Fairy (2)
Pasca Harrieta mendapat warisan darahnya, entah mengapa di mata anak laki - laki, anak-yang-bertahan-hidup itu terlihat seperti bidadari yang jatuh dari surga.
Saat pelajaran terbang, Neville terjatuh dari sapunya. Harrieta pun merapalkan mantra kemudian menanyakan keadaan teman seasramanya itu dengan sebuah senyuman, membuat setiap kaum adam melihat pesona Harriet yang bagai malaikat, begitu tenang dan nyaman. Perasaan itu tak berlangsung lama tergantikan oleh perasaan takut dan hawa membunuh dari Draco Malfoy yang berdiri dibelakang Harrieta.
Semenjak saat itu, setiap aura bagai malaikat yang dikeluarkan Harrieta muncul pasti setelah itu muncul aura setan milik Draco sesudahnya. Hal itu tentu saja tak mengurungkan niat dari para kaum adam yang ingin dekat dengan gadis bermarga Potter tersebut, mereka hanya perlu mencari waktu dimana Draco dan Harrieta tidak bersama. Sialnya, bagi mereka Draco sudah menjadi bayangan bagi Harrieta.
Seamus Finnigan adalah orang pertama yang menemukan celah tersebut. Dibantu oleh Dean Thomas, ia berhasil menemukan celah. Sehabis makan malam, setiap hari Rabu Slytherin memiliki jam astronomi sementara Harrieta bisa dipastikan akan berada di perpustakaan mengerjakan essaynya dalam menit terakhir. Mereka memiliki waktu satu jam untuk bisa mendekati peri manis Hogwarts itu.
Seamus tentu saja membawa senjata ampuh yang tak mungkin bisa ditolak Harriet. Sekotak cokelat. Entah siapa yang membocorkan cemilan manis favorite Harrieta tersebut. Tak hanya Seamus, Cedric Diggory sendiri memiliki persiapan yang mumpuni. Cokelat putih dari Belgia dengan bentuk kelinci. Harrieta memang suka cokelat tapi tak banyak yang tahu, Jenis cokelat favorite Harrieta adalah Cokelat putih.
Waktu yang ditentukan tiba, rambut Harrieta berantakan akibat pusing menulis essay mengenai Wiggentree untuk Professor Sprout. Menyerah akan essaynya, Harrieta memutuskan untuk kembali ke quaternya.
"Harrieta, Ini untukmu manis. Cokelat Honeydukes."kata Seamus. Harrieta tersenyum janggal. "Haha terima kasih"balas Harrieta. Sebelum Seamus mengajaknya berkencan ke Hogsmede. Banyak kaum adam menghampiri Harrieta membuatnya kewalahan. "Nona Potter"panggil Cedric sopan ditengah - tengah kebisingan. Cedric menyerah kotak kaca yang berisikan cokelat putih berbentuk kelinci.
"Waaa… ini lucu"kata Harrieta.
"Maaf aku terlambat"kata Seseorang dengan nada yang amat dingin.
Draco POV
Draco Malfoy bergerak cepat menuju perpustakaan dimana Harrieta berada. Ia benar - benar tak nyaman meninggalkan Harrieta sendiri, terlebih Harrieta belum bisa mengontrol kekuatan perinya. Meninggalkan gadis itu sendirian sama dengan meninggalkan kelinci di tengah gerombolan Serigala. Beruntung ia vampire, ia bisa berlari diatas kecepatan manusia biasa.
"Sial"rutuk Draco begitu menyadari gerombolan anak laki - laki mengelilingi Harrieta terlebih gadis itu tengah berhadapan dengan anak Hufflepuff. "Maaf aku terlambat"kata Draco dengan nada dingin. Tak lupa ia juga memasang aura pembunuh dan tatapan lakukan -ini-lagi-aku-akan menghisap-darah-kalian-hingga-kering.
"Draco, Lihat ini lucu'kan"kata Harrieta yang tidak sadar dengan suasana mencekamnya.
"Ya ini lucu, Diggory memang bisa membuat benda imut seperti itu"kata Draco berjalan mendekat dan mencium bibir Harrieta didepan semua orang. Bukan hanya mengecup, perlu di perhatikan Draco men-french kiss Harrieta didepan semua orang. Tak terhitung banyaknya suara kaca pecah yang terdengar.
![](https://img.wattpad.com/cover/154380322-288-k5c09fc.jpg)