25. New Baby!

9.9K 767 145
                                    

"Daddy! Bayinya sudah lahir?!"

"Belum, Wonmi. Mungkin beberapa hari lagi."

Setelahnya terdengar lenguhan kecewa, disusul tawa pelan sang ayah yang sedang disibukkan dengan beberapa kemasan makanan kucing. Mingyu melepaskan handglove seraya berdiri sembari mengibaskan telapaknya, mendatangi Wonmi yang masih berdiri di ambang pintu halaman belakang dengan melengkungkan bibirnya pundung.

Setiap pagi, entah itu sebelum atau setelah pulang dari sekolah, Wonmi pasti akan berlari menghampiri ayahnya yang sedang mengurusi para kucing di halaman belakang. Bukan tanpa alasan. Gadis cilik itu begitu tak sabaran menyapa kucing-kucing baru sebab salah satu kucing betina miliknya hamil sejak dua bulan lalu, dan ayahnya berkata bahwa kemungkinan bayi-bayi kucing akan lahir dalam waktu dekat.

"Wonmi! Ayo berangkat!"

Seruan Jeonghan dari dalam rumah lantang terdengar, sehingga Mingyu yang kini berlutut merapikan pakaian Wonmi pun berdiri dan menggandeng si gadis kecil masuk ke dalam.

"Wonmi, kau melupakan bekalmu."

Ketika melintasi dapur, Wonwoo nampak menghampiri dan memasukkan box sarapan ke dalam tas si kecil.

"Kau yang memasak?" tanya Mingyu.

"Tentu saja."

Mingyu kemudian berbisik kepada Wonmi. "Telepon daddy jika nanti kau sakit perut." ujarnya, yang seketika mendapat cubitan keras dari Wonwoo.

"Cepat. Bibimu sudah menunggu di depan."

Wonmi mengangguk pada ibunya dengan senyum mengembang. "Aku pergi, Mommy! Aku mencintaimu!" usai memeluk sang ibu, gadis kecil itu berlari keluar--

"Tunggu, lalu bagaimana dengan Daddy?!"

--namun mengabaikan dan meninggalkan ayahnya begitu saja.

"Semua anak perempuan lebih menyayangi ayahnya, tapi sepertinya sekarang tidak berlaku untuk Wonmi." Wonwoo menyunggingkan senyum kecil seraya kembali menyibukkan diri pada pantry. Seketika Mingyu mendengus remeh, bersandar di dekat wanita itu sembari menyedekap tangan, terus menujukan pandangan pada istrinya dengan lamat.

"Dia sekarang mungkin lebih menyayangimu karena tak sabar menunggu adik laki-laki. Ah, atau mungkin karena... kau semakin galak akhir-akhir ini."

Wonwoo seolah-olah tak mendengar, merapikan barang dalam pantry tanpa acuh pada Mingyu di dekatnya.

"Mengabaikanku, hum?"

"Jam berapa kau akan pergi bekerja?"

Mingyu nampak berpikir sejenak, selanjutnya menatap Wonwoo meminta belas kasihan. "Sepertinya aku tidak enak badan."

Sontak Wonwoo mengerling sinis sekilas, meninggalkan pantry untuk memindahkan beberapa barang ke dalam refrigerator.

"Mengabaikanku lagi?"

Wonwoo menutup pintu refrigerator dengan beberapa kontainer kosong di tangan, mengecup bibir Mingyu sekilas dan mengibaskan debu pada dada pria itu sebelum melenggang kembali untuk membersihkan dapur. "Sekarang sudah sembuh. Ganti pakaianmu dan pergilah."

Mingyu tertawa kecil, masih melekatkan pandangan pada Wonwoo yang beberapa kali mondar-mandir di hadapannya. "Ketahuilah meeting itu membosankan. Pekerjaan tak begitu penting, kau tahu?"

"Kau bukan Bill Gates." Wonwoo menyindir.

"Hey. Tabunganku cukup untuk membawamu berlibur ke Amerika."

"Mingyu, berhenti omong kosong sekarang dan pergilah bekerja."

"Tapi aku sudah menelpon ibuku dan berkata bahwa aku yang akan menemani pemeriksaanmu ke dokter hari ini."

The Sweetest Disaster • meanie gs [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang