Start A New
A/n: Maaf lama update… Althea lagi dapet ide baru tapi Althea bakalan finish salah story Althea.
Harrieta membuat secangkir cokelat panas untuk dirinya sendiri ketika ia melihat Draco keluar dari kamarnya. "Kau mau sarapan disini atau di Aula besar?"tanya Harrieta yang langsung menyeruput cokelatnya. "Di Aula besar saja."jawab Draco.
"Hmm biarku habiskan cokelat ini."balas Harrieta. Ia membaca jadwalnya hari ini, melihat pelajaran apa yang sam dengan Draco. Harrieta memiliki setidaknya tiga pelajaran dengan Draco. Ramuan di jam pelajaran pertama, Pertahanan terhadap ilmu hitam di jam pelajaran ketiga dan Astronomi di pelajaran terakhir.
"Aku lihat kita memiliki ramuan di jam pelajaran pertama. "kata Draco membuat gadis itu mendesah. "Aku buruk di ramuan"balas Harrieta.
"Kau bukannya buruk lagi tapi parah"kata Draco.
"Draco, jangan dipertegas bisa?"kata Harrieta manyun.
"Ayo ke aula besar dan kau duduk di meja Slytherin"kata Draco.
"Huh? Kenapa"tanya Harrieta yang sudah ditarik Draco.
Suasana di aula besar hening seketika saat Draco dan Harrieta memasuki Aula besar. Draco terlihat santai menarik Harrieta ke meja Slytherin memaksa gadis itu duduk disebelahnya. "Senang kau menampakkan hidungmu di meja Slytherin, Draco"kata Pansy.
"Akhirnya Draco kau mengajak calon Nyonya Malfoy untuk bergabung dengan kami"sambung Blaise membuat wajah Harrieta memerah.
"Selamat bergabung Harriet, acuhkan saja mereka"sambut Daphne. Harrieta mengangguk. Draco mengambil sepotong pie ginjal ke piring Harrieta sebelum ke piringnya sendiri. Gadis berbola mata hijau tersebut masih mendengar kasak - kusuk di belakangnya yang ia coba untuk tidak menanggapi. Bukan menjadi pemandangan umum memang seorang siswi asrama Gryffindor makan di meja Slytherin, terlebih dua asrama tersebut terkenal akan perselisihan mereka. Harrieta ingin tahu diantara anak - anak Gryffindor yang akan mengambil kesimpulan sendiri.
Menjadi gadis yang bertahan hidup plus tinggal dengan paman dan bibinya, menjadikan Harrieta kebal dari segala macam pembicaraan baik maupun buruk.
Sesudah sarapan, Harrieta menghampiri meja Gryffindor. "Bagaimana malammu Harriet?"tanya Ron dengan mulut penuh makanan. "Ew.. itu menjijikan Ron. Aku bisa tidur dengan nyenyak"jawab Harrieta.
"Potter, aku lihat kau akrab dengan anak - anak Slytherin dan pangeran Slytherin."kata Lavender Brown.
"Apa aku melanggar peraturan?"tanya Harrieta.
"Tidak, tapi mengingat sejarah.. "kata Lavender.
"Dengar. Masa bodoh dengan sejarah atau apapun itu"balas Harrieta meninggalkan meja Gryffindor dan bergabung dengan Draco yang sudah menunggunya untuk ke pelajaran pertama mereka.
"Setelah Ramuan apa pelajaran keduamu?"tanya Draco.
"Herbiologi, ada apa?"balas Harrieta.
"Aku akan mengantar dan menjemputmu"kata Draco dan Harrieta mengangguk setuju. Mungkin ini cara Draco melakukan Courtship.
Kelas Ramuan tidak seburuk yang Harrieta alami selama ini,walau professor Snape masih mengurangi poinnya. Ramuan Harrieta dan Draco masih di bilang acceptable dibanding kegagalannya di tahun - tahun sebelumnya. "Aku mengajari mu pelajaran Ramuan,Potter"kata Draco setelah kelas ramuan mereka selesai."Kau bisa membuat ramuan. Hanya saja rasa tidak sukamu dengan Paman Severus"
"Stop disana Draco. Aku tidak tidak suka Snape. Heck aku bisa memecahkan permintaan maafnya pada ibuku yang ia sampaikan secara tersembunyi di kelas satu. Ia hanya melihat aku sebagai putri James Draco"kata Harrieta. Sirius dan Lupin pernah membicarakan tentang kegiatan mereka sebagai Marauder, termasuk membully Snape. Harrieta meminta mereka untuk meminta maaf pada guru ramuan tersebut.
"Jika kau bilang begitu"kata Draco.
Secara keseluruhan, hari itu dan hari selanjutnya, berjalan dengan baik. Ron dan Hermione tidak mempermasalahkan Draco yang terkadang bergabung dengan meja Gryffindor.
Timeskip,
Tuan Muda keluarga Malfoy tersebut tengah menunggu Harrieta untuk berkencan di desa Hogsmede. Kamis yang lalu, Draco meminta Harrieta untuk pergi ke Hogsmede bersama dirinya yang langsung diiyakan oleh gadis yang memiliki nama keluarga Potter tersebut. Yang Draco bisa pastikan, salah satu alasan Harrieta menerima tawarannya adalah gadis itu bisa mengenakan pakaian favoritenya.
"Maaf menunggu lama,"kata Harrieta yang sudah tiba dihadapannya. Wajah Draco memerah melihat Harrieta yang tampil manis didepannya. Bagiamana tidak. Wajah Harrieta hanya di hiasi sedikit lipstik berwarna pastel dan rambutnya di biarkan terurai dengan pita menghiasi rambutnya. Baju yang dikenakan Harrietabisa di bilang tertutup, hanya saja menampilkan lekuk tubuh gadis itu. Draco ingin sekali membuat peraturan dimana para siswa dan siswinya di wajibkan mengenai jubah mereka ketika mereka berada di Hogsmede.
"Ayo berangkat,"kata Draco menarik tangan Harrieta . Pemuda pirang platina itu, ingin buru - buru keluar dari gerbang Hogwarts, ketika ia menyadari beberapa siswa disana melihat Harrieta dengan pandangan mesum yang bisa diartikan oleh Draco, ingin sekali ia menghisap darah mereka hingga habis jika ia bisa.
"Kenapa pakai baju itu? Lebih baik mengenakan seragam Hogwarts"Protes Draco yang tidak rela orang lain melihat Harrietanya.
"Draco, Aku memiliki baju lengkap dengan jubahnya. Hanya saja dress itu benar - benar pendek"kata Harrieta.
"Setidaknya kau bisa menutupi dengan Jubah."gumam Draco.
"Baik, aku akan mengenakannya lain kali"kata Harrieta.