masih banyak yang harus kita bicarakan dan aku ragu kita bisa membicarakan semuanya disini"kata Harrieta yang kemudian menghilang, pertanda ia telah bangun. Draco memandang tempat Harrieta dan menghela nafas.
End Dream.
Narcissa membantu putranya duduk begitu Draco terbangun. Wanita paruh baya itu juga memberikan secangkir darah pada pewaris Malfoy tersebut. "Bagaimana keadaanmu?"tanya Lucius. "Aku baik - baik saja. Father"jawab Draco sopan.
"Jadi, siapa matemu nak?"tanya Narcissa penasaran.
"Harrieta Potter"jawab Draco membuat semua orang disekitarnya menahan nafas.
"Well itu mengubah segalanya."kata Lucius yang kemudian mengubah sihir perlindungan pada manornya. "Draco kau tahu dia dimana?"tanya Narcissa. Draco menggeleng. "Dia tidak mau banyak yang harus dibicarakan"jawab Draco.
"Mengingat kau dan Miss Potter sering perang mantra. Itu wajar. Ia tinggal bersama Sirius di Grimmauld place"jawab Severus. "Bukan berarti kau bebas kesana Draco."
"Well tulislah surat Draco. Mungkin kalian bisa bicara lebih leluasa dan mendapatkan kepercayaannya. Keluarga Malfoy mulai saat ini akan berpindah sisi ke sisi terang. Aku akan menemui Albus Dumbledore"kata Lucius yang kemudian bersama Severus Snape menghilang kedalam perapian. Narcissa tersenyum. "Beristirahatlah. Ibu akan menyiapkan kamar untuk Miss Potter"kata Narcissa. Draco tersenyum lebar. Ia benar - benar tidak menyangka keluarganya bisa berubah secepat ini.
Grimmauld Place no 12.
Semenjak tahun ajaran ketiga, Harrieta tinggal bersama Sirius. Setelah the Golden trio berhasil menangkap Peter dan menyerahkan pengkhianat itu ke kementrian sihir. Sebagai tanda maaf mereka. Sirius diperbolehkan mengasuh Harrieta.
Harrieta terbangun dari tidurnya. Mimpinya dengan musuh bebuyutannya, ia syukuri setidaknya mimpi itu masih lebih baik dibanding mimpi - mimpi tak jelasnya mengenai Lord Voldermort. Harrieta segera mandi dan memakai salah satu baju favoritnya. Semenjak ia tinggal dengan Sirius, ayah baptisnya itu mengizinkan berbelanja banyak baju favoritnya, Lolita Gothic dengan kemeja putih yang benar - benar menutupi dada dan rok hitam diatas lutut, dipermanis dengan bros pada kerahnya.
Seusai Harrieta berpakaian, ia mendapati Morpheus yang Harrieta kenali sebagai burung hantu Draco Malfoy sudah bertengger manis dengan surat di kakinya. "Tuanmu benar - benar tidak sabar ya"gerutu Harrieta. Gadis berambut hitam berantakan itu segera mengambil surat dari Morpheus. "Beristirahatlah selagi aku membaca dan menulis surat untuk tuanmu"kata Harrieta.
Harrieta Potter,
Harriet, kau bilang masih banyak yang harus kita bicarakan. Mari kita bicara, Pertama bagaimana kalau kita mulai dari awal mengingat kita memiliki sejarah yang cukup buruk karena kau menolak berteman denganku saat tahun pertama. Bagaimana tertarik?
Forever Your Mate,Draco Malfoy.
Jujur, Harrieta ingin memukul kepala Draco saat membaca surat dari pewaris Malfoy tersebut. Harrieta menarik nafas panjang sebelum membalas surat dari Draco.
Draco Malfoy,
Baik kita bisa mulai dari awal. Perlu ku ingatkan, kau yang bertingkah menyebalkan dan membuat Ron seolah - olah serangga tak berharga. Jadi jangan salahkan akan berada di Diagon Alley hari ini. Berniat berbelanja sebelum World cup. Jadi jangan balas suratku dulu, setidaknya sampai malam nanti.
Harrieta Potter, Your current rival.
Dengan itu Harrieta mengirimkan surat dengan Morpheus dan mengecek kembali tampilan dirinya di cermin.