12

3.5K 121 1
                                    

Vienna melirik Vinno yang sedang menyetir. Ia merasa heran melihat kakaknya yang terus senyum-senyum tidak jelas.

"Lo gak capek apa kak senyum terus dari tadi, gue tau lo lagi bahagia karena udah pacaran sama Laura. Tapi gak usah senyam-senyum gak jelas gitu, gue takut lo nanti dikira udah gak waras," ucap Vienna.

"Gini nih kalau orang sirik gak punya pacar," balas Vinno yang membuat Vienna mengerucutkan bibirnya.

"Enak aja lo kalau ngomong, perlu gue sebutin siapa aja yang suka sama gue," ucap Vienna sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Iya iya deh, gue akuin lo emang cantik," balas Vinno sambil tersenyum masam.

"Na, kok di acara ulang tahun tadi gue perhatiin lo kayak jaga jarak sama Pram."

DEG

Vienna yang mendengar itu bingung harus menjawab apa "Iya, kan dia lagi sama temannya masa gue deketin. Gimana sih lo kak," balas Vienna sambil memainkan jari-jari tangannya. Vinno hanya menganggukkan kepala tanda mengerti.

Sesampainya di rumah Vienna dan Vinno melihat Papa dan
Mama-nya sedang menonton televisi bersama di ruang keluarga.

"Anak Mama udah pulang, gimana seru gak acara ulang tahunnya?" tanya Mama-nya.

Vienna dan Vinno ikut duduk di sofa bersama kedua orang tuanya "Seru banget, Ma. Coba Mama ikut pasti tambah seru," balas Vinno.

"Itu kan acara untuk anak muda masa Mama ikut sih," ucap Mama-nya sambil mengelus kepala Vinno.

"Tapi bagi Papa, Mama masih cocok kok datang ke acara itu," ucap Papa menimpali.

"Kenapa bisa gitu, Pa?" tanya Vinno.

"Kamu gak liat, Vin. Mama kamu masih keliahatan muda gini," jawab Papa.

"Papa apaan sih, kok jadi ngegombal, kalau gitu Vienna ke kamar dulu ya," ucap Vienna yang merasa geli dengan kelakuan Papa-nya.

"Adik kamu kenapa tu, Vin. Kayaknya mood-nya lagi gak bagus?" tanya Mama

"Gak tau deh tu, Ma. Dari tadi udah kayak gitu," balas Vinno.

Setelah mandi, Vienna memakai piyamanya yang bergambar hello kitty dan bersiap untuk tidur. Saat sudah memejamkan matanya ia mengingat wajah Paramartha.

"Kenapa lo selalu ada di pikiran gue Pram," gumam Vienna yang merasa frustasi, masih dengan memejamkan matanya yang mengeluarkan air mata.

***

Vienna mulai bersekolah kembali. ia memasuki kelas dan melihat Laura sedang memasang wajah sedih. Vienna bertanya kepada Rena dan Vika "Kenapa tuh si Laura kok diem aja dari tadi?"

"Gak tau dari tadi diem mulu, gue tanyain cuma bilang gak kenapa," jelas Vika.

"Coba lo yang nanyain, Na. Lo kan yang paling dekat sama dia." Rena ikut menimpali. Vienna hanya menganggukan kepalanya.

"La, lo kenapa?  Kok diem aja dari tadi," tanya Vienna.

"Vinno besok mau graduation, gue pasti bakal jarang ketemu dia," jelas Laura.

"Yaelah La, gue kira apaan ternyata itu yang dari tadi lo pikirin," jawab Vienna sambil terkekeh pelan.

"Gini ya, La. Walaupun lo gak ketemu Vinno di sekolah. Lo kan masih bisa ketemu di luar sekolah. Contohnya lo main ke rumah gue, lo bisa ketemu Vinno atau Vinno yang main ke rumah lo," jelas Vienna sambil tersenyum.

Laura yang mendengar itu merasa malu karena memikirkan hal yang seharusnya tidak dipikirkan. Cinta membuat ia hilang akal dan tidak mau jauh-jauh dari Vinno.

"Makasi ya, Na. Gak salah gue cerita sama lo. Maaf ya gue tadi buat kalian khawatir," ucap Laura merasa bersalah.

"Santai aja lagi kita ngerti kok cinta lo ke Vinno ngalahin cinta gue ke Alex," ucap Rena menaikkan alisnya.

"Udah dong jangan buat gue malu lagi," ucapnya sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

Vienna, Rena, dan Vika hanya terkekeh pelan melihat tingkah sahabatnya itu.

Fall In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang