Bedhair

317 42 12
                                    

Aku mengembus napas lelah, lemas menutup loker sepatu. Berjongkok sebentar membenahi uwabaki yang terinjak tumit, baru lanjut melangkah ke lantai dua. Gila, sejak semalam aku tidak bisa tidur sama sekali, hanya gelundungan di kasur saking pusingnya.

Ya bayangkan saja. Tiba-tiba orang yang hampir tidak kukenal menyatakan perasaan padaku. Entah maksudnya serius atau tidak, intinya sama-sama bikin jantungan dan mumet. Belum lagi Ayano yang menyatakan diri sebagai fans nomor wahid Tazaki seharian kemarin bertingkah sinis padaku, mengatakan aku sudah menikung dirinyaーastaga, dia bahkan tidak mau mendengar apapun dariku. Terserah dia dan fantasinya saja, aku sudah cukup lelah.

Aku mengembus napas sekali lagi, merasa luar biasa penat karena jantungku berdebar sangat keras semenjak memasuki area sekolah tadi. Jadi waswas menatap sekitar, kali saja orang itu mendadak muncul bikin jantungan. Orang-orang di sekitar menatapku aneh. Biar saja, ini namanya mengantisipasi serangan fajar.


“Kenapa mengendap-endap begitu?”

“Mampus!” Pekikku kaget. Johann mengangkat alis bingung. “Ah, ternyata cuma kau,” aku menggerutu sebal. Merasa sia-sia sudah pasang sikap waspada.

“Apanya yang mampus?”

“Kau,” kataku asal, meninggalkannya di luar kelas. Johann mendelik, menggumamkan sesuatu dalam bahasa Jerman. Si ketua kelas itu lalu mendatangi guru yang meminta bantuannya, berjalan agak tergopoh.

“Heh.” Kali ini aku mencoba mendekati Ayano. Dia cuma melirik sekilas, lalu sok buang muka. Apa-apaan anak ini.

Aku mengembus napas. “Kan sudah kukatakan aku tidak tahu apapun. Waktu itu dia tiba-tiba mendatangiku laluー” mendadak pipiku terasa panas. “Lalu … begitu.”

“Begitu apanya?” Tanyanya dengan nada menuntut.

“Ya … gitu.” Lalu aku membalik kursi Alain, duduk tepat menghadap Ayano. “Lagian, memangnya kau ada melihatku mendekatinya? Kau sendiri kan tahu selama ini aku tidak pernah neko-neko. Apalagi di tempat ini mana ada cowok normal.”

Ayano diam, tampak memikirkan sesuatu. “Hm, benar juga ya. Oke, kau dimaafkan.” Ayano memangku dagu dengan kedua tangan. “Lalu, kau menerimanya?”

“Jangankan menerima. Bicara saja sudah susah.”

“Ah, payah,” ledeknya. Aku mencibir, tangan terangkat seolah hendak memukul. “Eh, kau tidak ada ekskul?”

“Ini juga mau ke sana. Aku duluan ya.”

“Oke.”

Aku melakukan hal sama begitu keluar kelas. Berjalan mengendap-endap seperti mata-mata yang nyaris terbongkar identitasnya. Mengintip di balik tembok, menolah-noleh waspada. Berjingkat menuruni tangga sampai ke lorong penghubung menuju gedung olahraga.



“Sedang apa?”

“Waah!” Badanku terlonjak, refleks berbalik. Sayangnya aku menyesali apa yang baru kulakukan. Tazaki berdiri persis di hadapanku. “L-lho, kau di sini?”

“Kebetulan aku bertemu denganmu. Ini, formulir untuk anggota ekskul basket. Kau juga isi ya, untuk didata ulang.” Dia menyerahkan map kertas.

“O-oh … oke. Nanti kuberikan pada mereka. Trims ya.”

“Sama-sama.” Kalau dipikir-pikir, Tazaki ini punya senyum yang menyenangkan. Tipikal yang membuat orang lain ikut tersenyum. Cara bicaranya juga sopan sekali. Sepertinya aku sudah bertingkah berlebihan. Toh, walau dia bilang begitu kemarin, nyatanya Tazaki tidakーatau setidaknya belumーmelakukan apapun.

“Uhm, kalau begitu aku duluan ya,” pamitku, bersiap pergi.

“Tunggu sebentar.”

Badanku berhenti mendadak, tak berani bergerak. Tazaki menyusul langkahku hingga kami kembali ke posisi awalーdia berdiri di depanku. Telunjuknya terarah ke pucuk kepala sendiri.

Bedhair,” katanya.

“H-hah?”

“Rambutmu,” ulangnya, kali ini dengan senyum kecil. “Mau diperbaiki sendiri atau kurapihkan?”

Ya Tuhan, aku rasanya mau menarik omonganku barusan.

Update lagi karena ... entah kenapa hari ini ngerasa gabut banget gaada ngetik samsek cuma goleran nontonin yutub (parah)

Tau nggak sih, selama ngetik Asmaraloka dan ada bagian Tazaki senyum tuh kebayang senyumnya beneran masa sampe pas iseng buka laptop nemu file isinya screenshoot-an (ga guna bener wkwk) Joker Game tu aku teriak pas tiba2 nongol wajah Tazaki close up kek WOYLA MUKANYA SANTE GAUSAH NGAGETIN.

Yak sekian saja omongan ga guna ini/ha. Selamat membaca, dan makasih atas dukungan kalian ya ampun ngerti aja cara bikin orang nangis sambil nyemangatin :')))

Asmaraloka | Tazaki [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang