Awal Kemunculan Arya

5K 250 4
                                    

"Dan kau hadir merubah segalanya. Menjadi lebih rumit. Kau bawa diriku ke dalam perangkapmu. Buat diriku dalam bahaya...."
***

     Melihat Kakaknya yang mengenalkan calon istrinya membuat muak. Apalagi melihat tingkah Ratih yang seakan tidak mengenalnya. Dia pasti sengaja tidak kenal agar pernikahannya lancar dengan Kakaknya.

  "Sial ... sial!!! Bisa-bisanya dia bersikap cuek padahal dia sadar gue mantannya. Bisa-bisanya dia juga deketin kakak gue. Sial emang tu cewe," ucap Arya. Arya sedang berada di club bersama temannya. Dia melampiaskan kekesalannya dengan mabuk. Padahal, sudah lama dia tidak ke tempat tersebut.

  "Yaudah sih lagian udah putus lama juga mungkin Ratih lupa," jawab temannya. Riko. Riko juga kenal dengan Ratih. Mereka berdua dulu satu kampus sebelum akhirnya Arya harus pindah ke luar negri karna suruhan Ibunya.
 
  "Gak mungkin dia lupa gue. Pas dia dateng pertama aja tadi natap gue dia langsung syok. Dia pasti kenal gue! Tapi, sial dia bersikap sok enggak kenal lagi," ucap Arya lagi. Arya memang ke club mabuk-mabukan namun dia masih memiliki batas hanya minum sedikit.

     "Yaudahlah, kalau gitu dia aja bisa lupain lo masa lo gamon ama dia. Harga diri dong, Arya."

  "Ya gimana gue emang masih cinta sama dia. Dan gue yakin dia juga cinta sama gue. Kita putus pas masing sayang-sayangnya juga," kata Arya mengingat putus mereka padahal seharusnya Ratih bisa lebih sabar lagi menunggunya pulang tapi perempuan itu malah beralasan tidak mampu ldr.

  "Ya lo bego kalau kayak gitu. Dia udah mau nikah sama laki-laki lain apalagi abang lo terus lo masih mikirin dia. Common bro. Justru kalo lo yakin dia masih cinta sama lo ya lol gantian manasin juga lah. Cari cewe laen yang buat lo kenalin ke rumah lo. Dengan begitu liat dia cemburu apa enggak. Kalau dia cemburu berarti dugaan lo bener dia masih cinta sama lo. Tinggal lo ambil aja lagi. Tapi, kalau enggak ya lo harga diri lah cari cewe lain," jelas Riko.

  "Lo pikir cari cewe lagi gampang. Gue udah deket sama dia lama. Yakali gue bisa lupain dia gitu aja. Selama di luar negri aja gue cuma pengen cepet-cepet pulang biar bisa balikan lagi sama dia. Setelah pulang gue cari kabarnya susah banget. Malah setelah tahu dia mau nikah sama kakak gue. Gila ga tuh," ucap Arya kesal. Selama ini dia menolak dekat dengan wanita lain karna masih cinta dengan Ratih. Dia menjaga perasaannya padahal bisa mendapatkan wanita lain yang lebih malah wanita yang dia tunggu meninggalkannnya begitu saja.

"Yaelah. Cewe banyak bro. Lo pake aja dulu siapa kek noh liat kanan kiri lo cewe banyak. Lo pake aja buat manas-manasin. Otak doang pinter tapi kek ginian aja bloon," ucap Riko menunjuk ke cewe-cewe yang ada di club itu.

  "Ck ogah! Enggak ada kualitasnya banget gue setelah sama Ratih malah sama mereka. Kalau gue mau manasin Ratih ya seharusnya harus sama yang lebih sepadan lah gila."

  "Ya terus lo mau siapa."

  "Ya gatau! Udah ah ngomong sama lo percuma. Enggak ngasih solusi. Gue mau balik dulu."

"Yeh ngapain lo balik masih jam segini ege," ucap Riko yang melihat jamnya masih pukul 10.

  "Sialan gue besok ada kerjaan kalau gue balik malem bisa kena oceh. Apalagi Kak Rayyan bentar lagi pasti ngambil cuti kerjaan banyak."

  "Hahaha sabar deh. Ternyata kaya bikin pusing juga," ucap Riko.

  "Hah dahlah. Cabut dulu gue. Lo jangan kebanyakan minum. Awas aja ada yang nelpon gue gara-gara lo teler! Enggak bakal gue samperin," ucap Arya bersiap untuk pulang. Sedangkan Riko hanya tertawa saja. Ya, Arya memang sering sekali ditelpon orang karna temannya ini bodoh teler namun menyusahkan dirinya.

  "Hahaha iya-iya. Jangan lupa bro cari cewe. Jangan mau dijajah sama cewe. Cowo kok bucin. Cowo tu yang mainin terus tinggal," ledek Riko. Arya hanya memutar bola matanya lantas memilih pulang.
***

  Selama perjalanan pulang, Arya benar-benar kepikiran kata-kata Riko untuk mencari wanita lain. Dan apa yang dikatakan Riko benar juga. Kalau Ratih bisa melupakan dia dengan mudah lantas untuk apa dia bertahan. Harusnya cowo itu mainin bukan malah termainkan. Sialan Ratih.

   Padahal, dia sudah berusaha menjadi laki-laki yang setia, berusaha tidak dekat dengan wanita lain karna berharap mereka bisa bersatu lagi. Ratih itu cinta pertama Arya, Ratih selalu bisa membuat Arya nyaman dengannya. Hingga dia sulit move on hingga saat ini.

  Bruk... 

   Arya sadar Dari sedikit lamunannya. Dia melihat dia sepertinya menabrak seseorang. Arya langsung turun dari mobilnya.

  "Heh! Gimana sih kalau nyetir itu liat-liat mau bikin mati saya?!" Setelah turun dari mobil dia langsung mendapat umpatan Dari wanita tersebut.

  "Aduh, Mbak enggak papa maaf-maaf, Mbak. Saya ganti rugi, Mbak. Berapa semuanya." Arya langsung membantu wanita itu. Wanita itu cukup kesal karna laki-laki itu langsung mencercanya. Memang dia tidak kenapa-kenapa tidak ada Luka serius karna cepat menghindar jatuh ke rerumputan.

  "Orang kaya tu emang sombong ya! Saya juga kaya tapi saya enggak sombong kaya, Masnya! Ini langsung aja mau nyogok! Kamu pikir dengan duit semua masalah selesai. Saya kalau duit doang punya. Saya juga kaya. Sombong banget mentang-mentang naik Fortuner. Saya juga punya di rumah!" Wanita itu langsung saja ngomel-ngomel hingga membuat Arya tidak tahu harus menjawab apa.

  "Maaf, Mbak. Maksud saya. Saya mau ganti rugi kerusakan motor Mba gitu."

  "Ya sama aja! Langsung ngarahnya ke duit 'kan! Dasar cowo sekarang. Udahlah enggak perlu. Saya orang kaya juga. Tanggung jawabnya di polisi aja!"

  "Loh, Mbak. Gini-gini kita enggak usah sampe ke polisi. Kita bisa selesain ini baik-baik, Mbak. Motor Mbak lecet saya tanggung semuanya."

  "Bukannya nanya orangnya malah motornya. Dahlah saya mau pulang! Semoga saya enggak ketemu lagi orang kayak kamu! Enggak usah tanggung jawab juga. Saya orang kaya. Paling saya laporin Abi sama Umi saya biar anda di teror. Permisi. Assalamualaikum." Wanita itu langsung saja pergi dengan motornya.

  Arya terdiam saat wanita itu pergi. Sikap wanita itu....
Benar-benar mengingatkanya dengan awal pertemuannya dengan Ratih. Mereka sama.

Wanita itu. Ya, dia harus bisa mencari tahu wanita itu. Bahkan keluarganya. Mungkin ini jawaban supaya dia bisa balas dendam dengan Ratih. Arya akan mendekati wanita itu. Ya harus bagaimana pun caranya.

  "Lihat saja kita akan bertemu lagi nanti," ucap Arya sambil tersenyum misterius. Setelah itu, dia langsung masuk kembali ke mobilnya. Walaupun, dia belum sempat ganti rugi atau bertanya apapun. Wanita itu cukup unik menarik perhatiannya di pertemuan awal mereka.
***

Tbc ... jangan lupa vote and commenya ya gaiss. Rencana aku update 1 Bab lagi. Semoga ga males. Komen dulu makanya okay...

Bertahan Dengan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang