"Hai, Na" sapa sahabat-sahabatnya dengan gembira.
"Hai, kok gak bilang-bilang pada mau main ke rumah?" tanya Vienna.
"Kita gak di izinin masuk dulu nih?" tanya Laura.
"Gue sampai lupa, ayo masuk. Pintu rumah gue selalu terbuka buat kalian," balas Vienna sedikit membungkukan badan mempersilakan masuk.
"Eh, ada tamu rupanya," ucap Mama Vienna yang datang dari arah dapur.
"Iya Tante lagi pengen main aja, sekalian pengen ngeliat Tante yang cantik ini," ucap Bayu mencoba menggoda Mama Vienna.
"Kamu bisa aja, udah pinter gombal nih," balas Mama Vienna sambil memberikan beberapa potong cake dan juga minuman.
"Lo mah gak cukup anaknya Mama-nya pun lo gombalin" timpal Adit. Semua yang mendengar itu hanya terkekeh pelan.
"Silakan dinikmati semuanya," ucap Mama Vienna.
"Makasi Tante," jawab mereka bersamaan.
"Ciee ada yang udah baikan ni," sindir Vienna pada Rena yang datang bersama pacarnya, Alex.
"Iya udah, kan dari saran lo semua kalau punya masalah harus di omongin baik-baik," balas Rena.
"Gitu dong jangan sedih-sedih lagi," timpal Adit sambil menatap Alex.
"Dan lo Lex awas aja lo nyakitin Rena habis lo sama gue," ucap Adit dengan nada mengacam.
"Iya gue gak bakal nyakitin Rena kok dit, gue kan sayang sama dia. Ya, kan sayang?" tanya Alex sambil mengelus sayang kepala Rena. Rena yang mendengar itu hanya tersipu malu.
"Kak Vinno mana, Na?" tanya Laura.
"Di kamar lagi ngerjain tugas sekolah. Kenapa, La? " tanya Vienna.
"Enggak cuma nanya aja," jawab Laura.
"Bau-bau orang lagi jatuh cinta nih," Bayu menimpali.
"Apaan si lo, Yu. Garing banget," sahut Laura kesal.
***
Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit akhirnya Paramartha sampai di rumah Vienna.
Paramartha pun turun dari mobil mewahnya dan menekan bel rumah Vienna.
Saat akan menekan bel lagi pintu itu terbuka. Di sana terlihat wanita paruh baya yang masih cantik di usianya yang tidak muda lagi.
"Malem, Tante," sapa Paramartha.
"Malem, temannya Vienna ya silakan masuk," ucap Mama Vienna sambil tersenyum.
"Makasi, Tante," balas Paramartha dengan tersenyum ramah.
"Vienna temenya dateng nih," panggil Mama-nya.
Semua yang berada di ruang tamu saling melempar tatapan bertanya sambil terus menatap Paramartha.
"Kak Pram kok bisa di sini?" tanya Vika.
"Mau belajar bareng sama Vienna," jawab Paramartha
"Na, lo belajar bareng kak Pram sekarang?" tanya Laura
"Iya." hanya itu yang keluar dari mulut Vienna.
"Kalau kita di sini nanti ganggu belajar kalian dong," ucap Vika.
"Enggak kok, Vi. Gue pulang aja, gak enak ganggu acara kalian," balas Paramartha. Paramartha yang hendak pergi dipanggil Vienna.
"Jangan, Pram. Lo kan udah dateng jauh-jauh masa pergi gitu aja, biar kita belajarnya di ruang belajar aja," ucap Vienna merasa tidak enak jika Pramartha pulang begitu saja.
"Maaf ya temen-temen gue tinggal sebentar, gue mau belajar bareng Pram dulu kalau udah selesai gue ke sini lagi kok," ucapnya yang tidak enak hati meninggalkan teman-temannya.
"Iya gak kenapa kok, lagian kita ramai-ramai disini ntar juga pulang. Lo temenin kak Pram belajar aja," balas Laura.
Di ruang belajar Paramartha hanya diam sambil menunggu Vienna yang sedang mengambil cake dan minuman untuknya.
"Ini ruangan belajar lo, Na?" tanya Paramartha.
"Iya," jawab Vienna cuek sambil mengambil sepotong cake.
"Lo mau belajar apa sekarang?" tanya Vienna.
Paramartha menatap Vienna dan semakin mendekatinya. Vienna yang tidak mengerti menatap Pram dengan bingung.
"Ke-napa?" tanya Vienna gugup.
Pram menyentuh sudut bibir Vienna "Ada sisa cake di bibir lo," jawab Paramartha sambil terus menatap Vienna.
"Ah, ya makasi," balas Vienna sambil tersenyum kikuk
Kenapa gue jadi deg deg'an gini ditatap Pram. Batin Vienna.
***
"Akhirnya bisa juga ngejawab soal susah ini berkat lo, Pram," ucap Vienna sambil tersenyum ke arah Paramartha.
"Gak nyesel kan lo jadi partner belajar gue?" sahut Paramartha berbangga diri.
"Iya gue akuin kemampuan akademik lo," balas Vienna
"Gue juga thanks ya udah bantuin gue jawab soal itu, ini alasan gue ngajak lo jadi partner belajar gue," ucap Pram sambil menatap Vienna.
"Udah malem nih teman gue juga udah pada pulang tadi, lo gak pulang?" tanya Vienna.
"Ngusir nih ceritanya," balas Paramartha.
"Gak gitu maksud gue, kalau lo mau nginep juga gak kenapa," sahut Vienna.
"Beneran boleh nginep?" goda Paramartha.
"Whatever," balas Vienna sambil mengendikan bahunya.
"Gue sebenernya mau aja nginep tapi gue takut," ucap Paramartha.
"Hah! takut sama apa? Kakak gue?" tanya Vienna.
"Bukan," balas Paramartha.
"Terus takut apa dong?" tanya Vienna dengan penasaran.
"Gue takut kalau kelamaan dekat lo gue bisa terpesona sama lo," ucap Paramartha yang membuat wajah Vienna menjadi tegang.
"Gue cuma bercanda, kok lo jadi tegang banget sih, Na?"
"Jangan bercanda kayak gitu lagi deh," ucap Vienna dengan nada serius
"Emang kenapa?" tanya Paramartha.
Gue takut baper sama lo Pram. Ucap Vienna dalam hati.
"Tau ah bercanda mulu lo," kesal Vienna
"Yaudah gue pulang dulu, jangan marah-marah lagi lo," ucap Paramartha sambil mencubit hidung Vienna gemas.
Vienna'nya baper tuh 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall In Love ✔
Teen FictionApa yang akan terjadi jika cowok cuek ketemu sama cewek cuek ? # 29 - cuek 09.08.18 #675 - fiksiremaja 20.08.18