Lucius berapprate ke sebuah kuburan bersama dengan pelahap maut lainnya. Entah dimana lokasi ini yang jelas, menantunya tengah terikat di nisan. Putra Amos pun telah meninggal. Lucius menduga kutukan avadra kedvra. Ia tidak peduli ucapan pangeran kegelapan saat ini. Ia lebih memperhatikan menantunya. Dari sudutnya , Lucius tahu Harrieta menyadari keberadaanya.
Pangeran kegelapan terus berbicara mengenai alasan kenapa ia dapat kalah dari seorang bayi. "Harrieta Potter berduel denganku"kata pangeran kegelapan. Kini Harrieta tak terikat di nisan, namun ia di bawah kutukan Crutacius. Lucius hampir bertepuk tangan , karena Harrieta mampu menahan dua kutukan tak termaafkan.
Ketika dua tongkat sihir dengan inti yang sama saling beradu, ada sebuah anomaly yang terjadi. Lucius dapat melihat James dan Lily Potter.Mereka menginstrusikan kepada gadis itu untuk kembali ke piala Portkeynya.
Begitu Harrieta menghilang. Lucius segera kembali.
Lapangan Quindditch, Hogwarts.
Harrieta kembali sambil membawa jasad Diggory. "Professor Dumbledore!"kata Harrieta . Menyadari apa yang terjadi, Amos Diggory ayah dari Cedric Diggory langsung berteriak. "Putraku!!!"kata Amos yang langsung menghampiri jasad putranya. Albus Dumbledore berlutut. "Professor, Lord Voldermort, kembali"kata Harrieta.
Draco pun memposisikan diri duduk di sebelah Harrieta. "Bisa kau membawanya ke madam Pomfrey"kata Albus.
"Aku bisa mengantarkanya Albus. "kata Moody.
"Menjauhlah dari menantuku. "Kata Lucius sambil mengeluarkan tongkatnya.
"Lucius, "kata Dumbledore.
"Tunggulah beberapa saat lagi kepala sekolah."balas Lucius. Harrieta berdiri dengan bersandar pada Draco. Ia benar - benar lelah. "Bolehkah aku kembali "kata Harrieta pelan. Draco melihat ke arah ayahnya. Lucius pun mengangguk. Draco menggendong Harrieta ala Bridal style.
