Hari Terakhir

5K 242 3
                                    

"Keyakinan yang membuat mereka menyetujuinya."
***

   Sebentar lagi Arya akan memenuhi semua persyaratan yang diinginkan keluarga Namia. Arya bahkan sampai pindah mencari kos di daerah deket masjid rumah Namia. Dia hanya ingin menunjukkan keseriusannya. Selama ini belum pernah dia sesusah ini untuk perempuan. Dan apalagi saat Arya melihat Namia pulang kantor dia akan senang menggodanya seperti saat ini.

  "Wah calon istri baru pulang ya. Sabar ya sebentar lagi calon suamimu ini yang bakal mengantar jemput kamu."

  "Idih najis! Jangan terlalu ngimpi."

  "Lhooo kok gitu. Sebentar lagi loh, Nam. Sisa dua hari aku bakal full solat subuh di masjid ini selama 40 hari ini. Sesuai syarat yang udah dikasih sama Abi kamu."

  "Masih sisa dua hari bisa aja kamu kesiangan. Udahlah minggir aku mau pulang. Rusuh aja!" Nami menggeser Arya dengan tasnya tanpa mau menyentuh laki-laki itu.  Arya membiarkan Namia pergi dengan tawanya.

  "Sabar ya Namia sebentar lagi aku akan menghalalkanmu," ucap Arya berteriak. Namia melihat sekilas dengan kesal.

    Setelah Namia sampai rumah, dia bertemu dengan Abi Dan Uminya yang sedang duduk di depan teras. Melihat hubungan indah Abi Dan Uminya menghilangkan rasa kesalnya saat bertemu dengan Arya tadi.

  "Assalamualaikum, Abi, Umi," ujar Namia sambil Salim kepada kedua orang tuanya.

  "Waalaikumsalam, nak. Kamu baru pulang," ucap Abinya.

  "Iya, Bi."

  "Kenapa jarang bawa motor sekarang? Kan motornya udah bener. Kalau enggak bilang Abi biar Abi jemput."

  "Enggak usah, Bi. Soalnya jalanan macet Namia males bawa motor capek. Enakan naik angkutan umum."

  "Yaudah kamu sabar aja ya, nak. Sebentar lagi 'kan dianter jemput sama calon suami," goda Uminya lagi.

   "Ck. Umi apaan si. Lagian Abi kok ngasih syarat ke orang yang baru sih. Gimana kalau emng dia tu sebenernya ada niat buruk."

  "Namia kamu jangan gitu. Abi udah lihat keseriusan Arya. Selama ini Abi juga tidak suka dengan anak itu. Tapi, ini sisa dua hari dia bisa mengikuti persyaratan dari Abi. Selama ini, Abi pikir dia juga cuma laki-laki yang datang karna rasa penasaran tapi, lihat keseriusannya sampai pindah kos padahal jarak kos ke kantornya jauh. Belum lagi suka mampir ke sini kasih makan." Namia melihat kedua orang tuanya yang mulai interest kepada Arya. Namia, sempet goyah apa benar pilihan orang tuanya sudah tepat. Namun, mengapa masih ada keraguan.

  "Yaudahlah, aku mau masuk dulu mau istirahat. Masih ada dua hari belum tentu dia jalanin dua hari itu. Dah ah Namia mau masuk dulu." Namia izin masuk ke dalam rumahnya.

  "Abi sepertinya Umi yakin kalau Arya memang suami yang baik untuk anak kita." Sedikit demi sedikit Namia berhenti mendengar ucapan orang tuanya di depan.

  "Iya, Mi. Cuma kita masih harus ikhtiar Dan berdoa dulu semoga Arya jadi pilihan terbaik untuk anak kita."

   "Iya, Abi."  Setelah Namia tidak mendengar lagi perbincangan mereka Namia segera masuk ke dalam.
***

Bertahan Dengan Luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang