20 : Murid Baru

19.4K 854 15
                                    

Happy 20 part🎉
Maapkan Cecil yang tadi malam ga update🙈
Cecil ketiduran jadi lupa kalau mau Doble update, maapkan daku😸
Tapi sekarang gue update pagi-pagi udah kayak sarapan. Silahkan dibaca:)

Vote komen:)

Tiffani duduk di ruangan Toufan dan merebahkan dirinya di sofa. Perayaan Ultah Sekolah menurutnya sangat seru, apalagi ada DJ ganteng untuk memeriahkan puncak acara. Toufan datang dan membawa sebotol minuman dingin untuk menyegarkan Tiffani. "Uhhh seger." Ujar Tiffani setelah meneguk minuman itu.

"Capek?"

"Banget, tapi seru!"

"Mau pulang atau mu bantu-bantu?"

"Pulang lah. Aku capek kok." Toufan terkekeh lalu menggandeng tangan Tiffani menuju parkiran. Suasana sekolah mulai sepi, hanya ada Anggota OSIS yang akan membersihkan aula bekas acara.

"Aku pulang sendiri aja deh."

"Gak! Kamu harus pulang sama aku!" Tiffani mendengus.

"Nanti kamu bolak-balik, kasian kamunya."

"Demi kamu mah, aku rela." Ujar Toufan, Tiffani tertawa renyah dan memukul bahu lelaki itu. Gadis itu menatap Senja yang sebentar lagi akan sirna dan digantikan oleh bulan.

"Ayo balik, udah mau gelap nih. Jangan gombal Mulu." Toufan mengangguk dan mulai menjalankan mobilnya.

"Mmm... Fan?"

"Hm?"

"Kalau misalnya aku ninggalin kamu, kamu bakal ngapain?" Seketika Toufan meng-rem mendadak membuat kening Tiffani terantuk dashboard. "Kamu bakal ninggalin aku?" Tanya Toufan dengan nada dingin, membuat suasana mobil terasa mencekam.

"Bbu--kannya gitu Aku cuma--"

"Sampai kapanpun kamu gak bakal bisa ninggalin aku. Ngerti?!" Toufan menatap tajam Tiffani.

"Fan, tuhan punya cara tersendiri. Jika kedua manusia gak jodoh, mereka bakal dipisahin. Jika manusia itu berjodoh, maka mereka akan didekatkan. Kita gak tau kan, apa yang terjadi sama hubungan kita ke depannya."

"Tapi, kamu udah punya niat buat ninggalin aku kan?!"

"Tadi kan aku ngomong 'misalnya', berarti itu perumpamaan Fan." Seakan tak mendengar, Toufan hanya diam dan kembali menjalankan mobilnya.

Setelah sampai dirumah Tiffani, gadis itu keluar dari mobil Toufan, dan saat hendak mengucapkan terima kasih, Toufan terlebih dulu melaju. Ngambekan! Batin Tiffani kesal.

Gadis itu merebahkan tubuhnya di kasur, memikirkan semua hal yang ia lakukan setengah hari ini. Sungguh, hanya Toufan yang mampu membuat dirinya nyaman, hanya Toufan yang bisa membuat dirinya tersenyum, dan hanya Toufan yang membuat Tiffani mengerti tentang cinta.

Apakah saat di mobil dirinya salah bicara sampai Toufan bersikap dingin setelahnya? Tiffani mengehela nafas. Pertama kalinya semenjak mereka berpacaran Toufan bersikap dingin kepadanya. Sebegitukah Toufan mencintainya sampai-sampai tidak ingin ditinggalkan?

Tiffani mengacak rambutnya dan mulai mengganti baju santai. Setelah itu, Tiffani mengecek ponselnya dan tak ada satupun notif dari Toufan.

Tiffani mencari kontak Hillary diponselnya, dan mulai menghubungi sahabat kecilnya. "Hallo Hil,"

"Kenapa Tif? Tumben telepon."

"Gue mau curhat nih. Jadi Toufan ngambek Sama gue."

"Lah, kok bisa?"

My Lovely Bad Girl [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang