prolog

14.9K 569 5
                                    

    Namia membuka pintunya melihat sang suami jam 12 malam baru pulang. Namia, setiap hari harus menunggu suaminya pulang di sofa ruang tamu.

  "Mas baru pulang lagi."

  "Gausah banyak tanya. Lagian istri kayak kamu enggak ada gunanya," jawab suaminya lantas dia masuk ke dalam mengabaikan istrinya yang sudah menunggunya. Namia, menghela napasnya dia menutup pintunya lantas ikut masuk ke dalam.

  Sampai di kamar, Namia suaminya sudah telungkup di kasur, tanpa mengganti pakaian bahkan  melepaskan atributnya seperti sepatu, kaos kaki saja tidak. Namia, dengan sabar melepaskannya dari sang suami.

    Saat Namia sedang melepaskan tiba-tiba bayinya menangis. Dia pun lantas bangkit setelah melepas sepatu suaminya.

  Oe ... oe.... Suara kencang bayinya yang diletakkan di kasur bayi terdengar sangat berisik di telinga Arya. Namia menggendong anaknya.

  "Shut ... anak Bunda kenapa sayang. Cup ... Cup.... ini udah sama Bunda sayang," ucap Namia mengayunkan anaknya yang menangis. Namia berusaha memberikan ASI kepada anaknya. Namun, anaknya menolak dan tetap menangis.

  "Ahhhh!!! Mia anak kamu bisa ga sih suruh diem! Aku capek baru pulang mau tidur bukannya malah denger dia nangisn!" Suaminya yang merasa terganggu langsung saja membentak Namia.

  "Iya, Mas ini udah aku coba diemin cuma dia masih nangis."

  "Kamu bisa enggak sih jadi Ibu! Anak nangis bukannya diemin malah makin kenceng. Sono diemin di luar aku ngantuk, capek malah kamu suruh denger anak kamu nangis!" Namia pun lantas ke luar dari kamarnya untuk menenangkan anaknya Kayla.

      Namia, mendiamkan anaknya. Mengayunkan Dan memberikannya susu. Tapi, anaknya tetap menangis. Padahal, Namia ingin istirahat setelah menunggu suaminya pulang.

  "Anak Ibu kenapa sayang. Cup ... cup. Mau apa sayang...." ucap Namia mengajak Kayla bercanda.

   Beberapa saat kemudian, mertuanya datang menghampiri. Jika kalian mengira mertuanya akan membantunya kalian salah. Namia harus menyiapkan hatinya untuk ini. 

  "Namia astaga ini jam 12 malem! Anak kamu nangis lagi ... nangis lagi! Kamu mikir enggak sih waktu malem itu buat orang-orang pada istirahat. Bukannya malah dengerin anak kamu yang nangis itu!"

  "Maaf, Bu tapi ini Namia lagi coba buat nenangis tapi makin kenceng nangisnya," jawab Namia.

  "Ya kamu masa jadi Ibu gapunya cara. Udah berapa Bulan kamu jadi Ibu anak cuma nangis aja. Dulu pas Ibu punya anak Arya sama Rayan enggak secengeng ini! Makanya kalau punya anak itu cowo biar enggak cengeng!"

  "Maaf, Bu."

  "Maaf-maaf doang aja bisa kamu. Bikin pusing aja dengerin anak kamu kerjaannya nangis. Kayak Ibunya cengeng!" Ibu mertuanya lantas beralih ke belakang untuk mengambil minum. Namia, tetap menenangkan anaknya. Kata-kata pedas Dari keluarga suaminya sudah menjadi hal biasa di dengarnya.

   Semua berawal ketika dia tidak bisa memberikan anak laki-laki seperti kemuan suaminya dan Ibu mertuanya....
***

Tbc ... Jangan lupa tinggalkan vote atau komen kalian ;)

Bertahan Dengan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang