06 : Tamparan

27.3K 1.4K 64
                                    

"terima kasih, karena telah membuat luka di hati."






Toufan memeriksa kertas kertas yang berserakan dimeja. Beginilah susahnya me jadi seorang Ketua Osis,
banyak kertas yang harus ia periksa dan banyak kegiatan yang harus dia urus. Ah! Kepalanya serasa ingin pecah.

"TOUFAN LO DIMANA SAYANG?" Suara menggelegar itu merupakan suara Boy, sedangkan Marko hanya menutup telinganya disamping Boy.

"Gak usah teriak juga, Anjing!!!"

"Widih nge-gas, selow mas. Btw, gue itu manusia bukan Anjing."

"Lo ngapain disini?" Nada suara Toufan sedang tidak bersahabat. Kepalanya pusing dan suara Boy sanagt mengganggunya, lengkap sudah penderitaan nya.

"Kita tuh mau ngap--" sebelum melanjutkan ucapannya, Marko menutup mulut Boy dengan kedua tangannya. "Lo dipanggil Bu Wiwin di Bk." Ujar Marko, Boy berhasil melepaskan tangan Marko yang bau sambal itu dari mulut nya.

"Gue, dipanggil Bu Wiwin? Gue?" Tanya Toufan seolah olah dia tidak percaya bahwa memang dirinya yang dipanggil ke BK.

"Cepet sono! Sebelum Bu Wiwin keluar tanduknya." Ujar Marko diselingi dengan candaan. Toufan dengan secepat kilat, keluar dari ruang OSIS untuk menuju ruang BK.

Di koridor, banyak siswi yang menyapa Toufan. Namun cowok itu hanya diam dan tidak berniat membalas sapaan mereka. Sesampainya di Bk, Toufan dikejutkan oleh satu hal. Gadisnya sedang duduk dihadapan Bu Wiwin yang wajahnya merah padam menahan emosi.

"Permisi, Bu Wiwin manggil saya?" Bu Wiwin mengangguk sebagai jawaban. Ia menyuruh Toufan duduk disamping Tiffani. "Ada apa ya Bu?" Toufan benar benar penasaran, apa tujuan Bu Wiwin memanggil nya ke ruang BK.

"Saya mau kamu menghukum Tiffani. Dia sudah membuat banyak pelanggaran hari ini. Hukum Tiffani sampai dia kapok dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Saya capek ngurusin murid semacam Tiffani." Keluh Bu Wiwin, beliau memijat pangkal hidung nya.

"Bu, kalau capek gak usah ngurusin saya. Kasian nanti Bu Wiwin berat badannya turun gara gara banyak pikiran." Bu Wiwin membulatkan matanya mendengar ucapan Tiffani. Toufan pun begitu, ia segera menutup mulut Tiffani dengan kedua tangannya.

"Iya Bu, saya bakalan hukum Tiffani. Kami permisi Bu." Pamit Toufan, ia segera membawa Tiffani keluar dari ruangan BK.

"Lo apa-apaan sih? Tangan Lo bau gak enak goblok!" Toufan memelototkan matanya, ucapan frontal keluar saja dari bibir Tiffani.

"Apa? Mau marah? Bodoamat. Mulai sekarang kita putus, dan gue sama Lo gak ada hubungan apa-apa lagi. Satu lagi, anggap aja kita gak saling kenal." Setelah mengucapkan itu, Tiffani pergi dari hadapan Toufan. Namun lelaki itu justru tersenyum misterius layaknya psikopat.

"Kamu gak akan pernah bisa lepas dari aku, Tiffani. Dan liat aja apa yang aku lakuin ke kamu." Gumam Toufan dengan smirk andalannya.

💠

Tiffani tak henti hentinya melompat kegirangan. Akhirnya ia bisa terbebas dari Ketos Sinting itu. "Kenapa gak gue lakuin dari awal aja, kenapa baru gue lakuin sekarang? Bodo ah yang penting gue udah putus sama tuh Ketos Sinting." Gadis itu terus tersenyum sepanjang langkahnya menuju kelas. Dan pada saat masuk kelas, Hillary dibuat terkejut dengan perilaku sahabatnya.

"Tif, Lo sehat?"

"Alhamdulillah, sehat."

My Lovely Bad Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang