Bermain Gelap

6.2K 310 3
                                    

"Ternyata berusaha sabar saja tidak cukup untuk laki-laki yang tidak bisa setia dengan istri dan anaknya."
***

     Namia bersiap untuk pergi bersama temannya. Teman kantornya dulu mengatakan rindu dan ingin meet bersama dirinya dan juga anaknya. Awalnya Namia memilih tidak bisa tapi karna dia lagi-lagi problem dengan mertuanya dia butuh refreshing untuk menjernihkan pikirannya.

  "Anak Ibu udah cantik ya," ucap Namia saat sedang memakaikan outfit yang bagus untuk anaknya. Untuk masalah nafkah Namia memang selalu mendapatkan haknya cukup bahkan bisa dibilang lebih. Sehingga dia bisa membelikan pakaian yang bagus untuk anaknya. Lagi pula saat dirinya dan anaknya diajak bertemu dengan teman Arya. Arya tidak mau dirinya dan Kayla terlihat gembel.

  Orang yang tidak mengetahui rumah tangga Namia pasti akan menganggap Namia orang yang beruntung. Banyak orang yang sudah mengatakan seperti itu. Tapi, Namia hanya tersenyum setelah dia mendalami kehidupannya yang bisa dibilang mewah dia baru sadar itu tidak menjamin kebahagiaan.

  Bunyi telepon mengalihkan fokusnya saat sedang menimang sang anak. Dia lantas mengangkat telepon tersebut lebih dulu. Masih sambil menjaga anaknya.

  "Halo, Assalamualaikum, Ta?"

  "...."

  "Oh udah dibawah? Yaudah aku ke bawah sebentar lagi. Tunggu ya,Ta. Ini siapin gendongan Kayla dulu."

  "...."

  "Oke Assalamualaikum." Setelah mendapat telepon kalau Tita sudah di bawah diapun bersiap mengajak anaknya sekalian jalan. Sudah lama mereka tidak jalan-jalan kalau mengandalkan suaminya itu tidak akan pernah mungkin lagi. Kecuali, ada pertemuan suaminya yang harus dirinya ikut.

   Setelah selesai menyiapkan semuanya dia menggendong Kayla ke luar kamar. Menutup lagi kamarnya lalu segera ke luar. Sampai di ruang tamu bawah. Dia melihat Ibu mertuanya sedang menonton televisi. Walaupun, Namia tidak disukai Dan kerap kali dia sebal dengan mertuanya dia pun tetap pergi dengan pamit.

  "Bu, Namia sama Kayla mau pergi dulu sebentar. Di depan teman Namia, Tita udah nungguin, Bu."

"Baru dibilang jadi istri itu yang berguna malah udah maim-main lagi. Kamu mau kayak Ratih."

  "Maaf, Bu bukan kayak gitu. Lagian 'kan selama ini Namia juga jarang ke luar tapi hari ini Namia diajak jalan Dan juga Kayla juga butuh refreshing."

  "Terserah. Kamu Ibu larang juga bakal tetep pergi!" Septi langsung mematikan tvnya Dan pergi lebih dulu ke lantai atas. Namia menghela napasnya, dia berusaha untuk tetap sabar. Setelah itu dia segera untuk menyusul temannya.

   Sampai di depan dia melihat mobil silver sudah terparkir di depan gerbang. Dia lantas menghampiri Tita.

  "Assalamualaikum, Ta...."

  "Waalaikumsalam, yaampun Namia udah lama banget enggak ketemu sekarang makin cantik. Yaampun ponakan aunty juga udah gede lucu banget," ucap Tita.

  "Haha bisa aja kamu, Ta. Kamu juga makin cantik."

  "Aamiin. Yaudah yuk masuk kita jalan," ucap Tita. Namia mengangguk dia lantas memutar arah menuju kursi samping. Setelah, Namia masuk. Tita menyalakan mobilnya Dan mereka segera berangkat.

Bertahan Dengan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang