21. I Want to Heal You

9K 770 123
                                    

"Selamat malam."

Wanita itu masih terjaga, merasakan lampu kamar telah dipadamkan, merasakan suaminya memperbaiki selimut yang menutupi tubuh ringkihnya, merasakan kepalanya diusak lembut oleh tangan yang hangat itu.

Wonwoo membuka matanya, beberapa saat melarutkan diri dalam keheningan, tak mendengarkan apapun selain suara napas seorang pria yang kini tidur membelakanginya. Ia hanya terus menjatuhkan lamunan pada pundak besar pria itu, membiarkan pikirannya mengkilasbalikkan ucapan Nyonya Kim sehari yang lalu.

Ia menunggu. Ia menunggu Mingyu untuk menolak semua keputusan di kediaman keluarga Kim hari itu. Tetapi Mingyu tak mengatakan apapun. Walau Mingyu berulang kali meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, Wonwoo tentunya tetap cemas. Sebab, tak ada keputusan pasti dari pria itu. Ya, atau tidak, Mingyu tak memilih salah satunya.

"Kau tak akan meninggalkanku... Kan?"

Wonwoo mengalungkan tangannya di perut pria itu, menyandarkan kepala di pundak lebarnya. Ia mengeratkan pelukan, tak mengizinkan suaminya pergi kemanapun. Hingga kemudian Mingyu mengusap tangannya pelan, lalu menggenggamnya.

"Wonwoo."

"Eum?"

"Kenapa kau takut aku meninggalkanmu?"

"Karena..."

"Karena?"

"Tidak. Aku tidak mau mengatakannya."

"Kenapa?"

"Karena kau sudah tahu jawabannya."

Wonwoo merasakan tangan Mingyu bergerak melepaskan pelukannya, membalikkan tubuh agar mereka berdua saling berhadapan.

"Biar kutebak. Karena kau mencintaiku?"

Wonwoo mencebikkan bibirnya sebal, beranjak bergerak menduduki perut Mingyu lalu menangkup kedua pipi pria itu kuat-kuat. "Salah."

"Apa karena malam itu kita--"

"Bukan!"

"Aku menyerah."

Wonwoo menghela napas pelan, menurunkan tubuhnya hingga memperpendek jarak diantara wajah mereka berdua. "Karena... aku milikmu. Jadi kau tak akan kemana-mana."

Mingyu terkekeh, merengkuh wanita itu untuk membawanya kembali tidur di sebelahnya. Ia menenggelamkan tubuh kecil Wonwoo ke dadanya, menyandarkan dagu pada pucuk kepala istrinya itu dan memejam kembali.

"Hum. Aku tak akan kemana-mana."

"Berjanjilah."

"Aku janji. Tidurlah. Besok kita harus pergi, bukan?"

Wonwoo mengangguk dalam dada pria itu, turut membalas pelukan dan menyamankan posisi tidurnya.

"Aku mencintaimu."

.

.

.

"Morning kiss!"

Mingyu terkejut ketika Wonwoo tiba-tiba muncul dan mencium bibirnya begitu ia baru saja memasuki dapur. Ia menghela senyum kecil, memeluk gemas Wonwoo yang tertawa manis dengan mata bulan sabit indahnya.

"Kau belum mandi. Bau!" Wonwoo memukul tangan Mingyu agar pelukan mereka terlepas. Segera ia membalik tubuh pria itu dan mendorongnya keluar dari dapur. "Mandi dulu lalu turun sarapan. Aku yang masak hari ini!"

Mingyu mengernyit. Lelaki itu berbalik dan berdiri cukup lama memperhatikan istrinya yang terbalut apron dengan rapi. Sekilas matanya melirik dapur dengan cemas. Ah, dapurnya nampak masih baik-baik saja.

The Sweetest Disaster • meanie gs [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang