4

4.9K 170 4
                                    

"Sekarang kita pilih tempat untuk belajar barengnya, kira-kira lo tahu tempat yang bagus buat belajar bareng?" tanya Vienna pada Paramartha.

Merasa kesal karena tidak ada jawaban dari Paramartha. Vienna segera bangkit dari kursi perpustakaan, tetapi sebelum itu teejadi, Pram sudah menahan tangannya.

"Lo kok gitu aja ngambek, sih," ucap Paramartha.

"Gimana gue gak ngambek dari tadi gue kayak ngomong sama patung tau gak sih lo," kesal Vienna sambil terus menatap Paramartha.

"Ya maaf gue gak biasa aja akrab sama orang yang baru kenal."

"Lo yang minta gue supaya jadi partner belajar lo, gimana kita bisa jadi partner belajar yang baik kalau lo gak bisa akrab sama gue." Vienna sedikit meninggikan suara.

"Iya maafin gue deh, gue udah bikin lo kesal. Maaf ya," balas Paramartha sambil memasang wajah bersalah.

"Iya gue maafin, awas lo gitu lagi. Gue gak bakal mau jadi partner belajar lo," ucap Vienna memasang wajah marah.

"Oh, iya nama lo siapa?" tanya Paramartha mengalihkan pembicaraan.

"Kenalin nama gue Vienna Putri Argantara." jawab Vienna yang masih merasa kesal.

"Gak usah nama panjang juga kali, tapi kok nama belakang lo sama kayak Vinno tim basket gue. Lo adiknya Vinno?"

"Iya gue adiknya Vinno, kenapa?"

Adik sama kakak gak jauh beda, sama-sama ngeselin. ucap Paramartha dalam hati.

"Kenapa lo diem aja, ada masalah?" tanya Vienna lagi.

"Enggak kok, cuma nanya doang."

"Gue tau tempat yang bagus buat belajar bareng," celetuk Paramartha tiba-tiba.

"Dimana?" tanya Vienna penasaran.

"Ciee udah gak ngambek lagi," goda Paramartha.

"Ish, lo tu ngeselin banget sih,"  Vienna memukul lengan Paramartha. Pria itu lebih menyebalkan dari yang ia kira.

"Udah dong mukulnya sakit, nih," Paramartha meringis.

"Emang dimana, Pram?" tanya Vienna lagi

"Pram? Lo kok gak manggil gue kak sih?" tanya Paramartha.

"Yaelah beda setahun doang, gaya lo mau gue panggil kakak."

"Dasar gak sopan, debat sama lo gak bakal ada ujungnya" ucap Paramartha mulai kesal.

"Tu tau, jadi dimana ni tempat belajar barengnya?" tanya Vienna.

"Rumah lo," Paramartha

"Rumah gue, kenapa?" tanya Vienna lagi.

"Iya, menurut gue itu tempat paling bagus terus nyaman. Gimana, lo setuju?" tanya Paramartha.

"Iya deh, jadi kapan mulai belajar barengnya?" tanya Vienna.

"Nanti malem gimana? soalnya gue bentar lagi ujian."

"Oke, gue bisa. Sampai ketemu nanti malem," Vienna bersiap beranjak dari tempat duduknya.

"Eh, gue gak tau rumah lo," ucap Paramartha.

"Lo kan satu tim basket sama kakak gue, tanya dia aja. Bye," balas Vienna sambil berjalan meninggalkan perpustakaan.

                          ***

Vienna yang sedang asyik menonton TV merasa terganggu karena kakaknya yang terus memanggilnya.

"Na, sini bentar gue mau ngomong sama lo," teriak Vinno dari dalam kamar.

"Iya ini udah, mau ngomong apa?" tanya Vienna saat sudah berada di dalam kamar Vinno.

"Lo ada apa-apa ya sama Pram? soalnya dia nanya alamat rumah kita," tanya Vinno menunggu jawaban Vienna.

"Enggak, tapi Pram emang mau kesini mau belajar bareng," jawab Vienna.

"Sejak kapan lo belajar bareng sama Pram?" tanya Vinno lagi.

"Sejak hari ini, udah ah gue mau lanjut nonton dulu," ucap Vienna lalu beranjak dari sana.

Ketika Vienna akan duduk di sofa ia mendengar bel rumahnya berbunyi. Ia yakin itu pasti Pram, tetapi saat sudah membuka pintu Vienna membelakan matanya.

SIAPA YA YANG DATENG?

JANGAN LUPA VOTE

Fall In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang