"Satu kata! Menyebalkan!"
***Arya kini sudah mengantongi identitas Naima. Dia memiliki semua yang dibutuhkannya. Sudah selesai semua kerjaannya waktunya dia ke alamat tujuan wanita yang sudah menarik Dan membuat perasaan berkecamuk beberapa hari ini.
"Mi gw mau ke rumah Naima dulu. Urus semua kerjaan yaw."
"Hah?! Ngapain. Kerjaan masih banyak, Ya. Apalagi Rayyan lagi cuti."
"Halah yaudah kasih aja ke karyawan lain. Dah yak bye Fahmi moga aja cepet naklukin tu cewe sama keluarganya." Arya dengan segera meluncur menuju ke alamat yang tertera. Senyum di wajahnya tida berenti menghiasinya. Entahlah dia belum tahu ini perasaan apa. Intinya sementara ini cewe itu harus jadi segera dia miliki.
***Arya sudah berenti di depan rumah dengan gerbang warna abu-abu. Dia pun segera masuk tanpa menunggu lama. Setelah di depan pintu dia langsung mengetuk pintunya.
"Permisi. Assalamualaikum...." Arya berusaha sopan. Semoga saja kali ini tidak salah. Beberapa saat kemudian pintu dibuka oleh laki-laki berumur.
"Waalaikumsalam. Ya cari siapa?" tanya laki-laki berumur dengan kumis diatas mulutnya. Tangannya sambil menggelinting kumisnya.
"Benar ini rumah, Namia?"
"Ya benar. Kamu siapa?" tanya laki-laki itu. Arya sedikit bergidik tapi tidak mengurungkan niatnya untuk tetap bisa mendapatkan Namia. Apapun itu caranya.
"Perkenalkan saya Arya. Saya—"
"Dari mana kamu mengenal, Namia?" tanya laki-laki itu langsung memotong ucapan Arya.
"Saya...."
"Abi ada siapa? Loh ada tamu kenapa enggak disuruh masuk, Bi?" tanya wanita paruh baya lagi yang memotong ucapan Arya.
"Gak tahu siapa. Udah kamu pergi aja."
"Abi enggak boleh kayak gitu kalau ada tamu. Ayo masuk, nak." Wanita paruh baya itu jauh lebih ramah Dari laki-laki tadi. Saat wanita itu menyuruh masuk Arya sedikit canggung tapi kemudian dengan bantuan wanita itu Arya bisa masuk ke dalam.
***Setelah keluarga Namia menyuguhkan hidangan ringan. Mereka memulai menanyakan lagi tentang Arya.
"Jadi, nak sebenernya apa tujuan kamu ke kemari? Kamu kenal dengan Namia?" tanya Uminya Namia. Mereka sudah saling kenal setelah perkenalan tadi.
"Mohon maaf sebelumnya. Saya tidak terlalu mengenal Namia. Namun....." Arya mulai menceritakan semua pertemuannya dengan Namia. Abinya Namia langsung marah karna ternyata Namia waktu itu berbohong soal dia terjatuh sendiri. Ternya dia ditabrak oleh laki-laki ini.
"Oh jadi kamu yang bikin Namia celaka! Kamu juga yang bikin Namia bohong Dan nutupin kalau kamu yang nabrak dia.""Maaf, Pak. Tapi, saya sangat menyesal karna waktu itu makanya saya berusaha untuk mencari tempat tinggal Namia."
"Sudah lebih dari seminggu lalu kamu baru datang ke sini Dan mengatakan menyesal? Laki-laki pecundang kamu!"
"Abi sabar, Abi," ucap Uminya.
"Saya sudah berusaha mencari tahu keberadaan Namia. Bahkan....." Arya menjelaskan lagi usahanya untuk menemui Namia. Hingga akhirnya dia bertemu Namia di Bali saat Pernikahan Kakaknya. Untung saja dengan mudah dia mencari atasan Namia Dan meminta lengkap alamat rumah Namia. Karna Arya adalah orang pennting akhirnya dia menukarkan kerjasama dengan perusahaan Namia. Tapi, tentu saja itu tidak diceritakan oleh Arya kepada Abinya Namia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertahan Dengan Luka
SpiritualMenjadi seorang istri dan Ibu yang bertahan untuk anaknya adalah sebuah pengorbanan, demi sang anak agar tetap mendapat kasih sayang kedua orang tuanya. Namia bertahan. Ujian yang selalu datang silih berganti membuat dirinya nyaris menyerah. Tapi, s...