35

3.4K 96 4
                                    

Bel rumah Vinno berbunyi ia segera membukakan pintu. melihat Laura disana ia menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah.

"Kok gak bilang-bilang kalau mau kesini." Ucap Vinno duduk di samping Laura.

"Aku gak ada rencana main ke rumah kamu makanya gak bilang dulu. Aku lagi sendiri di rumah jadinya aku kesini deh."

"Kenapa gak bilang, kan aku bisa kesana nyamperin kamu," balas Vinno sambil mengelus kepala Laura.

"Sekali-kali aku yang nyamperin kamu, jangan kamu terus yang nyamperin aku," sahut Laura. Mendengar itu Vinno mengecup kening Laura.

"Vienna mana? belum pulang juga," tanya Laura yang tidak melihat keberadaan Vienna.

"Belum, katanya masih di rumah Pram."

Laura menyenderkan kepalanya di bahu Vinno, mereka berdua sedang menonton TV. "Vin, Mama sama Papa kamu lagi gak ada di rumah ya."

"Iya, mereka lagi keluar sebentar."

"Vin " panggil Laura.

"Kenapa sayang?"

"Seminggu lagi kamu udah kelulusan berarti kita bakal pisah dong."

Vinno langsung menatap Laura dan menangkup kedua pipinya "Bukan pisah sayang, kita cuma gak bisa ketemu di kampus aja."

"Sama aja, ini yang bikin aku gak suka pacaran sama kakak tingkat."

"Kenapa bisa gak suka?" tanya Vinno penasaran.

"Iya karena kita gak bisa barengan. Kalau kelulusan kayak gini pasti kamu duluan," jelas Laura.

Melihat Laura merajuk seperti ini membuat Vinno gemas dan mengecup kedua pipi Laura. "Kamu cinta banget sama aku sampai gak mau pisah gini, padahal pisahnya cuma karena aku lulus duluan."

"Menurut kamu?" sahut Laura kesal.

Vinno terkekeh pelan dan membawa Laura kepelukannya "I love you," ucap Vinno mengelus punggung Laura. Laura semakin mengeratkan pelukannya.

***

"Tante, Vienna pulang dulu ya udah malem," pamit Vienna.

"Padahal Tante pengennya kamu lebih lama lagi di sini," balas Mama Paramartha sedikit kecewa.

"Mama tenang aja, nanti juga Vienna bakal sering nemenin Mama," ujar Paramartha

"Kenapa bisa gitu, Pram?" tanya Mamanya bingung.

"Kan Vienna bakal jadi menantu Mama," sahut Paramartha yang membuat Mamanya tersenyum. Sedangkan Vienna mematung karena terkejut dengan perkataan Paramartha barusan.

Paramartha menyenggol lengan Vienna. "Gak usah kaget gitu."

Vienna membalasnya dengan tersenyum malu. "Kalau gitu Vienna pulang dulu, Tante."

"Iya hati-hati calon menantu," balas Mama Paramartha sambil terkekeh pelan.

Sebelum keluar rumah untuk mengantar Vienna, Paramartha menoleh ke belakang dan memberikan Mamanya acungan jempol karena sudah membuat kedua pipi Vienna memerah karena malu.

***

"Kamu mau mampir dulu, Pram?" tanya Vienna saat mereka sudah sampai di rumahnya.

"Iya, pengen ketemu Vinno dulu."

Vienna dan Paramartha masuk ke dalam. Kedua mata mereka melotot saat melihat Vinno dan Laura sedang berciuman. Paramartha langsung menarik tangan Vienna. "Kita tunggu di sini aja sampai mereka selesai," ucap Paramartha.

"Kenapa kita gak ganggu mereka aja."

"Kamu pikir enak diganggu kalau lagi ciuman," balas Paramartha.

"Tapi kan mereka pernah gangguin kita juga, Pram. Kita gangguin mereka balik aja."

"Sayang Kita bukan mereka, gak usah aneh-aneh deh," sahut Paramartha.

"Si Vinno jago juga ya sampai bikin Laura kehabisan napas gitu," puji Paramartha sambil tersenyum ke arah Vienna.

"Mereka udah selesai tuh, yang. Ayo masuk," balas Vienna.

Mereka berdua memasuki rumah seolah tidak melihat apa-apa "Hai, Vin," sapa Paramartha yang duduk di sofa dan. diikuti oleh Vienna.

"Hai, Bro," balas Vinno sambil tersenyum.

"Enak banget ya, Vin," ucap Paramartha mengangkat kedua alisnya.

Vinno dan Laura saling bertatapan.

"Enak apanya? gue gak ngerti."

"Enak bisa berduan sampai bibir Laura bengkak gitu," sahut Vienna menimpali.

"Bi..bir gue bengkak," ucap Laura gugup.

"Gak usah pura-pura gitu lo berdua, lo tadi ngeliat gue ciuman kan," ucap Vinno memicingkan matanya.

"Santai Bro, kita cuma ngintip dikit. Ya gak yang," sahut Paramartha melihat ke arah Vienna sambil terkekeh.

"Walaupun kita gak ngeganggu lo ciuman, tapi setidaknya kita bisa ngeliat muka kalian berdua malu kayak gini. Gue anggap kita impas," ucap Vienna sambil tersenyum mengejek.

"Dasar lo, gue kan udah minta maaf soal waktu itu," sahut Vinno merasa kesal melihat senyum mengejek dari Vienna dan juga Paramartha.

"Emang ya orang cuek sekalinya jahil bikin gue pengen nendang lo berdua," sahut Laura tak kalah kesal.

Berhasil membuat Vinno dan Laura merasa kesal mereka berdua pun melakukan high five.












Fall In Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang