Filter

2.3K 277 3
                                        

Malam dimana Harrieta terpilih menjadi salah satu juara Triwizard merupakan hari dimana, ia ingin jauh dari castle Hogwarts yang sudah ia anggap sebagai rumah. Pasalnya, banyak yang mempercayai bahwa ia memang memasukkan namanya ke piala api. Termasuk sahabat baiknya Ron. Harrieta tak lagi makan di aula besar karena akan ada banyak mata yang melihat dengan penuh penghakiman.

Ia juga menghindari Draco. Harrieta sendiri tidak tahu, apakah Draco mempercayainya atau tidak. Ia takut jika Draco tidak mempercayainya. Harrieta lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan,banyak mencari tahu soal mantra dengan bantuan Hermione. 

Harrieta menunggu jam malam sebelum ia kembali ke quarternya bersama Draco. Gadis berbola mata hijau itu mengucapkan passwordnya dan masuk ke quaternya. Begitu lukisan tertutup, Harrieta berteriak kecil. Seseorang menariknya danmenjebaknya dengan kedua lengannya. "Potter, berhenti menghindariku" kata Draco. Harrieta bisa mengenali nada berbahaya di suaranya. "Dra...  aku tidak "belum selesai Harrieta membela dirinya, bibirnya telah terkunci dengan bibir Draco. 

Berbeda dengan sebelumnya, Ciuman Draco kali ini terkesan liar dan menuntut. Tangan Harrieta meremas kemeja Draco. Ia juga berusaha mengimbangi ciuman Draco. Harrieta mendorong Draco pelan ketika ia membutuhkan udara untuk bernafas. Draco pun melepaskan ciumanya dan ganti membiarkan kepalanya bersandar di pundak Harrieta. "Maaf aku, takut"kata Harrieta. Draco memandang Harrieta bingung. "Aku takut kau juga mengatakan aku yang memasukan namaku ke piala api"kata Harrieta. 

Draco menyentil kening Harrieta. "Kau benar - benar idiot Potter. Kau lupakan aku selalu mengikutimu. Jadi aku tahu pasti kau tidak akan melakukan hal itu"balas Draco. Harrieta menundukkan kepalanya. Draco menarik gadis itu kepelukannya. "Jangan pernah melakukan itu lagi"kata Draco. "Aku akan membantumu"

The red thread of soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang