Namia Andra

9.8K 364 2
                                    

"Tidak pernah terfikir bahwa Pernikahan yang seharusnya bahagia hanya menimbulkan Luka."
***

     Namia, duduk bersama di meja makan. Sambil menyuapi anaknya. Keluarga Arya makan dengan tenang sedangkan Namia harus mengurus anaknya lebih dulu.

  "Kerjaan kamu gimana, Arya. Kamu semalem pulang malem lagi?" tanya Ibunya Septi.

  "Baik, Bu. Iya aku pulang malem. Lagian aku ngapain juga buru-buru pulang. Mending aku seneng-seneng di luar dari pada lihat istri modelnya gini," ucap Arya melihat sekilas ke arah Namia.

  "Tuh, Namia kamu tu harusnya sadar. Kalau jadi istri. Suami enggak betah di rumah aturan kamu mikir. Bukannya malah diem aja." Namia hanya bisa diam. Lantas memangnya dia harus apa? Melakukan pembelaaan? Sangat tidak mungkin dia membela dirinya yang ada hanya akan semakin menyakiti dirinya.

  "Kamu tu dengerin kalau Ibu aku lagi ngomong. Bikin suami betah di rumah."

  "Terus aku harus apa, Mas supaya kamu betah di rumah? Aku udah melakukan tugas sebagai istri semaksimal mungkin tapi kamu tetap saja berlaku seenaknya terhadap aku."

  Arya tertawa, "Nahkan lihat nih, Bu. Kalau dibilangin malah jawab aja. Kamu tu paham enggak surga kamu itu ada di suami! Kalau diingetin suami dengerin."

  "Tahu, Namia. Ibu waktu jadi istri perasaan enggak kayak kamu. Bangkang. Suruh bikin anak cowo ya anak cowo. Bukan malah cewe!"

  "Bu, Tuhan sudah memberikan amanahnya kepada Namia dan Arya anak perempuan. Tuhan memberikan Kayla untuk Namia jaga sepenuh hati bukan untuk disalahkan kehadirannya, Bu." Namia bisa menerima jika dirinya yang dihina tapi tidak dengan anaknya.

  "Namia cukup. Kamu itu terlalu banyak jawab jadi istri, kalau dibilangin suami atau orang tua itu dengerin bukan jawab. Gimana kamu mau pinter. Lagian, maksud Mama itu baik. Kalau anak kita cowo pasti bisa ngurus perusahaan nantinya. Kalau anak cewe bisa apa? Bisa nyusahin kita doang nanti. Lihat aja!"

  "Mas—"

  Brak....

  "Cukup berantem di meja makan. Namia kamu ajak anak kamu makan di luar. Bikin nafsu makan kita jadi berantakan," ucap Ibunya Septi. Namia berusaha beristigfar dalam hatinya lantas membawa Kayla menjauh Dari meja makan.
***

   Di taman, Namia menyuapi anaknya makan. Makanan yang dia buat sendiri untuk bayinya yang baru setahun.

  "Nak, maafin Ibu ya. Karna Ibu kamu jadi harus menerima kata-kata kasar Dari Ayah sama Nenek kamu," ucap Namia kepada anaknya yang belum bisa bicara. Anaknya itu hanya tersenyum dengan satu Gigi yang tumbuh di tengah-tengah.

  "Nak, semampu Ibu, Kayla bakal Ibu rawat, Ibu jaga dengan kasih sayang penuh. Kayla anak Ibu. Pelita hati Ibu. Ya Allah berikan aku kekuatan untuk bisa menjaga dan merawat anak hamba hingga dia besar nanti. Aku hanya ingin membahagiakan anakku. Bukalah hati suami dan mertua ku agar mereka sadar bahwa anak laki-laki atau perempuan sama saja. Tetap anugrah yang engkau berikan kepada setiap pasangan suami istri," ucap Namia. Setiap hari Nami berdoa semoga suaminya segera bisa baik dengan Kayla. Dia ingin anaknya dianggap oleh Ayahnya. Namia pernah keguguran dua kali, itu disebabkan karna pikiran Dan setelah Allah kembali memberikan amanah hingga dia bisa bersama Kayla sampai saat ini membuat dirinya bersyukur dengan kehadiran buah hatinya.

  Tapi, mengapa suaminya dan Ibu mertuanya sangat tidak menyukainya hanya karna Kayla anak perempuan?
***

Tbc ... Jangan lupa vote and commennya.

Bertahan Dengan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang