Dragon

2.2K 262 1
                                    

Semenjak malam itu, Draco kembali menemani Harrieta mempelajari segala jenis mantra. Pewaris Malfoy tersebut, selalu memastikan agar Harrieta tetap makan teratur di segala kesibukan gadis itu untuk belajar mantra . Draco hampir ingin menghajar Ron karena sebagai teman dekat Harietta bagaimana bisa ia tidak mempercayai Harrieta. Untungnya Hermione dan Harrieta sendiri mencegah hal tersebut. Draco juga menyadari bahwa selain Ron masih banyak anak Gryffindor yang tidak percaya pada soulmatenya tersebut. Ia harus mendukung Harrieta dengan caranya sendiri.

Draco dan Harrieta baru akan menikmati makan siang didekat hutan terlarang.Ketika Hagrid menghampiri mereka. "Rieta, uh.. bagaimana kalau malam nanti kau mampir ke tempatku? jangan lupa bawa jubahmu"kata Hagrid.

"Eh, Baiklah"jawab Harrieta bingung.

"Kalau begitu selamat bersenang - senang"kata Hagrid yang pamit.

"Apa itu tadi ?"Tanya Draco begitu Hagrid menjauh. Harrietta mengangkat kedua bahunya. "Entahlah, jubah yang Hagrid maksud adalah jubah gaib. Aku hanya akan menemuinya untuk mencari tahu"kata Harrieta.

"Kalau begitu berhati - hatilah, Aku akan berburu nanti malam"balas Draco. Harrieta pun mengangguk.

Sesuai dengan permintaan Hagrid, Harrieta menemuinya di tempat tinggal Hagrid, Harrieta tak lupa membawa Jubah Gaibnya. Hagrid terlihat rapi dengan Tuxedonya dan sebuah Bunga besar disakunya. "Rietta, cepat pakai jubah gaibmu"kata Hagrid. Meskipun bingung Harrieta menuruti Hagrid. Ia memakai jubahnya.

Alasan Hagrid mengenakan pakaian rapi adalah Ia ada kencan dengan kepala sekolah Beauxbatons, Madam Olympe Maxime. Harrieta mengikuti kedua pasangan itu masuk ke hutan terlarang. Sampai di satu titik, dari bawah jubah gaibnya, Harrieta bisa melihat Naga di dalam kandang. "Hagrid tugas pertama adalah Naga?"Tanya Madam Maxime. Hagrid mengangguk. "Tenang naga tidak berbahaya walau meski aku akui, Naga ekor duri Hungaria itu sedikit lebih ganas "kata Hagrid. Harrieta menghela nafas. Ia membuka jubahnya sedikit, "Hagrid apa tepatnya tugas pertama"bisik Harrieta.

"Melewati naga"jawab Hagrid. Dari kejauhan, Harrieta bisa mengenali kepala sekolah Durmstrang Igor Karakoff yang juga sedang mencari tahu untuk muridnya. Tak ingin berlama - lama, Harrieta segera kembali ke quarternya.

Gadis berambut panjang berantakan itu segera merebahkan dirinya ke sofa. "Dobby"panggil Harrieta. Peri-rumah yang dimaksud pun muncul dihadapan Harrieta. "Nona Harrieta Potter, apa yang bisa Dobby lakukan untuk nona?"Tanya Dobby ceria. Harrieta selalu tersenyum melihat tingkah ceria Dobby."Boleh akau meminta secangkir cokelat panas"kata Harrieta.  "Tentu saja nona Harrieta"kata Dobby yang segera meninggalkannya. Draco masih berburu hingga quarter sangat sepi. Harrieta menyalakan perapian dengan sihirnya. "Bagaimana aku harus menghadapi naga?"kata Harrieta. Dobby pun kembali sambil membawa Cokelat panas permintaan Harrieta. 

"Terima kasih Dobby"kata Harrieta . Dobby pun segera meninggalkan Harrieta. Harrieta masih memikirkan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi naga. Pikirannya masih melayang saat Harrieta merasakan seseorang mengecup keningnya. "Apa yang kau pikirkan?"Tanya Draco yang baru saja kembali. 

"Draco, tugas pertama melewati naga"kata Harrieta . Kedua bola mata Draco pun membesar. Ia segera menarik gadis itu dalam pelukannya. "Aku akan membantumu "kata Draco. 

"Bagaimana berburumu?"Tanya Harrieta. 

"Tidak ada yang menarik"jawab Draco. Harrieta tersenyum kemudian meminum cokelat panasnya. "Draco, kau tahu aku Parselmouth. Bisakah aku berkomunikasi dengan naga?"Tanya Harrieta. Draco menarik nafas panjang. "Mungkin saja"jawab Draco.

The red thread of soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang